Gangguan Pencernaan Ringan hingga Diare Bisa Jadi Gejala Penyakit COVID-19

8 Juni 2020 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi diare. Foto: Derneuemann via Pixabay (CC0 Creative Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diare. Foto: Derneuemann via Pixabay (CC0 Creative Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada awal kemunculannya, infeksi COVID-19 diidentifikasi dengan gejala utama seperti demam, batuk, dan sesak napas. Namun, seiring dengan perkembangannya, para peneliti menyimpulkan bahwa infeksi dari penyakit ini merupakan great imitator.
ADVERTISEMENT
Artinya, gejala yang muncul makin bervariasi dan luas. Baru-baru ini, tim peneliti dari Stanford University menemukan, kalau sepertiga pasien dengan kasus COVID-19 ringan mengalami gejala yang berkaitan dengan masalah pencernaan.
Penelitian terbaru lainnya yang dipublikasikan dalam The American Journal of Gastroenterology juga mengungkapkan, diare menjadi gejala umum yang muncul pada penderita COVID-19.
Dari 206 kasus COVID-19 ringan, sebanyak 48 orang mengalami gejala gangguan pencernaa; dan 69 lainnya menunjukkan gejala adanya gangguan pencernaan sekaligus pernapasan.
Mereka menduga, virus corona penyebab COVID-19 bisa memasuki sistem pencernaan melalui reseptor bernama angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). Reseptor untuk enzim ini 100 kali lebih umum berada di saluran pencernaan daripada saluran pernapasan.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
Dokter Spesialis Penyakit Dalam konsultan gastro entero hepatologi, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB menjelaskan, dari data yang ada, ternyata terdapat perbedaan dari gejala yang ditemukan pada pasien-pasien COVID-19 di China dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada kasus-kasus di Indonesia, demam hanya terjadi pada 80 persen pasien, sementara di China bisa 95 persen. Gangguan pencernaan lebih menonjol pada pasien Indonesia daripada pasien-pasien China.
Penelitian oleh Jin dkk yang dipublikasikan dalam jurnal Gut melakukan investigasi pada 74 pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan gejala gastrointestinal; seperti diare, mual, dan muntah. Dari 28 persen pasien dengan gejala tersebut, mereka tak mengalami gejala pernapasan.
Selain itu, bila dibandingkan dengan kelompok pasien tanpa keluhan gastrointestinal, komplikasi yang dialami lebih berat. Pasien mengalami demam lebih tinggi dari 38,5 derajat Celsius, banyak keluarga yang tertular, dan lebih banyak terjadi gangguan liver.
Gangguan Saluran Pencernaan Foto: Thinkstock
Studi berjudul Gastrointestinal symptoms of 95 cases with SARS-CoV-2 infection pun menemukan, virus corona pada pasien yang mengalami masalah gastrointestinal ditemukan di kerongkongan, lambung, usus dua belas jari, serta usus besar bawah.
ADVERTISEMENT
"Artinya, virus juga menempel pada saluran pencernaan kita. Pada pasien-pasien ini juga dilakukan pemeriksaan dan ditemukan bahwa 52.4 persen terdapat virus pada fesesnya," ungkap dr. Ari melalui pesan elektronik yang diterima kumparan.
Hal penting yang harus diketahui, bahwa pada virus corona masih bisa ditemukan dalam feses, sehingga transmisinya pun bisa saja melalui aerosol yang keluar dari feses tersebut.
Mengingat sebagian besar pasien COVID-19 dengan gejala ringan dirawat di rumah, sebaiknya selama isolasi mandiri, bukan hanya tempat tidur saja yang dipisah, melainkan juga toiletnya.
"Mudah-mudahan dengan mengetahui gejala yang bervariasi dari infeksi ini --khususnya gangguan pencernaan-- kita bisa lebih waspada, bahwa gejala sakit yang muncul pada penyakit ini bisa bervariasi," pungkas dr. Ari.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.