10 Fakta Seputar Epidural yang Perlu Ibu Hamil Tahu Sebelum Melahirkan

20 Agustus 2020 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu melahirkan normal. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu melahirkan normal. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semua ibu hamil pasti mengharapkan bisa melahirkan dengan lancar dan minim trauma. Ya Moms, salah satu metode yang ditawarkan untuk mengurangi rasa nyeri selama proses persalinan normal adalah dengan anestesi epidural.
ADVERTISEMENT
Epidural sendiri merupakan bius lokal yang diberikan untuk ibu menjelang persalinan untuk mengurangi nyeri akibat kontraksi. Anda mungkin pernah mendengar beberapa hal seputar anestesi epidural yang bisa mengurangi rasa sakit jelang persalinan. Tapi, benarkah demikian?
Mengutip Young Parents, berikut adalah 10 fakta seputar epidural yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan untuk menggunakannya dalam persalinan normal nanti.
Ilustrasi epidural saat melahirkan. Foto: Shutterstock

1. Umum Digunakan untuk Meredakan Nyeri Persalinan

Empat dari lima ibu umumnya meminta epidural selama persalinan di beberapa rumah sakit di Singapura. Bahkan mengutip laman American Pregnancy, lebih dari 50 persen wanita yang melahirkan di rumah sakit di Amerika Serikat juga meminta disuntik epidural.

2. Epidural adalah Anestesi Lokal

Epidural merupakan bius lokal yang disuntikkan ke daerah tulang belakang dan akan bekerja untuk melumpuhkan saraf yang memberikan respons rasa nyeri untuk sementara waktu. Sehingga pinggang bahwa Anda terasa mati rasa. Meski begitu, hal tersebut tidak akan menghalangi Anda untuk mengejan.
ADVERTISEMENT

3. Tidak Semua Suntikan Epidural Sama

Tidak semua suntikan epidural sama. Ada beberapa jenis yang bisa dipilih.
"Jenis yang paling umum dikenal sebagai analgesia epidural, yang membatasi pergerakan Anda. Jika Anda lebih suka untuk bisa bergerak, mintalah epidural berjalan. Tapi, pilihan dosis rendah," kata Dr. Yvonne Lim, ahli anestesi di Gleneagles Hospital Singapura.
Meski begitu, menurut Dr. Yvonne Lim, epidural berjalan juga punya kekurangan. Misalnya saja, ibu lebih berisiko untuk jatuh dan melukai diri sendiri saat bergerak saat persalinan, sehingga harus selalu diawasi oleh perawat atau bidan.

4. Suntikan Awal Epidural Tidak Mempengaruhi Persalinan

Sebuah ulasan yang diterbitkan di The Cochrane Library pada tahun 2014 mengamati sembilan studi yang melibatkan lebih dari 15.000 ibu yang mendapat suntikan epidural pertama kali. Ditemukan bahwa suntikan awal epidural tidak berdampak pada proses melahirkan.
ADVERTISEMENT
Peneliti dari Institut Penelitian Klinis Singapura, Dr. Sng mengatakan waktu yang tepat untuk memberikan epidural adalah ketika wanita tersebut meminta pereda nyeri.

5. Dibutuhkan Waktu untuk Menghilangkan Rasa Sakit

Jangan berharap rasa sakit segera hilang setelah disuntik epidural. Sebab, butuh waktu hingga obat tersebut bekerja. Sebelum itu, ahli anestesi Anda mungkin memerlukan tambahan 30 menit untuk memasukkan epidural.
"Anda mungkin masih perlu menunggu 10 sampai 30 menit agar obat tersebut bekerja," kata Dr. Lim.
Ilustrasi melahirkan normal. Foto: Shutter Stock

6. Masih Bisa Merasakan Nyeri Ringan

Dokter Lim mengatakan, epidural biasanya membantu menghilangkan sekitar 90 persen nyeri persalinan, tetapi tidak menghilangkan semua sensasinya. Artinya Anda masih merasakan kontraksi dan yang bermanfaat untuk mendorong bayi ke luar.
ADVERTISEMENT

7. Aman untuk Bayi

Anda perlu tahu bahwa epidural tidak akan membuat bayi Anda mengantuk saat melahirkan karena pengaruh obat bius, Moms.
“Semua penelitian menunjukkan bahwa bayi yang ibunya menggunakan epidural lebih terjaga, dan kurang 'mengantuk' dibandingkan dengan ibu yang menggunakan opioid, seperti suntikan pethidine,” kata Dr Lim.

8. Bisa Mengalami Efek Samping

Beberapa ibu mungkin akan merasakan efek samping seperti menggigil, gatal, merasa mual, demam, atau sakit kepala setelah mendapat suntikan epidural. Namun, semua gejala tersebut umumnya bersifat sementara, Moms.
Ibu juga bisa mengalami nyeri di punggung bawah. Tapi ini mungkin ringan dan hanya berlangsung beberapa hari dan dapat diatasi dengan obat pereda nyeri. Namun jika Anda mengalami nyeri punggung terus-menerus setelah disuntik, kemungkinan itu tidak ada hubungannya dengan epidural.
ADVERTISEMENT
"Sakit punggung kronis yang mengganggu yang dialami beberapa ibu setelah melahirkan seringkali disebabkan oleh postur tubuh yang buruk selama beberapa bulan terakhir kehamilan dan setelah melahirkan. Itu bisa menyerang siapa saja," ujarnya.
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock

9. Bisa Menyebabkan Komplikasi Walaupun Jarang Terjadi

Dalam beberapa kasus, epidural bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen. Tapi itu hanya satu dari 100.000 kasus, Moms,

10. Tak Semua Ibu Hamil Boleh Pakai Metode Epidural

Ibu hamil tidak boleh menjalani epidural jika mengalami masalah perdarahan atau pembekuan darah, infeksi parah, atau alergi terhadap obat anestesi lokal. Jika Anda pernah menjalani operasi tulang belakang untuk memasukkan batang logam, atau memiliki masalah tulang belakang seperti cakram tergelincir, pastikan untuk memberi tahu dokter Anda sebelumnya sehingga dapat memberikan keputusan terbaik.
ADVERTISEMENT
Tapi, daripada harus memakai metode ini, Anda disarankan untuk melakukan teknik yang lebih alamiah selama persalinan. Misalnya saja, latihan pernapasan, teknik relaksasi, dan mendapat pijatan lembut di punggung.