Mengandung Babi sampai Kokain, 5 Mitos Seputar Minuman Soda Coca-Cola

10 September 2020 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minuman soda Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minuman soda Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika mendengar nama Coca-Cola, kebanyakan dari kita mungkin pernah mendengar selentingan terkait minuman soda ini. Sejak kemunculannya pertama kali pada tahun 1886, minuman ikonik ini telah menjadi bagian budaya bersantap orang Amerika. Bahkan merek minuman ini mampu mendominasi pasar soda dunia. Rasanya yang manis dan segar dengan sensasi soda yang bikin melek, membuat minuman ini mudah disukai.
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah kepopulerannya, cukup banyak rumor yang beredar seputar minuman ini. Keberadaan internet serta berbagai informasi yang menyimpang membuat popularitas minuman soda ini jadi naik-turun.
Supaya enggak terbawa gosip seputar minuman yang identik dengan kaleng merahnya ini, berikut kumparan rangkum lima mitos seputar Coca-Cola seperti dilansir Eat This:

1. Minuman soda dengan gula alami akan lebih sehat

Ilustrasi minuman soda mengandung banyak gula Foto: dok.shutterstock
Beberapa dari kita mungkin pernah mendengar rumor bahwa minuman bersoda Coke dari Meksiko atau Eropa mengandung gula natural yang bersumber dari bit atau tebu. Rumornya soda tersebut lebih sehat dibandingkan Coke produksi Amerika Serikat yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi (HFCS).
Walaupun kandungan sirup jagung masih dipelajari, sebenarnya gula dan sirup jagung keduanya diproses dengan cara yang sama oleh sistem metabolisme kita. Dan dalam hal ini, gula alami mempunyai manfaat kesehatan lebih. Jadi, kalau kamu ingin mengonsumsi minuman sehat, lebih baik jangan konsumsi soda.
ADVERTISEMENT

2. Mengandung babi

Coca-cola Foto: Reuters/Stefan Wermuth
Coca-Cola pernah diterpa rumor kalau produk minumannya mengandung daging babi. Rumor ini tersebar secara daging dan membuat pro-kontra di kalangan penggemarnya.
Hal ini membuat perwakilan Coca-Cola terpaksa merilis beberapa pernyataan yang menyangkal rumor tersebut. Mereka menyatakan bahwa tidak ada produk daging satu pun yang masuk ke dalam minuman produksinya. Jadi kamu bisa tenang karena tengah mengetahui bahwa soda ini 100 persen vegan.

3. Coca-Cola menggunakan pewarna makanan yang terbuat dari serangga

Ilustrasi Minuman Soda Foto: Pixabay
Kumbang cochineal yang dihancurkan dapat menjadi bahan pewarna makanan merah. Pewarna ini telah terbukti aman dikonsumsi dan muncul di berbagai produk makanan serta minuman.
Namun, ternyata hal tersebut hanya mitos belaka. Coca-Cola telah mengkonfirmasi bahwa tidak memasukkan bahan pewarna serangga tersebut ke dalam soda andalannya. Jadi kamu tidak perlu khawatir lagi akan kandungan kumbang dalam minuman favoritmu itu.
ADVERTISEMENT

4. Minuman soda mengandung bahan kokain

Coca Cola Foto: Instagram/@cocacola
Nama Coca-Cola berasal dari dua bahan utama soda yaitu kacang kola dan kokain. Sebelum kokain menjadi ilegal di AS pada tahun 1914, obat tersebut menjadi awam digunakan sebagai penambah rasa pada minuman soda. Resep ini berubah pada tahun 1903, minuman soda jadi menggunakan daun koka "bekas" yang memiliki sedikit zat aktif yang tersisa di dalamnya.
Saat ini, sebagian rasa soda berasal dari ekstrak daun koka bebas kokain yang dibuat di sebuah pabrik di Mayfield, New Jersey; satu-satunya pabrik yang secara legal dapat memproses bahan tersebut di AS. Meskipun kokain memainkan peran besar dalam sejarah minuman soda, tapi minuman ini sekarang sudah bebas kokain.
ADVERTISEMENT

5. Minum soda setelah makan permen Mentos bisa membuat perut meledak

Coca Cola Foto: Instagram/@cocacola
Video memasukkan permen Mentos ke dalam botol Cola dan menyebabkan bak semburan dari dalam botol memang beredar luas di media sosial. Akibat reaksi yang cukup ekstrem ini, beredarlah rumor bahwa meminum Coca-cola setelah menelan mentos akan menyebabkan perut korbannya meledak.
Seperti yang lain, rumor ini juga cuma mitos. Perut kamu tidak akan meledak, hanya saja akan menyebabkan gangguan pencernaan pada sederet orang tertentu. Nah, kalau sudah gini lebih baik menghindarinya daripada besok-besok kamu enggak bisa minum soda lagi.
Reporter: Natashia Loi