Benarkah Kulit Roti Mengandung Lebih Banyak Vitamin dan Nutrisi?

13 Januari 2022 8:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi roti putih Foto: Dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi roti putih Foto: Dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kulit atau pinggiran roti sering kali disingkirkan karena dianggap keras dan kerap membuat serat di tenggorokan. Kendati begitu, banyak juga orang yang menganggap bahwa pinggiran roti memiliki lebih banyak nutrisi, benarkah?
ADVERTISEMENT
Roti merupakan menu sarapan favorit karena praktis dan mengenyangkan. Akan tetapi, tidak jarang beberapa dari kita kerap membuang pinggiran roti. Bukan tanpa alasan, ini karena banyak yang menganggap bahwa pinggiran roti terasa keras hingga rasanya pahit.
Namun di sisi lain, sejak dahulu banyak orang yang mengatakan bahwa pinggiran roti dinilai menjadi bagian yang paling sehat karena lebih banyak nutrisi. Lantas, apabila kita membuang pinggiran roti akankah mengurangi manfaat dan nutrisi roti secara keseluruhan?
Mengutip Metro, Wesley Delbridge, seorang ahli gizi yang telah mengajar ilmu makanan selama lebih dari 10 tahun di Arizona State University mengatakan bahwa pinggiran roti itu tidak lebih bergizi dari bagian lainnya.
Ilustrasi menu sarapan Foto: dok.shutterstock
“Saya akan mengatakan jawabannya belum tentu. Jika kamu bertanya kepada orang tua, sebagian besar akan mengatakan bahwa pinggiran roti lebih sehat. Itu hanya mitos yang cukup umum,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Wesley lebih lanjut menjelaskan bahwa anggapan mengenai pinggiran roti yang disebut sebagai bagian dengan kandungan nutrisi paling banyak, hanyalah mitos belaka. Konon, anggapan ini disebarkan oleh orang zaman dahulu sebagai upaya membantu mengurangi limbah makanan.
Tetapi, hal ini bukan berarti bahwa pinggiran roti tidak memiliki manfaat. Sebuah penelitian di Jerman tahun 2002 menemukan, jika dibandingkan dengan remahnya, maka pinggiran roti mengandung sekitar delapan kali jumlah antioksidan penangkal kanker yang dikenal sebagai pronyl-lysine.
“Mereka mengisolasi antioksidan dan mengirim ke sel usus manusia, dan menemukan bahwa itu meningkatkan aktivitas enzim yang terkait dengan pencegahan kanker,” ujar Wesley.
Ilustrasi memotong roti Foto: dok.shutterstock
Tetapi sekali lagi, pinggiran roti adalah bagian yang paling termasak saat proses pembuatan. Oleh karena itu, membuatnya begitu rentan terhadap kandungan karsinogenik. Hal itu disebut reaksi Maillard, proses pemanggangan roti putih sehingga menjadi kecokelatan. Saat itulah, gula dalam campuran roti bereaksi dengan asam amino saat dipanaskan untuk menciptakan warna cokelat yang indah.
ADVERTISEMENT
Perlu kamu ketahui, meskipun pinggiran roti menciptakan kandungan antioksidan pelindung kanker tertentu; tak menutup kemungkinan bahwa proses ini juga bisa menciptakan senyawa penyebab kanker yang disebut acrylamide.
Nah, kalau sudah begini kamu pun perlu membatasi jumlah konsumsi roti; terutama roti tawar putih. Untuk pilihan roti yang lebih sehat, mungkin kamu bisa mengonsumsi roti gandum atau roti dengan tambahan buah atau kacang-kacangan.
Reporter: Destihara Suci Milenia