Peringati Hari Arak Bali, GWK Edukasi Pengunjung hingga Gelar Pertunjukkan

31 Januari 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perayaan Hari Arak Bali di GWK pada Senin (29/1/2024). Foto: GWK Cultural Park
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan Hari Arak Bali di GWK pada Senin (29/1/2024). Foto: GWK Cultural Park
ADVERTISEMENT
GWK Cultural Park kali ini memberikan dukungan terhadap pelestarian salah satu minuman tradisional khas yaitu arak Bali. Dalam rangka memperingati Hari Arak Bali yang jatuh pada 29 Januari 2024 kemarin, GWK berkolaborasi dengan Asosiasi Tresnaning Arak Berem Bali, turut memperkenalkan arak Bali kepada pengunjung sekaligus memberikan edukasi bagi mereka yang tertarik dengan minuman tersebut.
ADVERTISEMENT
Mantan Gubernur Bali, I Wayan Koster mengatakan pada peringatan kali ini GWK Cultural Park dipilih sebagai lokasi peringatan Hari Arak Bali.
“GWK Cultural Park adalah satu destinasi wisata yang ikonik dan berdasar budaya Bali sehingga menjadi lokasi yang tepat untuk peringatan ini. Hari Arak adalah momentum kita untuk memperingati keberkahan yang kita peroleh dari kearifan lokal berupa minuman tradisional yang mampu memberikan kontribusi bea cukai dengan jumlah mencapai triliunan.” ujar I Wayan Koster.
Pentas Kecak di Perayaan Hari Arak di Bali, Senin (29/1/2024). Foto: GWK Cultural Park
Dikemas dalam susunan acara yang menampilkan beberapa tarian termasuk Tari Kecak GWK, Hari Arak Bali tampak mempersatukan masyarakat dan budaya Bali.
Sementara itu, Direktur Operasional GWK Cultural Park, Stefanus Yonathan Astayasa, mengatakan GWK Cultural Park sebagai destinasi wisata yang mengakar pada budaya Bali, tentunya turut mendukung pelestarian warisan budaya, terlebih kualitas arak Bali sekarang ini sudah bisa disandingkan dengan brand-brand internasional.
ADVERTISEMENT
"Sama halnya dengan bagaimana kami membantu pertumbuhan UMKM pada event Bali Countdown 2024 lalu, selain sebagai penyedia venue untuk event-event internasional, GWK juga memberi ruang pada pelestarian kearifan lokal.” ucap Stefanus.
Pada peringatan tersebut hadir 200 undangan khusus yang merupakan stakeholders dari seluruh lapisan, tidak hanya mengundang pimpinan asosiasi, tampak juga para pimpinan dan perwakilan hotel bintang 5; seperti The Apurva Kempinski, The Ritz Carlton Bali, The Westin, dan properti serta bisnis unit lain dari kawasan Nusa Dua, Kuta, Ubud, hingga Kintamani selaku user dari produk-produk arak Bali. Sejumlah unit koperasi dan perwakilan para petani lokal pun turut diundang dalam perayaan ini.

Dukungan Terhadap Arak Bali

Gubernur Bali, I Wayan Koster bersama jajaran stakeholder terkait peringati Hari Arak Bali di GWK pada Senin (29/1/2024). Foto: GWK Cultural Park
Sebelumnya, dukungan terhadap arak Bali agar dapat diterima dengan baik di pasar internasional, telah dilakukan oleh mantan gubernur Bali I Wayan Koster. Salah satunya adalah dengan menetapkan Hari Arak Bali pada tanggal 29 Januari setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Hal itu dilandasi dengan terbitnya Peraturan Gubernur No. 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan atau Destilasi Khas Bali.
Hari ini dimaknai menjadi sebuah hari untuk mengapresiasi arak yang merupakan warisan budaya, seperti tertuang pada Sertifikat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 3031/F4/KB.09.06/2022, tanggal 21 Oktober menetapkan Arak Bali sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Sekaligus sebagai hari merayakan keberkahan yang didatangkan oleh arak kepada masyarakat Bali, khususnya para petani lokal.
Pentas Kecak di Perayaan Hari Arak di Bali, Senin (29/1/2024). Foto: GWK Cultural Park
“Jumlah petani atau perajin arak Bali semula tercatat 1.472 saat ini telah mencapai 2.550 lebih pelaku usaha tersebar di seluruh Kabupaten di Bali, jumlah Koperasi Produsen Arak yang menampung arak petani mencapai 10 unit usaha, sedangkan jumlah varian produk minuman beralkohol yang diproduksi secara legal oleh Pabrik Minuman Beralkohol yang menggunakan arak Bali sebagai bahan baku utama sudah mencapai 48 merek.”, terang I Wayan Koster.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2022 oleh Beacukai dilaporkan pembayaran pita cukai MEA di Bali berkisar 1 triliun, namun baru 0,25 persen dari produk arak. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah, mengacu Peraturan Gubernur No. 99 Tahun 2018, yang mensyaratkan semua industri di Bali harus menggunakan produk lokal Bali sekitar 30 persen. Untuk itu masih diperlukan kerja sama untuk meningkatkan serapan produk arak dan fermentasi khas Bali.