Tiesto, Sosok yang Menginspirasi Martin Garrix Jadi DJ

15 Desember 2019 15:19 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Martin Garrix di DWP 2019. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Martin Garrix di DWP 2019. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Martin Garrix adalah salah satu DJ dan produser big room house yang sangat ternama di seluruh dunia. Ia sempat menduduki posisi pertama DJ terbaik dunia versi DJ Magz pada 2016 sampai 2018.
ADVERTISEMENT
Ketika menjadi salah satu headliner di DWP 2019, Martin Garrix sempat berbincang-bincang dengan tim kumparan. Dengan senyum yang amat ramah, pria 23 tahun itu mau bercerita banyak tentang awal mula perjalanan kariernya.
Martin Garrix mengaku sudah mengenal electronic dance music (EDM) sejak berusia 8 tahun. Ternyata, ada seorang DJ ternama asal Belanda yang memberinya banyak sekali inspirasi.
"Tiesto adalah DJ pertama yang menginspirasiku. Aku masih ingat betul, saat itu aku masih berusia 8 tahun dan aku menonton aksi panggung Tiesto di ajang Olimpiade. Saat itu, aku merasa, ia terlihat begitu keren saat berdiri seorang diri di atas panggung dengan set DJ nya," ungkap Garrix kepada kumparan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Martin Garrix di DWP 2019. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ketika berusia 11 tahun, kedua orang tua Martin Garrix memberikannya seperangkat turntable sebagai hadiah ulang tahun. Ketika mulai banyak belajar, hati Garrix pun mulai teguh untuk mengejar cita-cita menjadi DJ dan produser musik profesional.
ADVERTISEMENT
"Karena menurutku, musik adalah sebuah bahasa universal. Contohnya, kamu orang Indonesia, aku orang Belanda. Tanpa bahasa Inggris, kita akan sulit berkomunikasi," tuturnya.
"Tapi, jika aku bisa membuat musik yang enak, kamu akan tetap bersenang-senang dan memahami apa yang coba aku sampaikan, kan?" sambungnya.
Aksi panggung Martin Garrix di Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 di Jakarta International Expo, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Melihat wajah Garrix begitu berbinar ketika menceritakan tentang kecintaannya pada musik, tim kumparan pun penasaran, kira-kira apa yang akan ia lakukan jika tidak menjadi DJ dan produser musik. Jawaban pria bernama asli Martijn Gerard Garritsen itu pun cukup mencengangkan.
"Entahlah, mungkin aku akan tetap bekerja di dunia musik. Sungguh, aku sudah jatuh cinta pada musik, dan rasanya aku tidak bisa hidup tanpanya. Jadi, jika tidak menjadi DJ mungkin aku akan menjadi pianis atau anggota band," imbuhnya seraya tertawa.
ADVERTISEMENT
Martin Garrix adalah headliner penutup hari pertama DWP 2019. Kala itu, ia membawakan banyak sekali lagu hits ciptaannya, seperti 'Scared To Be Lonely', 'In The Name of Love', dan 'Animals'.