Bakery Populer di Korea, Bagaimana Pertumbuhan Paris Baguette di Indonesia?

23 September 2023 18:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paris Baguette Senayan City. Foto: Paris Baguette
zoom-in-whitePerbesar
Paris Baguette Senayan City. Foto: Paris Baguette
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bakery atau toko roti kian menjamur di Indonesia. Trennya seperti tak pernah mati. Ada toko roti bercita rasa khas Indonesia, Prancis, Italia, hingga yang sedang tren, Korea.
ADVERTISEMENT
Ya, tren bakery ala Korea pun kian masif, terbukti dengan semakin mudahnya kita menemukan toko roti khas Negeri Ginseng tersebut, seperti salah satunya Paris Baguette.
Paris Baguette merupakan cafe bakery store asal Korea Selatan. Di negara asalnya, toko roti ini merupakan salah satu pemain besar di industri bakery. Terbukti, brand ini sudah memiliki cabang sampai ke Prancis, dan begitu juga di Indonesia sudah ada 9 outlet.
Toko roti yang kerap muncul di beberapa serial drama korea ini, pertama kali hadir di Indonesia pada 11 November 2021 di bawah naungan Erajaya Food & Nourishment (EFN). Erajaya menjadi satu-satunya pemegang brand sah Paris Baguette di Indonesia.
Gabrielle Halim, CEO Erajaya Food & Nourishment (EFN). Foto: Dok. Paris Baguette Indonesia
Gabrielle Halim, CEO Erajaya Food & Nourishment beserta suaminya, memiliki ketertarikan terhadap cita rasa hingga kualitas roti yang disuguhkan Paris Baguette Korea. Toko roti ini menjadi langganan mereka setiap kali travelling ke Korea.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang akrab disapa Gaby tersebut yakin bahwa toko rotinya mampu mengikuti tren cafe bakery di Indonesia dan kian tumbuh sukses. Meski mungkin bukan brand Paris Baguette saja yang menjadi satu-satunya bakery asal Korea yang ada di Indonesia.
Kepada kumparanFOOD (10/8), Gaby menceritakan secara eksklusif tentang awal mula bisnis Paris Baguette hingga pertumbuhannya di Indonesia. Tak hanya itu, Gaby juga mengungkap tantangan bisnis bakery yang lahir saat pandemi ini, sampai strategi kuat yang mereka jalankan agar Paris Baguette (PB) bisa terus mengembangkan sayapnya. Untuk itu, simaklah wawancara eksklusif kami dalam sesi question and answer (Q&A) di bawah ini:

1. Bagaimana awal mula Paris Baguette (PB) menjalankan bisnisnya di Indonesia?

Paris Baguette Summarecon Mall Bekasi. Foto: Paris Baguette
Pada saat kita membuka PB, bakery belum sebanyak seperti saat ini, memang sudah ada beberapa brand, tapi untuk kompetitornya belum sebanyak sekarang.
ADVERTISEMENT
Kenapa membawa PB? PB ini brand dari Korea Selatan (Korsel). Di Korsel PB salah satu cafe bakery store yang terbesar di sana. Jadi cabangnya di sana juga sudah banyak banget.
Kebetulan saya dan suami sudah sering travelling ke Korsel dan kita selalu mampir ke PB. Jadi memang brand PB ini sudah familiar di kita, karena kita suka dengan roti-roti mereka, kualitas roti mereka, karena mereka selalu menyiapkan barang-barang fresh setiap hari. Sudah jadi langganannya kitalah kalau kita ke Korsel.
Nah, kebetulan seiring waktu kita mendapat opportunity untuk pegang brand PB ini di Indonesia. Jadi mereka (PB Korea) sudah melihat market Indonesia dan mereka ingin mencari partner. Kebetulan kita mendapat kesempatan itu, dan kebetulan mereka menunjuk kita sebagai startegic partner-nya PB Korsel untuk mengembangkan bisnis di Indonesia.
ADVERTISEMENT

2. Tantangannya apa saja?

Tantangannya kebetulan cukup banyak karena PB Indonesia lahir di masa pandemi, kita mau ngobrol sama principal saja enggak bisa ketemu muka, at that time, semua by online.
Tantangan kedua kita harus melakukan market research dulu, kira-kira apa yang cocok untuk market Indonesia? Tantangannya bagaimana kita ini meyakinkan principal untuk inovasi-inovasi yang relate ke customer Indonesia punya preference. Jadi, itulah dua hal utama yang jadi tantangan kita saat pembukaan PB di Indonesia.
Harusnya alurnya, principal sudah tahu market Indonesia, tapi kan kita harus intens ngobrol langsung di lapangan, dan yang paling penting kita harusnya mendapat training di toko-toko PB, karena keterbatasan ya training-nya itu dilakukan online. Ya, itu sih kendala yang kita hadapi.
ADVERTISEMENT

3. Bagaimana dengan model bisnis PB Indonesia, adakah perbedaannya dengan yang di Korea?

Perbedaan sedikit banyak pasti ada karena kita mencoba me-localized apa yang menjadi preference-nya pelanggan Indonesia, tapi enggak semata-mata kita keluar jalur, kita tetap mengikuti arahan principal. Tapi beberapa hal kita mencoba untuk localized dari segi konsep, produk, lebih menyesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia.

4. Principal PB memiliki aturan yang seketat apa?

Sesuatu yang enggak bisa dinego mereka itu kualitas. Kualitas itu jangan sampai berubah, no negotiable. Selama kita menjaga kualitas dan brand, misalnya saat kita mau meluncurkan sesuatu hal yang baru, selama itu tidak keluar dari jalur si brand PB mereka cukup mengerti. Tapi kita harus memberikan alasan yang valid, so far mereka cukup suportif.
Contohnya, untuk menjaga kualitas produk, frozen dough masih kita impor dari Korea, beberapa raw materials pendukung kita pake bahan lokal. Mereka memberikan keleluasaan untuk me-localized tapi ada standar yang selalu harus kita penuhi kepada principal.
Varian cake baru dari Paris Baguette Indonesia (18/7/23). Foto: Azalia Amadea/Kumparan

5. Bagaimana Anda melihat perkembangan bisnis PB dari dulu sampai sekarang?

ADVERTISEMENT
PB lahir di masa pandemi di mana saat itu masa-masa sulit, tapi kami melihat industri dan PB bisa terus bertahan dan bertumbuh. Misalnya saja kami buka baru dua tahun tapi sudah memiliki 9 outlets, dalam jangka waktu dekat kami juga mau ekspansi membuka toko baru. Jadi, kita confidence dengan model bisnis kita dan perkembangannya positif.
Semua outlet saat ini milik Erajaya dan belum ada yang franchise ke luar.

6. Dalam sehari PB bisa memproduksi berapa roti, cake, dan pastry?

Kuantitas rata-ratanya sekitar 6.000 sampai 7.000 untuk all product untuk 9 outlets.

7. Penjualan paling menonjol dari produk-produk PB apa saja?

Untuk saat ini best seller kita masih kategori pastry. Kalau untuk pastry kurang lebih bisa sekitar 60 persen (dari total produksi rata-rata tadi), secara jumlah tapi juga fluktuatif. Ada hari-hari tertentu seperti weekend traffic lebih tinggi.
ADVERTISEMENT

8. PB identik sekali dengan toko roti drakor, bagaimana tanggapan Anda?

Salah satu alasan kita juga ini, untuk akhirnya mau memutuskan jadi partner PB Korea, karena kita melihat, ok ini PB cukup agresif untuk promosikan brand mereka ke community Korea, seperti melalui film dan drakor. Apalagi masyarakat Indonesia juga senang K-Pop, drakor, jadi kita melihat ada peluang itu dan kenapa kita juga confidence dengan brand ini, membantu kita banget. Itu salah satu plus point kitalah.
Varian pastry khas Paris Baguette. Foto: Paris Baguette Indonesia

9. Ada rencana mau membuka di Surabaya dan Medan, alasannya apa?

Tentunya kita mau melihat, explore opportunity lainnya selain Jakarta. Kalau Jakarta selama dua tahun ini kita fokus di Jakarta, sudah punya 9 outlets kita juga mau melirik kota-kota besar di Indonesia, seperti Surabaya. Strategi kita mau menambah di Surabaya, dan Medan juga. Kita ada melihat opportunity besar di kota-kota besar lainnya. Targetnya akhir tahun, mudah-mudahan.
ADVERTISEMENT

10. Sebutkan lima produk PB yang paling disuka?

Saya kalau pastry paling suka mini choco twist, itu favoritnya saya. Kalau cakes, saya suka triple chocolate cherry termasuk produk baru kita launching, itu favoritnya saya juga, dan rotinya saya suka 100% Korean milk bread.

11. Terakhir, apa saja rencana bisnis PB ke depan agar bisa tetap mengikuti tren bakery di Indonesia?

PB baru buka saja buka outlet baru di Puri Indah Mall beberapa bulan lalu, ekspansi ini menjadi strategi kita yang utama untuk mendekatkan PB ke calon pelanggan yang lebih luas. Selain itu, sesuai juga dengan target rencana kita yang mau buka beberapa cabang di luar Jabodetabek sampai akhir 2023.