Anak Tunjukkan Gejala Hepatitis Akut? Jangan Coba-coba Obati Sendiri, Moms!

13 Mei 2022 16:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang tua jangan coba-coba obati sendiri anak yang mengalami gejala hepatitis akut. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Orang tua jangan coba-coba obati sendiri anak yang mengalami gejala hepatitis akut. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Munculnya penyakit hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya membuat banyak orang tua was-was. Apalagi, sebagian besar kasus hepatitis akut yang dilaporkan terjadi pada anak berusia 1-6 tahun.
ADVERTISEMENT
Para ahli juga terus menginformasikan cara pencegahan dan gejala hepatitis akut yang perlu diwaspadai orang tua. Apabila anak menunjukkan tanda-tanda seperti diare, mual, sakit perut, kulit terlihat kuning, buang air kecil berwarna kecokelatan seperti teh, hingga BAB berwarna pucat, bisa jadi itu tanda-tanda terinfeksi hepatitis akut.
Meski begitu, Anda tidak perlu panik dan sebaiknya memahami apa yang harus dilakukan setelah si kecil mengalami gejala-gejala tersebut. Dan yang terpenting, jangan coba-coba untuk mengobati sendiri, Moms!
"Ketika anak mual, diare, langsung pikirkan kemungkinan terburuk dan kita tetap waspada. Juga bantu pemerintah deteksi dini untuk anak kita, tapi jangan lupa paling penting jangan mengobati atau periksa sendiri. Kalau ada gejala mencurigakan segera bawa ke dokter, apakah gejala yang mengkhawatirkan untuk pemeriksaan lebih lanjut atau tidak," jelas Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrologi-Hepatologi di RSIA Bunda Jakarta, DR. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K), dalam program To The Point kumparan: Jaga Anak dari Hepatitis Akut, Jumat (13/5).
Ilustrasi anak sakit. Foto: Shutterstock
Penanganan anak yang diduga mengalami gejala hepatitis akut memang tidak boleh sembarangan. Menurut perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM, sudah ada tata laksana yang dikeluarkan IDI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait prosedur penanganan anak terkait hepatitis akut.
ADVERTISEMENT
"Orang tua harus melihat anaknya, khususnya berusia di bawah 6 tahun dan 10 tahun, sebelum sakit apa pun harus diwaspadai, kira-kira serius apa enggak dan perlukah dibawa ke dokter. Kalau gejalanya mendekati gejala penyakit baru ini, artinya ada diare, sakit perut, matanya kuning, kencingnya berwarna cokelat, BAB pucat, maka harus segera ke RS rujukan yang paling lengkap di sekitar tempat tinggal. Agar bisa ditangani dengan cepat karena tata laksana penting banget," tegas Prof Zubairi.

Disiplin Prokes Sebagai Pencegahan Terkena Hepatitis Akut

Menurut dr. Ariani, munculnya penyakit tersebut di tengah pandemi COVID-19 bisa sekaligus memperkuat lagi protokol kesehatan. Dengan menjalankan prokes yang ketat, penularan hepatitis akut ini tidak akan semakin meluas.
Infografik Waspada Hepatitis Akut pada Anak. Foto: kumparan
Imbauan agar orang tua jangan panik dan cukup waspada turut disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. dr. Nadia menjelaskan, apabila anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan usai menunjukkan gejala seperti hepatitis akut, maka penanganan dapat lebih cepat diberikan dan perburukan kondisinya pun bisa dihindari.
ADVERTISEMENT
"Kalau dibandingkan COVID-19 kematiannya lebih kecil, 80-90 persen sembuh asal tidak telat mendapat penanganan. Kalau ada keluhan mual dan diare segera bawa ke fasilitas kesehatan. Ini memang gejalanya, dan jangan mengira hanya [kulit atau mata terlihat] kuning," kata dr. Nadia.
Menjaga kebersihan diri pada anak-anak juga tak kalah penting, Moms. Setiap membawa si kecil keluar rumah, selalu ingatkan untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan tidak memakai alat makan bersama.
"Menerapkan perilaku higienis dan sanitasi, termasuk protokol kesehatan tetap harus dijalankan selama pandemi karena belum berakhir. Dengan prokes, bisa menghindarkan COVID-19 sekaligus hepatitis akut," tutup dr. Nadia.