Kenapa Makan Sehari Cuma Sekali Tak Sehat untuk Tubuh? Ini Kata Ahli

1 Juni 2021 11:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wanita diet.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita diet. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pola makan satu kali dalam sehari umumnya terdengar sangat ekstrem. Tapi, tanpa disadari, sebenarnya kita juga pernah tak sengaja melakukannya. Hal ini dipicu karena kesibukan aktivitas, berujung kita melupakan pola makan normal.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, kebiasaan makan satu kali sehari dikenal juga dengan sebutan diet OMAD. Mengutip Eat This, diet ini terdengar seperti pola makan intermittent fasting. Hal yang sama juga disampaikan oleh Trista Best, MPH, RD, LD. Ia mengatakan kalau diet ini mengharuskan pelaku makan hanya 1 jam, lalu berpuasa selama 23 jam per hari.
Meski metode semacam diet OMAD memang membantu proses penurunan berat badan. Namun, gaya hidup ini tak serta-merta memberi banyak manfaat. Daripada manfaat, justru mereka mengancam kesehatan tubuh. Oleh karenanya, metode ini tak dianjurkan untuk diterapkan dalam jangka waktu lama atau berkelanjutan.
ilustrasi menahan lapar Foto: shutterstock
Ketika kita menerapkan anjuran makan tiga kali sehari. Pastinya kebutuhan kalori dapat terpenuhi, setidaknya dalam sehari kita harus menerima asupan 2000-2.500 kalori. Selain itu, makan dengan pola diet sehat, membuat tubuh mendapat vitamin, mineral, nutrisi, juga makronutrien yang lebih seimbang.
ADVERTISEMENT
Namun, saat kita menerapkan diet OMAD, baik itu disengaja maupun tidak, tubuh akan sulit mendapat kalori; juga ragam vitamin maupun nutrisi baik. Maka dari itu, Best menjelaskan jika diet ini mampu meningkatkan risiko kekurangan nutrisi pada manusia.
Memang salah satu tujuan dari diet OMAD adalah menurunkan bobot tubuh. Sayangnya, kalian perlu paham kalau makan kurang dari tiga kali sehari, hanya membuat proses diet semakin lambat. Akhirnya, tubuh lemas, di satu sisi berat badan juga tak kunjung turun.
Ilustrasi timbangan berat badan naik. Foto: Shutter Stock
Menurut Maggie Michalczyk, RDN, pendiri Once Upon A Pumpkin, diet OMAD umumnya mengirim sinyal ke tubuh saat sudah benar-benar lapar. Ketika tubuh sudah mulai kelaparan, lantas kita langsung merasa harus makan banyak.
"Ini bagaikan sinyal yang dikirim ke tubuh. Mereka menyuruh kita untuk makan dan mengonsumsi energi sebanyak mungkin. Karena tidak akan ada kesempatan makan dan menambah bahan bakar pada tubuh," tutur Maggie.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya memengaruhi proses penurunan berat badan, nyatanya, pola makan ini juga berdampak signifikan pada hormon manusia. apalagi bagi perempuan. Maggie pun menyimpulkan, kalau diet OMAD memang tidak sehat serta mustahil untuk dipertahankan.
Aneka Olahan Frozen Food. Foto: Shutter Stock
Bagi para pelaku diet OMAD, mereka kerap mengonsumsi makanan yang diproses secara instan. Laiknya bahan makanan beku yang hanya membutuhkan microwave untuk menghangatkannya kembali.
Kendati demikian, Best mengungkapkan kalau makanan olahan ini bisa menimbulkan penyakit peradangan. "Makanan olahan harus dihindari. Mereka kaya karbohidrat olahan, membuat pelaku dietnya kenyang seharian, tapi efek sampingnya memicu peradangan (dalam tubuh) mereka," ungkap Best.
Padahal, bila mereka lebih niat dan memperhatikan jenis makanan sehat yang bisa disantap. Banyak sekali resep-resep masakan bernutrisi yang tidak membutuhkan waktu berjam-jam saat mengolahnya. Daripada mereka hanya makan satu kantong keripik atau makanan cepat saji. Lebih baik mengulik resep sehat nan praktis. Sehingga, tubuh bisa mendapat kebutuhan vitamin dan nutrisi secara seimbang.
ADVERTISEMENT
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya