Pemilik Usaha Pakai Jasa Food Vlogger: Lebih Untung daripada Endorse Artis

16 April 2023 14:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Food Vlogger Jejepangan JKT di Tenda Gandaria Tengah, Jakarta. Foto: Instagram/@JejepanganJKT
zoom-in-whitePerbesar
Food Vlogger Jejepangan JKT di Tenda Gandaria Tengah, Jakarta. Foto: Instagram/@JejepanganJKT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramai perbincangan seputar food vlogger usai potongan video Magdalena Fridawati, food vlogger yang terkenal berkat konten makanan di YouTube MGDALENAF viral di media sosial. Ia sempat menyebutkan jumlah followersnya kepada pemilik usaha agar dia bisa mereview makanan dari usaha tersebut.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, banyak pemilik usaha yang tetap menggunakan jasa food vlogger untuk memperoleh pelanggan lebih luas melalui media sosial, lalu mengapa mereka memilh jalan ini?
Untuk mengetahui alasan ini, kumparan melakukan wawancara dengan Nuggy. Pemilik usaha JejepanganJKT, restoran yang menyajikan makanan jepang dengan konsep street food di tenda Gandaria tengah.
Nuggy membuka usahanya sejak 2021 lalu ketika Indonesia masih berhadapan dengan pandemi COVID19. Ia bercerita bahwa food vlogger adalah salah satu alasan terbesar usahanya bisa bertahan di tengah pandemi dan meraih banyak pelanggan baru. Pelanggan yang awalnya terbilang sepi hanya 3-4 orang per hari, bisa meningkat hingga mengantre berjam-jam untuk mendapatkan pesanan.
Food Vlogger Jejepangan JKT di Tenda Gandaria Tengah, Jakarta. Foto: Instagram/@JejepanganJKT
Ia berujar kejadian ini terjadi usai tempat makan miliknya direview oleh Magdalena, food vlogger yang tengah viral.
ADVERTISEMENT
“Sangat amat berpengaruh sih. Kayak sesimpel waktu itu zaman pandemi kan kita nggak boleh dine-in, jadi udah kita menerima take away atau makan di mobil. Terus nggak lama kak Magda datang tuh,” ujar Nuggy kepada kumparan, Kamis (13/4).
“Terus kayak kita hopeless tuh sebelum kak Magda datang kita yang beli cuma 3-4 orang sampai akhirnya food vlogger datang Kak Magda lebih tepatnya yang datang turning point semua bisnis makanan saya jadi progresnya bagus itu langsung semua pada memesan go-jek pada masa online order kayak panjang sama ngantri,” tambahnya.
Tak tanggung-tanggung, Nuggy menyebut kalau dampak dari food vlogger bisa mencapai 300-400 persen.
“Kalau dari segi kenaikan presentasi mungkin bisa sampai 3 kali lipat 4 kali lipat dari sebelumnya ada foto vlogger,” tegas Nuggy.
Food Vlogger Jejepangan JKT di Tenda Gandaria Tengah, Jakarta. Foto: Instagram/@JejepanganJKT
Dengan yakin Nuggy menyebut direview oleh food vlogger lebih menjanjikan hasil dibandingkan mengendorse artis atau influencer. Pasalnya food vlogger memberi kepastian bahwa pengikut mereka adalah orang yang memang tertarik dengan makanan sehingga segmentasi yang diberikan lebih jelas.
ADVERTISEMENT
“Saya juga beberapa kali diundang artis-artis Justru artis-artis itu impact-nya enggak sebesar food vlogger karena mungkin segmennya lebih besar jadi terkurasi gitu, kalau food vlogger ya food aja gitu. Cuman kita kan enggak menutup kemungkinan beberapa artis untuk eksposur juga jadi enggak apa-apa gitu,” jelasnya.

Lantas, bagaimana sebenarnya proses kerja sama untuk review makanan yang dilakukan pemilik usaha dengan food vlogger?

Food Vlogger Jejepangan JKT di Tenda Gandaria Tengah, Jakarta. Foto: Instagram/@JejepanganJKT
Nuggy menyebut ada berbagai macam cara. Mulai dari berkontak lewat media sosial seperti DM Instagram atau kontak via Whatsapp. Ada pula beberapa food vlogger yang langsung datang ke ‘warung’nya untuk melakukan review dan membuat konten.
Sebagai pemilik usaha cara mana pun yang dipilih oleh food vlogger ia mengaku tak masalah. Selama kerja sama ini saling bertukar value dan tidak merugikan satu sama lain. Dan sudah izin terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
“Kerja sama yang ideal itu sebenarnya ya mereka izin. Kalau pun datang dengan sendirinya harusnya nggak papa sih, cuma kan kita kan nggak selalu di tempat ya. Kalau saya datang, saya mendampingi menjelaskan juga detailnya, menunya, segala macam,” ujar Nuggy.
Nuggy juga mengaku tak keberatan bila food vlogger yang datang ke tempatnya karena menurutnya sebagai pemilik resto juga akan mendapat benefit. Mulai dari memberikan informasi pada khalayak mengenai menu restonya dan seperti apa rasa makanan di restonya yang akan jadi penarik minat calon pengunjung.
“Bayar-Nggak bayar gak jadi syarat ideal. Yang ideal adalah izin. Mau bayar atau enggak itu silakan banget nggak papa banget selagi izin gitu. Jangan tiba-tiba datang minta gratis ya siapa dia siapa saya gitu kan. Jadi lebih baik izin kalau mau digratisin saya enggak apa-apa juga kok karena Nggak seberapa juga efek yang diberikan karena begitupun ke saya pembawa ke restoran kayak ngerasain tes impact-nya jadi kayak enggak masalah gitu,” tutupnya.
ADVERTISEMENT