Terkenal di Sydney: Kuliner Libanon Halal ala Zahli Restaurant

10 Desember 2019 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zahli Restaurant. Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Zahli Restaurant. Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi saya yang merupakan 'pemakan segala', Australia punya aneka makanan enak yang tak boleh dilewatkan. Ada berbagai restoran dengan makanan yang begitu nikmat. Enggak heran, liburan ke Australia itu bak sebuah mimpi kulineran yang terwujud.
ADVERTISEMENT
Sekilas, di menu tidak ada tulisan pork, namun saat ditanya ke pramusaji, ternyata beberapa hidangan mengandung daging babi.
Ketika ke sana bersama beberapa rekan media yang Muslim, respon saya tentu selalu bertanya kepada pramusaji, minimal apakah makanan yang dihidangkan mengandung babi atau tidak. Jangan sampai rekan media yang lain tidak sengaja mengonsumsinya.
Memang, tak mudah dapat restoran halal di Australia, apalagi di Sydney. Sempat bertanya ke supir taksi, ternyata ada satu daerah bernama Surry Hills dengan berbagai pilihan restoran Timur Tengah.
kumparan pun mampir ke sana dan mencoba Zahli Restaurant. Namanya berasal dari sebuah daerah di Libanon, tempat mengalirnya sungai Bardouni dari gunung Saninne. Sebuah nama yang cantik, tentu harapannya keindahan itu juga terasa pada ambience serta makanannya.
ADVERTISEMENT
Ketika masuk, kamu akan diselimuti suasana yang begitu kasual. Penerangan pun remang, cocok untuk sebuah makan malam yang hangat.
Zahli Restaurant. Foto: Toshiko/kumparan
Di Zahli Restaurant, halal jadi pilihan. Mereka sebenarnya juga punya bar dengan pilihan wine yang menarik. Saat itu, untuk makanan kami pilih yang masuk dalam 'halal option' sementara tambahan untuk saya adalah rose wine.
Kami membuka sesi makan malam dengan halloumi cheese (AUD 23). Pertama kali memakannya, saya agak bingung, bagaimana bisa keju dipanaskan tanpa meleleh? Rupanya keju yang terbuat dari susu kambing dan domba --bisa juga susu sapi-- ini memiliki titik leleh yang tinggi. Jadi, bisa dengan mudah digoreng atau dipanggang.
Halloumi cheese. Foto: Toshiko/kumparan
Presentasinya sederhana, dipotong kotak dengan tomat ceri yang segar. Begitu saja, tapi saya terus-terusan memasukkannya ke mulut.
ADVERTISEMENT
Untuk sayurannya, kami memesan tabbouli (AUD 19) --atau tabbouleh-- yang merupakan salad khas Lebanon. Isinya ada peterseli, daun mint, tomat, bawang merah cincang, dengan dressing jus lemon segar dan minyak zaitun.
Tabbouli. Foto: Toshiko/kumparan
Saya agak kesulitan makannya. Baik aroma dan rasanya begitu tajam. Mungkin hanya kurang cocok di lidah kami. Di luar selera, warna salad ini begitu cantik, menandakan kalau semua bahannya juga segar.
Rasanya kurang makan makanan Lebanon bila enggak makan roti dengan aneka dipper-nya. Kami mencoba roti gluten-free dengan mixed dips (AUD 24) yang isinya hummus, baba ghannouj, dan labneh.
Mixed dips. Foto: Toshiko/kumparan
Agak sulit memilih mana yang terenak. Baba gannouj dengan base terong itu begitu menggoda. Aroma bawangnya mantap serta rasa segar dari tomat sungguh menggugah selera. Sementara labneh dengan dasar yoghurt juga tak kalah menarik Soalnya rasa asamnya itu bikin pengin nambah lagi dan lagi.
ADVERTISEMENT
Masuk ke makanan utama. Kami disuguhkan shawarma lamb (AUD 33). Irisan domba itu nampak seksi, tanpa lemak pula. Direndam dalam tahini, bawang bombay, cuka, jus lemon, dan rempah spesial, warnanya terlihat kecokelatan.
Segera saya menaruhnya di antara roti, lalu menyelupnya ke saus tahini. Sedapnyaaaa...
Kalau enggak begitu suka domba, ada shish tawook (AUD 28). Hidangan ini merupakan fillet dada ayam dengan teknik marinasi yang sama. Cara makannya pun sama. Kedua sajian ini isinya tiga tusuk.
Shish tawook. Foto: Toshiko/kumparan
Bagi yang ingin nasi, ada mansaf chicken (AUD 27). Hidangan nasi pilaf ini punya limpahan daging ayam cincang di atasnya. Ayamnya sungguh tasty! Menurut pramusaji, rasanya jadi begitu gurih karena teknik slow-cooking.
Satu hal yang menarik dari masakan Lebanon, selalu ada yang segar dalam hidangannya. Misalnya saja mansaf chicken yang begitu meaty ini, pelengkapnya ada yogurt timun yang segar.
Mansaf chicken. Foto: Toshiko/kumparan
Dari Zahli Restaurant, saya belajar soal toleransi yang begitu kental. Pengunjung di sana tak semuanya mengonsumsi makanan halal, namun Zahli Restaurant benar-benar membedakan cara masak hingga bahannya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, mereka yang mengonsumsi makanan halal dan yang tidak, bisa berbagi meja sambil menikmati sebuah makan malam yang hangat. Tak heran Zahli Restaurant menyabet beberapa penghargaan bergengsi, misalnya saja Australia's Best Restaurant 2017 dan Tripadvisor's Certificate of Excelence.