Cara Cegah Trauma Akibat Bencana pada Anak, Meski Tak Mengalaminya

3 Oktober 2018 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cara cegah trauma akibat bencana pada anak (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cara cegah trauma akibat bencana pada anak (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bencana seperti gempa dan Tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala tak hanya mencekam bagi mereka yang mengalaminya langsung. Duka, ketakutan bahkan trauma yang ditinggalkannya bisa menghampiri siapa saja, termasuk anak-anak kita.
ADVERTISEMENT
Ya, Moms, arus informasi yang kini semakin mudah diakses oleh siapa saja bisa membuat anak-anak yang tinggal jauh dari lokasi bencana ikut merasa takut. Belum lagi bila anak melihat foto-foto korban yang tidak semestinya tersebar. Hal itu jelas bisa menimbulkan kengerian.
Bila dibiarkan, rasa cemas, takut dan kengerian yang dirasakan anak bisa berkembang menjadi trauma. Karena itu, orang tua perlu mencegahnya. Bagaimana caranya?
Dimulai dari Orang Tua
Siapa yang tidak ngeri akan peristiwa gempa dan Tsunami? Tapi cobalah untuk mengelola emosi Anda sebaik mungkin. Jangan biarkan si kecil melihat dan merasakan kecemasan apalagi ketakutan Anda.
Tentu saja, Anda boleh menunjukkan rasa sedih atau keprihatinan. Namun tetaplah bersikap tenang. Ketenangan Anda akan menular pada si kecil.
Ilustrasi Gempa Bumi (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa Bumi (Foto: Shutter Stock)
Jelaskan Apa itu Gempa dan Tsunami
ADVERTISEMENT
Bila sudah bisa menguasai diri Anda sendiri, bersiaplah, mungkin anak terutama yang sudah lebih besar atau bersekolah akan mulai bertanya apa itu gempa dan Tsunami? Kenapa bencana tersebut bisa terjadi? Hingga mungkin bertanya, apakah ia juga akan mengalami gempa dan Tsunami?
Jelaskanlah pada anak menggunakan kalimat sederhana dan sesuai dengan tingkat pemahamannya. Anda juga bisa membaca panduannya lebih lengkap di sini.
Setelahnya, sampaikan pada anak, bahwa bencana memang bisa datang kapan saja, mengingat kita memang tinggal di daerah yang rawan bencana. Namun, ingatkan anak bahwa ia harus tetap tenang dan percaya semuanya akan baik-baik saja selama ia siaga dan waspada.
Ilustrasi gempa di rumah.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa di rumah. (Foto: Thinkstock)
Pastikan Anak Tahu Apa yang Harus Dilakukannya
ADVERTISEMENT
Jelaskan pada anak, apa yang harus ia lakukan bila terjadi bencana. Persiapan mitigasi bencana di rumah, sangat penting, Moms!
Agar lebih mudah, Anda dapat membantu anak menghapal langkah-langkah kesiagaan dengan lagu anak yang ia sukai, melalui buku cerita atau dengan mainan yang menjelaskan prosedur penyelamatan diri. Sekarang, sudah mulai banyak tersedia, kok.
Mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana, akan membuat anak jauh lebih tenang dan percaya diri.
Ajak anak beraktivitas bersama untuk cegah trauma (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ajak anak beraktivitas bersama untuk cegah trauma (Foto: Shutterstock)
Jalani Hari seperti Biasa
Seusai membahas tentang gempa dan Tsunami, ajaklah anak untuk kembali menjalani hari seperti biasa. Ajak ia melakukan rutinitas seperti sediakala untuk mengalihkan perhatiannya.
Anda juga harus menjaga agar anak tidak lagi melihat foto-foto atau berita terkait bencana yang sekiranya dapat membuat anak merasa cemas kembali. Untuk memastikannya, bila perlu, jelaskan hal ini pada seluruh anggota keluarga yang lain, pengasuh anak maupun guru anak di sekolah yang bisa saja memperlihatkan foto-foto tersebut pada anak.
Ilustrasi anak memberi donasi (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak memberi donasi (Foto: Shutterstock)
Ubah Rasa Takut jadi Aksi Positif
ADVERTISEMENT
Bila anak sudah betul-betul bisa mengatasi rasa takutnya dengan baik, saatnya mengajaknya melakukan aksi positif. Misalnya mengajak anak berdonasi obat-obatan, pakaian, bahan makanan atau menyisihkan uang sakunya untuk membantu korban bencana gempa dan Tsunami.
Jangan lupa, ajak juga anak untuk mendoakan para korban maupun mendoakan keselamatan seluruh bangsa kita.