Apa Solusi Pemerintah Dalam Penanganan Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak?

22 Oktober 2022 11:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ginjal. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ginjal. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gangguan ginjal akut misterius pada anak masih menjadi perhatian masyarakat hingga kini. Data Kemenkes per 21 Oktober menyebut bahwa terdapat 241 anak yang menjadi pasien penyakit tersebut dan tersebar di 22 provinsi. Kematian dilaporkan sebanyak 55 persen dari total kasus yang dirawat.
ADVERTISEMENT
Untuk menangani kasus yang masih meningkat, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan beberapa langkah dan kebijakan. Di antaranya mengimpor obat penawar gagal ginjal dan menarik beberapa produk obat sirop yang mengandung zat etilon glikol dari peredaran.
Ya Moms, Jumat (21/10), Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan penyebab gagal ginjal misterius pada anak adalah senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). Keduanya ada di sejumlah obat sirop.
"Sudah jauh lebih pasti (karena EG dan DEG). Karena memang terbukti di anak anak. Jadi darah anak-anak mengandung ini," tutur Menkes di Kemenkes, Jumat (21/10).
Lantas, bagaimana penanganan pemerintah sejauh ini?

Impor Obat Penawar Gagal Ginjal dari Luar Negeri

Dokter mengecek kondisi anak yang dirawat dengan dugaan gagal ginjal akut di RSUP Dr.M.Djamil, Padang, Sumatera Barat, Kamis (20/10/2022). Foto: Iggoy el Fitra/Antara Foto
Pada keterangan pers yang diadakan secara virtual pada Rabu (19/10), juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril mengatakan pihaknya sudah mengimpor antidote atau obat penawar gagal ginjal akut untuk diberikan pada pasien.
ADVERTISEMENT
“Sebagai langkah awal menurunkan fatalitas, RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) sudah membeli penawar untuk diberikan kepada pasien yang sedang dirawat,” jelas Syahril.
Lebih lanjut, Dirut RSCM Lies Dina Liastuti menuturkan bahwa pemberian antidote tersebut dilakukan karena obat yang diberikan pasien sebelumnya kurang memberikan hasil yang memuaskan.
“Berdiskusi dengan pakar dari luar negeri, profesor dari Australia dan UK (Inggris), yang juga memantau Gambia. Ternyata ada zat yang terkadang dalam antidote yang bisa mengikat racun dalam tubuh seseorang,” ungkapnya pada wartawan, dikutip Jumat (21/10).
Untuk hasilnya sendiri, dr. Lies belum bisa memastikan karena periode pemberian obat baru berjalan 48 jam.
“Hasilnya kita tunggu dulu karena baru dua hari, jadi kita masih belum bisa menyampaikan secara pastinya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

Penarikan Obat yang Mengandung Etilen Glikol

Ilustrasi obat sirup. Foto: Shutterstock
Pada Kamis (20/10), BPOM merilis lima obat sirop yang mengandung etilen glikol (EG) di atas ambang batas aman. Kedua zat tersebut menjadi salah satu pemicu gangguan ginjal misterius pada anak. Produk-produk tersebut kini sudah ditarik dari peredarannya.
Kelima produk tersebut yaitu sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
BPOM pun hingga saat ini masih melakukan uji lab pada deretan obat sirop.
“Saat ini sampling dan pengujian masih berjalan. Koordinasi intensif juga masih dilakukan dengan pihak terkait,” jelas keterangan BPOM pada wartawan, Jumat (21/10).
BPOM juga meminta orang tua dari anak yang menjadi pasien gangguan ginjal misterius pada anak untuk menjelaskan obat apa saja yang pernah dikonsumsi anak dan seperti apa efek sampingnya pada pihak dokter. Dengan begitu, BPOM akan melakukan peninjauan lebih lanjut terkait obat-obatan tersebut.
Ya Moms, semoga saja kasus ini bisa ditangani dengan cepat, sehingga jumlah kasus tidak meningkat dan semua pasien bisa mendapat perawatan terbaik agar dapat sembuh.