Berbagai Mitos Seputar Menyusui yang Ibu Boleh Abaikan

29 Maret 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berbagai Mitos Seputar Menyusui yang Ibu Boleh Abaikan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Berbagai Mitos Seputar Menyusui yang Ibu Boleh Abaikan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi yang penting diberikan ibu kepada bayi sejak lahir. Dalam enam bulan pertama kehidupannya, bayi hanya perlu diberi ASI atau dikenal juga dengan ASI eksklusif.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak diketahui bahwa ASI adalah sumber nutrisi terbaik pada awal kehidupan si kecil. Namun, sayangnya masih ada beberapa ibu yang harus berhenti menyusui dini karena tantangan yang dihadapi, atau karena kesalahpahaman tentang informasi yang mereka dapatkan.
Ya Moms, kesalahpahaman seputar menyusui terkadang datang dari informasi-informasi yang sebenarnya belum bisa dipastikan kebenarannya. Apalagi, sebagai ibu baru, Anda juga mungkin mendengar berbagai mitos seputar pengasuhan anak, termasuk menyusui. Dan pada akhirnya, Anda jadi kebingungan sendiri untuk mencerna mana informasi yang benar atau salah.
Ingat ya, Moms, kondisi setiap ibu saat menyusui bayinya bisa berbeda-beda. Agar enggak bingung lagi, yuk pahami berbagai mitos seputar menyusui yang banyak beredar, seperti dikutip dari laman UNICEF.
ADVERTISEMENT

Berbagai Mitos Seputar Menyusui

Ilustrasi menyusui bayi di malam hari. Foto: PR Image Factory/Shutterstock
1. Mitos: Menyusui itu mudah
Fakta: Bayi dilahirkan dengan refleks mencari payudara ibunya. Namun, banyak ibu yang membutuhkan waktu untuk belajar memposisikan bayinya untuk menyusui. Serta, memastikan bayinya sudah melekat dengan benar pada payudara.
Bagi banyak ibu dan bayi, menyusui juga perlu latihan berhari-hari. Menyusui juga memerlukan banyak waktu, sehingga ibu memerlukan ruang dan dukungan di rumah maupun di tempat kerja.
2. Mitos: Menyusui itu sakit dan sakit di puting tidak bisa dihindari
Fakta: Banyak ibu yang merasa tidak nyaman pada beberapa hari pertama setelah melahirkan saat belajar menyusui. Namun, bila ibu mau belajar menyusui dan memastikan bayi melekat dengan benar pada payudara, maka puting lecet dapat dihindari.
ADVERTISEMENT
Jika Anda menghadapi tantangan menyusui seperti puting lecet, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dari konsultan laktasi ya, Moms.
3. Mitos: Puting harus dicuci sebelum menyusui
Fakta: Mencuci puting sebelum menyusui tidak perlu dilakukan. Saat bayi lahir, mereka sudah sangat familiar dengan bau dan suara ibunya sendiri. Puting susu menghasilkan zat yang dapat dicium oleh bayi dan memiliki 'bakteri baik', yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi seumur hidupnya.
4. Mitos: Pisahkan diri dari bayi baru lahir agar ibu bisa beristirahat
Fakta: Dokter maupun bidan biasanya mendorong praktik 'skin-to-skin' segera setelah ibu melahirkan. Ini merupakan praktik yang sangat penting bagi ibu dan bayi, dan membiarkan proses inisiasi menyusu dini (IMD) terjadi.
ADVERTISEMENT
Jika Anda dapat mempraktikkannya dalam waktu satu jam setelah melahirkan dan setelahnya, hal ini dapat membantu memantapkan proses menyusui.
5. Mitos: Olahraga akan memengaruhi rasa ASI
Fakta: Olahraga itu menyehatkan, termasuk untuk ibu menyusui. Tidak ada bukti bahwa berolahraga akan mempengaruhi rasa susu Anda.
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Shutter Stock
6. Mitos: Tidak ada cara lain untuk menyusui selain melakukannya secara langsung
Fakta: Memang Anda sebaiknya disarankan untuk langsung menyusui bayi, setidaknya satu jam setelah kelahiran. Sebab, pada jam-jam pertamanya itu refleks bayi masih sangat kuat. Jika Anda tidak melakukan pelekatan pada bayi segera setelah lahir, lakukan sesegera mungkin setelah Anda bisa memegang si kecil.
Jika Anda memerlukan bantuan untuk menempelkan bayi Anda ke payudara, mintalah dukungan bidan atau suster. Sering-sering juga melakukan kontak kulit ke kulit dan menempelkan bayi ke payudara akan membantu kelancaran proses menyusui.
ADVERTISEMENT
7. Mitos: Bayi tidak boleh menyusu dengan susu formula
Fakta: Kondisi setiap ibu dan bayi di awal-awal kelahiran bisa berbeda. Bagi ibu dan bayi yang tidak mengalami masalah kesehatan, disarankan agar bisa menyusui sesering mungkin agar produksi ASI tetap berjalan.
Tetapi, bila Anda atau bayi mengalami kendala menyusui atau terjadi masalah kesehatan, coba konsultasikan dulu kepada dokter untuk mencari solusi. Bila tidak mungkin memberikan ASI secara langsung, dokter atau ahli laktasi akan membantu membuat rencana terbaik agar bayi tetap mendapatkan susunya. Termasuk kemungkinan dibutuhkannya susu formula atau tidak.
8. Mitos: Ibu tidak boleh menyusui ketika sakit
Fakta: Tergantung pada jenis penyakitnya, Moms. Ibu biasanya dapat terus menyusui saat sedang sakit. Anda perlu memastikan telah mendapatkan perawatan atau pengobatan, istirahat yang cukup, serta makan dan minum yang baik.
ADVERTISEMENT
Dalam banyak kasus, antibodi yang dibuat oleh tubuh Anda justru dapat mengobati penyakit Anda sendiri, kemudian akan diteruskan ke bayi Anda. Sehingga bayi akan membangun pertahanan tubuhnya sendiri.
9. Mitos: Tidak boleh minum obat apa pun ketika sedang menyusui
Fakta: Bila Anda merasakan gejala sakit, penting untuk menginformasikan dokter juga bahwa Anda sedang menyusui. Sebab, beberapa obat ada yang tidak aman untuk dikonsumsi ibu menyusui. Penting juga bagi Anda yang membeli obat tanpa resep untuk membaca petunjuk penggunaan obat apa pun yang dibeli.
10. Mitos: Ibu harus menyapih bayi ketika kembali bekerja
Fakta: Banyak ibu yang nyatanya tetap menyusui setelah kembali bekerja. Anda juga bisa tetap mengupayakan bayi mendapat ASI dengan memompanya, termasuk di rumah maupun di tempat kerja. Kemudian, ASI perah tersebut bisa disimpan di freezer, kemudian dibawa pulang ke rumah sebagai stok bila Anda sudah mulai rutin pergi bekerja.
ADVERTISEMENT
Jika bayi sudah mulai MPASI, Anda juga bisa tetap menjadwalkan si kecil minum ASI yang telah Anda simpan di freezer sebelumnya selama Anda di kantor.