Cerita Kulineran di 7 Negara dengan Street Food Terbaik di Dunia

24 Oktober 2019 18:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajanan di Bangkok. Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jajanan di Bangkok. Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada orang yang suka jalan-jalan untuk menikmati alam, namun ada pula yang lebih suka wisata kuliner. Pokoknya ke satu negara untuk menjajal makanan khas atau street food nikmatnya.
ADVERTISEMENT
Itulah fokus jalan-jalan si food enthusiast. Begitupun kami, para jurnalis kuliner kumparan. Meski tidak sedang liputan --lebih tepatnya cuti liburan-- secara otomatis otak kami terfokus untuk eksplorasi kuliner di negara-negara yang kami kunjungi.
"Gue sih penginnya nyobain makanan di daerah asalnya. Misalnya coba warteg di Tegal, bakwan malang di Malang, takoyaki di Jepang, kopi Vietnam di Vietnam. Life goal, ceunah!" ungkap Mela di sela-sela perbincangan kami di sore hari.
Nah, baru-baru ini CEOWORLD Magazine mengumumkan The World’s 50 Best Cities For Street Food-Obsessed Travellers 2019. Dari 50 kota di berbagai negara tersebut, kami sudah mengunjung beberapa kota yang masuk dalam The World’s 50 Best Cities For Street Food-Obsessed Travellers 2019.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah rekomendasi street food andalan mereka. Apa saja nih, yang paling oke?
1. Singapura (Singapura)
Kota terbaik dalam The World’s 50 Best Cities For Street Food-Obsessed Travellers 2019 ini memang punya kuliner yang beragam dan mantap. Kalau sudah nonton Crazy Rich Asians, kamu tentu tahu betul suasana makan di sana.
Misalnya saja di Newton Food Centre. Pusat kuliner populer di Singapura itu menjual aneka seafood dan juga kuliner lokal. Pertama kali dibuka pada 1971, lokasi syuting Crazy Rich Asians ini memiliki 83 kios makanan.
Kami mencicipi berbagai street food khas Singapura di sana. Ada oyster omelette, fried hokkien prawn noodle, satay chicken, fried rice, hingga cereal butter prawn.
Satay Chicken - TKR Satay Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Memang tak heran Singapura menduduki posisi pertama. Pasalnya, ketika mampir ke Newton Food Centre misalnya, kamu bakal melihat antusiasme pengunjung untuk makan di sana. Atraksi para pemasaknya pun jadi pemandangan seru yang bikin nafsu makan bertambah.
ADVERTISEMENT
2. Bangkok (Thailand)
Khanom buang Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Wah, Bangkok sih, memang surganya jajanan enak! Selain harganya yang murah-murah, street food di Bangkok juga beragam jenisnya. Ada yang asin, asam, manis, gurih, hingga yang pedas.
Beberapa kali eksplorasi kuliner jalanan di Bangkok, kami selalu menemukan hal seru. Misalnya saja ada sajian roti mirip martabak --malah mirip banget sama roti maryam-- yang kami temukan di Taste of Roti.
Ada pula crepes-nya Thailand yang bernama khanom buang. Uniknya, adonan khanom buang terbuat dari tepung kulit telur yang sudah dihancurkan. Ada dua varian isi; yakni berisi abon, krim kelapa, dan serat manis kuning telur, atau krim kelapa serta serat kuning telur saja.
Thailand juga punya banyak buah-buahan segar untuk kamu yang hobi mengudap makanan sehat. Atau aneka sate-sateannya juga enggak kalah menggoda!
Jajanan di Bangkok. Foto: Toshiko/kumparan
Butuh minuman segar, thai tea atau kopi thailand juga mudah banget dicari.
ADVERTISEMENT
Kopi atau teh yang dijual di jalanan pun sudah enak dengan harga yang begitu murah. Rp 18 ribuan sudah dapat kopi thailand dingin, dengan ukuran besar pula.
Selain itu, bila mampir ke sana, beranikan diri untuk coba kuliner ekstrem. Cobalah untuk mencicipi aneka hidangan dari serangga yang kaya protein dan super gurih. Surga makanan dan minuman sih!
3. Ho Chi Minh (Vietnam)
Kalau Hanoi terkenal dengan pemandangan alamnya, Ho Chi Minh adalah kota yang tepat untuk wisata kuliner. Kuliner di sini juga sangat sesuai dengan lidah orang Indonesia. Pasalnya, kuliner Vietnam didominasi beras; namun dalam bentuk bihun.
Ketika mampir ke sana, tentu saja kami mencicipi pho, banh mi, bun cha, hingga egg coffee. Kamu harus coba egg coffee! Minuman ini memadukan kopi dengan telur yang sudah dikocok hingga membentuk krim.
Egg coffee Foto: Safira Maharani/ kumparan
Krim telur tersebut lalu dituang di atas seduhan kopi, hingga membentuk lapisan penuh busa. Meski terbuat dari telur, namun tak tercecap bau amisnya sama sekali, malah rasanya cenderung creamy dan lembut. Bikin nagih!
ADVERTISEMENT
Namun, agak sulit mencari makanan yang halal di Ho Chi Minh. Kalau kamu sedang eksplorasi makanan non halal plus berani agak ekstrem, cobalah Súp Cua Óc Heo --sup otak babi khas Vietnam.
Sup otak babi di Ho Chi Minh, Vietnam. Foto: Toshiko/kumparan
Biasanya, orang Vietnam memakannya untuk sarapan atau kudapan sore; sambil mengobrol dengan teman.
Dalam semangkuk sup ini, kamu akan menemukan dua buah otak babi, jagung, daging kepiting, telur kocok, dan jamur. Kemudian di atasnya ada juga coriander sebagai pelengkapnya.
Makin lengkap dengan tambahan telur pitan. Hmm, berani coba?
4. Berlin (Jerman)
Burger di Berlin. Foto: Toshiko/kumparan
Tergabung ke dalam Benua Eropa, Jerman memiliki beragam kuliner lokal lezat nan menggiurkan. Mulai dari olahan daging, kentang, hingga kue manis yang lembut.
Misalnya saja saat kami berkunjung ke Berlin, tepatnya di Alexanderplatz. Pada malam hari, public square di pusat Mitte itu nampak seperti pasar malam dengan aneka jajanan yang begitu menggoda.
ADVERTISEMENT
Salah satu street food yang wajib dicoba adalah bratwurst, sosis khas Jerman yang terbuat dari campuran daging sapi dan rempah. Dimasaknya dengan cara dipanggang di atas bara api.
Bratwurst. Foto: Toshiko/kumparan
Bratwurst yang kami coba di sana sangat menggiurkan. Pertama, sosisnya besar, pakai jamur champignon, kentang, dan bbq sauce. Harganya berkisar di 9-10 Euro.
Kentang goreng aneka sausnya juga harus dicoba. Kalau di Jerman, jangan sebut french fries ya! Mereka menyebut kentang goreng dengan pommes frites. Oh iya, menurut Bella, pemilik Airbnb yang kami tinggali, warga Jerman biasanya lebih suka burger dari independent store. Jadi, wajib coba beberapa burger di sana ya!
5. Jepang
Ichigo Daifuku. Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Ada 3 kota di Jepang yang masuk dalam The World’s 50 Best Cities For Street Food-Obsessed Travellers 2019. Kota tersebut adalah Tokyo, Osaka, dan Fukuoka. Kami telah eksplorasi kuliner di Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Sedap-sedap lho!
ADVERTISEMENT
Meski di Indonesia sudah banyak jajanan khas Jepang yang bermunculan, menikmati street food enak di negeri asalnya itu jadi pengalaman yang luar biasa. Enggak herank, banyak wisatawan yang datang ke Jepang hanya untuk eksplorasi street food-nya.
Ada takoyaki, taiyaki, dango, dan ichigo daifuku yang wajib kamu coba. Aneka yakitorinya juga harus kamu cicipi.
Takoyaki di Fushimi Inari Taisha Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Salah satu street food yang paling klasik dan populer di kalangan wisatawan ini merupakan sate ala Jepang. Yakitori terdiri dari potongan daging ayam berupa kulit, hati, hingga daging yang ditusuk seperti sate dan dibakar di atas arang.
Agar cita rasanya semakin nikmat, yakitori biasanya disajikan dengan berbagai bumbu, seperti wasabi, mustard jepang, garam, hingga saus Tare.
ADVERTISEMENT
6. Amsterdam (Belanda)
Stroopwafel. Foto: Toshiko/kumparan
Hanya butuh satu hari di sana untuk jatuh cinta dengan ibukota Belanda tersebut. Ada banyak pancake enak dan tentunya stroopwafel yang begitu menggoda.
Berbagai kudapan manis ini biasa dimasak fresh, sehingga masih terasa hangat ketika kamu membelinya. Menikmati berbagai street food sambil jalan-jalan di Amsterdam Centraal tentu jadi kegiatan yang super menarik.
Fish & chips juga masuk dalam street food di Amsterdam yang patut kamu coba.
7. Bali (Indonesia)
Adonan lak lak dituang ke dalam cetakan Foto: Safira Maharani/ kumparan
Sebenarnya street food khas Bali itu unik, karena biasanya kamu menemukannya di pasar tradisionalnya. Namun, yang paling khas dari street food di Bali adalah nasi jenggo.
Biasanya yang menjual nasi jenggo itu seperti angkringan di Yogya. Sekilas rupanya pun mirip nasi kucing khas Yogyakarta. Porsinya cukup kecil untuk ukuran nasi bungkus.
ADVERTISEMENT
Seporsi nasi jenggo disajikan dengan lauk-pauk yang terbilang lengkap. Dijual dengan daun pisang sebagai pembungkusnya, nasi Jenggo terdiri dari nasi putih seukuran kepalan tangan, sambal goreng tempe, ayam suwir, serundeng, dan sambal pedas. Sebagai variasi, nasi putih pada sajian rakyat tersebut juga sering diganti menggunakan nasi kuning yang lebih gurih.
Kemudian ada pula lak-lak, jajanan mirip serabi; khas Bali. Salah satu warung yang menjual lak lak dapat ditemui di kawasan Ubud. Namanya Lak Lak Bali Sinta.
Adonan lak lak terbuat dari tepung beras, hijaunya dari daun suji. Namun, yang membedakan jajanan ini dengan serabi, lak lak tidak memakai campuran santan.
Tentu saja, Bali jadi paket lengkap utuk tempat liburan. Tak hanya street food, makanan khas, resto fancy, kafe, hingga tempat makan sehat pun ada. Pantas, wisatawan betah berlama-lama di Bali.
ADVERTISEMENT