Starbucks Indonesia Bantah Isu Beri Bantuan Finansial ke Israel

26 Februari 2024 11:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi logo Starbucks. Foto: ArtMediaWorx/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Starbucks. Foto: ArtMediaWorx/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah lama diisukan sebagai salah satu brand yang terlibat dalam konflik di Gaza, akhirnya Starbucks memberikan tanggapan resmi mereka, yang diunggah melalui Instagram resmi @starbucksindonesia, Sabtu (24/2).
ADVERTISEMENT
Starbucks membantah keterlibatan brand minuman kopi asal Amerika Serikat tersebut dalam memberikan dukungan finansial kepada Israel. Berita yang beredar di media sosial tersebut menurut mereka tidak benar.
"Meskipun pernyataan yang tidak benar tersebar melalui media sosial, kami tidak memiliki agenda politik. Kami tidak menggunakan keuntungan kami untuk mendanai operasi pemerintah atau militer di mana pun – dan tidak pernah melakukannya," tulis pernyataan yang dikutip dari website resmi Starbucks Indonesia.
Lebih lanjut, Starbucks yang memang memiliki 2.000 gerai di kawasan Timur Tengah tersebut, menyatakan mengutuk segala tindak kekerasan atas hilangnya nyawa orang yang tak berdosa.
"Posisi kami tetap tidak berubah. Starbucks menjunjung tinggi kemanusiaan. Kami mengutuk kekerasan, hilangnya nyawa orang yang tak berdosa, serta semua ujaran kebencian dan senjata," bunyi pernyataan Starbucks lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Mereka juga menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki agenda politik. "Kami tidak menggunakan keuntungan kami untuk mendanai operasi pemerintah atau militer di mana pun – dan tidak pernah melakukannya."
Rumor Starbucks dan Howard Schultz yang memberikan dukungan keuangan kepada pemerintah dan Angkatan Darat Israel juga dinyatakan tidak benar. Mereka juga tidak mengirimkan hasil keuntungan kepada Israel.
Melalui penyataan resmi di websitenya, Starbucks juga mengungkapkan bahwa mereka telah memutus kerja sama dengan partner di Israel sejak 2003. Namun karena alasan tantangan operasional yang dialami selama berbisnis di pasar Israel.