Hari Susu Sedunia: Konsumsi Susu Indonesia Masih Tertinggal dari Negara Tetangga

31 Mei 2023 16:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi susu Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi susu Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peringatan Hari Susu Sedunia yang jatuh setiap 1 Juni, seperti menjadi pengingat, "apakah kita, masyarakat Indonesia sudah cukup minum susu setiap harinya?".
ADVERTISEMENT
Sayangnya, meski jumlah konsumsi susu di Indonesia setiap tahunnya meningkat, menurut data BPS 2020, tingkat konsumsi susu di Indonesia masih rendah (16,27 kg per kapita per tahun) dan tertinggal dari negara-negara tetangga.
Padahal, susu selalu ada dalam anjuran pola makan sehat harian, seperti Pedoman Gizi Seimbang yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI.
“Konsumsi protein per kapita masyarakat Indonesia sudah di atas standar nasional yaitu 62,2 gram dari standar nasional 57, tetapi konsumsi sumber protein hewani, salah satunya susu dan produk olahannya masih rendah,” ungkap Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU., Menteri Kesehatan RI, dalam sambutannya secara online saat acara webinar di Malang, Jawa Timur, Selasa (30/5).
Menkes juga mengungkapkan, susu adalah minuman baik untuk memenuhi kecukupan gizi harian; mulai dari protein, kalsium, serta vitamin dan mineral yang banyak dibutuhkan oleh tubuh serta memperkuat sistem imunitas.
ADVERTISEMENT
Di Hari Susu Sedunia, untuk meningkatkan jumlah konsumsi minuman sehat ini masyarakat dirasa perlu memperkuat kesadaran, hingga perlu adanya gerakan kerja sama dengan seluruh pihak demi industri susu di Tanah Air.
Acara webinar Greenfields: Hari Susu Sedunia di Malang, Jawa Timur, Selasa (30/5/2023). Foto: Dok. Greenfields
Menurut Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M.Si, IPM, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, IPB, keberhasilan sebuah perusahaan brand susu tidak akan bisa berjalan baik di Indonesia, bila perusahaan tersebut tidak mampu menyokong tiga pilar penting yang sudah ditetapkan WHO, lanjut Epi.
Pilar-pilar tersebut, adalah meningkatkan status nutrisi masyarakat, memastikan keberlanjutan lingkungan lewat proses produksi yang bertanggung jawab, dan memajukan kesejahteraan masyarakat dan komunitas.
“Oleh karenanya, agar dapat memainkan peranan secara optimal, industri susu juga harus mampu menyokong keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kedua hal tersebut umumnya tercantum pada tata laksana pengelolaan ternak sapi perah atau good dairy farming practice (GDFP) yang wajib dipenuhi dan dipastikan kelayakannya oleh para peternak maupun produsen,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga diamini oleh Andre Rompis, CEO Greenfields Indonesia yang sudah mendirikan perusahannya di bidang agrobisnis sejak 1997.
“Sehingga kami sangat memahami pentingnya mengelola dan menjaga kenyamanan seluruh sapi kami yang saat ini berjumlah lebih dari 19.000 ekor, dari jenis Holstein dan Jersey. Kami menjalankan best practice dairy farming untuk menjamin kuantitas dan kualitas produk,” kata Andre.
Tak hanya itu, masyarakat Indonesia juga diharapkan untuk lebih terbiasa mengonsumsi jenis fresh milk atau susu sapi segar. Lantaran jenis susu seperti ini mengandung nutrisi yang tinggi dan baik untuk kesehatan dengan proses pengolahan yang minim.