5 Asupan Tepat untuk Dukung Perkembangan Anak Usia Batita dan Prasekolah

10 Juni 2021 18:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tips mengoptimalkan perkembangan anak di usia batita dan prasekolah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Tips mengoptimalkan perkembangan anak di usia batita dan prasekolah. Foto: Shutterstock
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di usia emasnya, stimulasi yang tepat dibutuhkan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Dilansir Journal of Child and Adolescent Behaviour yang ditulis Rukmanee Butchon dan Tippawan Liabsuetrakul dari Prince of Songkla University, Thailand (2017), lima tahun pertama merupakan periode penting yang paling berkontribusi dalam kecerdasan anak untuk belajar hal-hal baru, kemampuan sosial, serta emosionalnya yang akan dibawa hingga ia beranjak dewasa.
Selain memberikan stimulasi dengan mengajak anak mengikuti berbagai jenis aktivitas berbeda, memenuhi nutrisi anak setiap harinya juga tidak boleh terlupakan, Moms. Apalagi dari laman Center for Disease Control and Prevention, mengungkapkan bahwa setelah si kecil mulai mengonsumsi MPASI, asupan bergizi seimbang berfungsi memberikan energi untuk dukung aktivitas anak, hingga menurunkan risiko berbagai jenis penyakit. Mulai dari obesitas, diabetes, hingga kanker.
Kemenkes pun sejak beberapa tahun lalu selalu menggalakkan kampanye pemenuhan gizi anak Indonesia untuk mencegah stunting, yakni kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak.
Nah Moms, selain memberikan anak makanan menu lengkap yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan sayur, Anda bisa memenuhi menambahkan beberapa nutrisi ini untuk dukung tumbuh kembang anak balita dan usia prasekolah.

1. Vitamin C

Ilustrasi pepaya Foto: dok.shutterstock
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga membutuhkan asupan vitamin C yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuh. Menurut angka kecukupan gizi (AKG) yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, vitamin C untuk batita usia 1-3 tahun adalah 15 mg per hari, sedangkan anak berusia 4-8 tahun membutuhkan setidaknya 25 mg vitamin C setiap harinya.
Dalam jurnal berjudul Vitamin C: Sources, Functions, Sensing and Analysis yang ditulis Sudha J Devaki dan Reshma L R (2017), disebutkan bahwa antioksidan yang tinggi pada vitamin C akan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Dampaknya, tidak hanya imun tubuh yang kuat, si kecil juga tidak mudah terkena infeksi.
Nah, ada banyak asupan vitamin C yang bisa menjadi pilihan ibu untuk sajian anak seperti dilansir dari laman My Food Data. Mulai dari jeruk, buah berry, pepaya, jambu, kiwi, kale, hingga brokoli. Agar anak tidak bosan dengan makanan yang itu-itu saja, ibu juga bisa mengolahnya sebagai camilan sehat teman bermain anak.

2. Vitamin D

Ilustrasi daging salmon. Foto: Shutterstock
Jurnal The Use of Calcium and Vitamin D in The Management of Osteoporosis dari MenopauseRx, Inc. yang diterbitkan NCBI (2008), mengungkapkan, vitamin D punya banyak manfaat, di antaranya mengoptimalkan kepadatan tulang yang baik bagi pertumbuhan anak sekaligus mencegah risiko penyakit yang berhubungan dengan tulang saat ia dewasa, seperti osteomalacia atau gangguan tulang yang tidak dapat mengeras dan osteoporosis atau kerapuhan tulang.
Tapi bukan itu saja, vitamin D dapat memperkuat sistem imun anak dan mencegah alergi pada anak. Dalam jurnal Vitamin D and The Development of Allergic Disease: How Important Is It? yang ditulis Augusto A. Litonjua et al., dari Harvard Medical School (2016), vitamin D berpotensi menurunkan keparahan asma dan alergi lainnya melalui berbagai mekanisme, termasuk membantu memperkuat sel tubuh, menurunkan respons inflamasi, hingga meningkatkan fungsi paru-paru.
Asupan vitamin D pun harus diperhatikan, Moms. Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang disarankan, anak-anak berusia 1-13 tahun setidaknya harus mendapatkan 600 IU atau 15 mcg vitamin D per hari. Meski dikenal dengan sebutan vitamin ‘sinar matahari’, vitamin D juga bisa dijumpai pada salmon, jamur, minyak ikan cod, keju, hingga kacang-kacangan.

3. Zinc

Daging sapi giling Foto: Shutterstock
Tidak hanya makronutrien, mikronutrien juga tidak kalah penting untuk membantu tumbuh kembang anak di usia emasnya, salah satunya zinc. Menurut jurnal Zinc Treatment to Under-five Children: Applications to Improve Child Survival and Reduce Burden of Disease dari University of British Columbia, Canada (2008), balita berumur 7-36 bulan minimal harus mendapatkan asupan zinc sebanyak 3 mg per harinya, sedangkan anak-anak di bawah 5 tahun harus mengonsumsi setidaknya 10-20 mg per hari.
Dari jurnal yang sama, dijelaskan bahwa zinc dapat membantu meningkatkan aktivitas limfosit, neutrofil, dan makrofag yang bertugas merangsang antibodi untuk melindungi tubuh buah hati dari serangan virus. Lantas, apa saja asupan yang kaya zinc?
Ibu bisa memberikan beberapa jenis makanan seperti daging merah, telur, kacang-kacangan, serta susu dan produk turunannya. Bahkan dilansir laman My Food Data, bahwa daging sapi sudah cukup memenuhi 99 persen asupan zinc untuk setiap 100 gram-nya dengan kandungan zinc mencapai 11 mg.

4. Zat besi

smoothie bayam Foto: Shuttestock
Sudah cukupkah asupan zat besi anak setiap harinya? Menurut laporan Kemenkes nomor 28 tahun 2019, anak berusia 1-3 tahun memerlukan 7 mg zat besi, sedangkan anak berusia 4-6 tahun setidaknya membutuhkan asupan zat besi sebesar 10 mg.
Dilansir jurnal Iron Deficiency and Impaired Child Development yang ditulis oleh John M Pettifor, profesor dari Department of Paediatrics and Child Health, University of the Witwatersrand, (2001), asupan zat besi yang cukup akan membuat berat badan si kecil lebih ideal, mencegah infeksi saluran pernafasan, meningkatkan kesehatan pencernaan, hingga membantu memaksimalkan kognitif dan motoriknya.
Jangan bingung mempersiapkan makanan yang mengandung zat besi, Anda bisa menyajikan makanan yang terbuat dari bayam, hati ayam, daging merah, hingga quinoa sebagai alternatif asupan si kecil. Bahkan menurut FoodData Central dari United States Department of Agriculture (USDA), bayam sudah bisa membantu memenuhi 15 persen asupan zat besi anak, lho.

5. Probiotik dan Prebiotik

greek yoghurt Foto: Shutter Stock
Sama-sama punya manfaat baik untuk mendukung tumbuh kembang dan eksplorasi anak di usia balita dan prasekolah, probiotik dan prebiotik ternyata punya fungsi yang berbeda. Berdasarkan jurnal Probiotics and Prebiotics dari Martin H Floch di Yale University School of Medicine New Haven (2014), pengertian probiotik adalah bakteri baik pada makanan atau suplemen yang berfungsi meningkatkan kesehatan tubuh, terutama di saluran cerna. Sedangkan prebiotik biasanya berupa serat sebagai makanan bagi bakteri baik yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan.
Sebuah penelitian dari Dr Eamonn M. M. Quigley, Divisi Gastroenterology & Hepatology, Houston Methodist Hospital, berjudul Gut Bacteria in Health and Disease (2013), mengemukakan fakta bahwa bakteri baik yang ada di dalam usus bisa membantu menjaga kekebalan tubuh, meningkatkan kesehatan psikis, serta mencegah obesitas pada anak.
Selain memberikan makanan yang bernutrisi, pastikan juga asupan sukrosa atau gula jangan sampai berlebihan. Bukan tanpa alasan, menurut penelitian yang dipublikasikan laman jurnal American Heart Association, dengan judul Added Sugars and Cardiovascular Disease Risk in Children: A Scientific Statement From the American Heart Association (2016), konsumsi gula yang berlebih pada anak berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit berbahaya seperti penyakit jantung.
Dari jurnal yang sama, kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula juga berpengaruh terhadap meningkatnya Indeks Massa Tubuh (IMT) anak yang dapat berujung pada risiko obesitas. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk mulai melindungi si kecil dengan membiasakan asupan yang rendah atau bebas sukrosa.
Nah, selain dari makanan bergizi yang kita sajikan setiap hari, orang tua juga bisa menjadi bagian dari #BundaBangga dan #LindungiLangkahEksplorasi Si Buah Hati di masa Toddler dan Prasekolah.
DANCOW 1+ Nutritods dengan kandungan vitamin D, Zat Besi, tinggi kalsium dan protein, Omega 3 dan 6, serat pangan inulin, Lactobacillus rhamnosus, dan 0 gram sukrosa. Foto: Dok. Dancow
DANCOW 1+ Nutritods merupakan susu pertumbuhan yang diformulasi khusus untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun dengan lebih banyak laktosa dibandingkan formula sebelumnya, vitamin D, Zat Besi, tinggi kalsium dan protein; minyak ikan; omega 3 dan 6; serta serat pangan inulin—salah satu jenis prebiotik—; Lactobacillus rhamnosus; dan nutrisi penting lainnya. Selain itu, DANCOW Nutritods juga mengandung 0 gram sukrosa.
Tidak mengherankan, berdasarkan survei yang dilakukan DANCOW kepada 1.205 ibu Indonesia pada Maret-April 2021, 99 persen ibu bangga memilih DANCOW Nutritods. Dan dari hasil survei tersebut menyatakan, 99,8 persen responden juga setuju bahwa untuk mengoptimalkan masa-masa toddler dan Prasekolah si buah hati, dibutuhkan tiga hal penting yaitu untuk mendukung eksplorasi Si Buah Hati, yaitu pemenuhan nutrisi, stimulasi yang tepat sesuai usia, serta rasa cinta dari orang tua.
Bagaimana, Moms? Yuk, ikut jadi #BundaBangga dan #LindungiLangkahEksplorasi dengan DANCOW Nutritods!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan DANCOW