5 Risiko Kesehatan yang Bisa Muncul dari Minum Air Mineral Kemasan Plastik

15 Januari 2021 18:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menyimpan air minum kemasan dalam mobil Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Menyimpan air minum kemasan dalam mobil Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Risiko kesehatan memang bisa muncul dari mana saja, termasuk dalam air mineral kemasan yang kerap kita konsumsi sehari-hari. Bukan lantaran isi dari air minum tersebut yang patut diwaspadai, melainkan kemasan yang bisa saja mengandung partikel berbahaya bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Menurut Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, mengatakan bahwa air mineral alami harus mengandung setidaknya 250 bagian per juta (ppm) 'total padatan terlarut', yang berasal dari sumber air bawah tanah yang dilindungi secara geologis dan fisik. Dengan kata lain, air mineral harus benar-benar keluar alami dari bumi.
Air mineral umumnya mengandung zat seperti magnesium, kalsium, sodium dan seng. Menurut penelitian terbaru, kehadiran air mineral kemasan terbukti memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh.
Meskipun begitu, ada beberapa risikonya yang patut kamu waspadai, terutama terkait plastik yang digunakan sebagai bahan kemasan. Lantas, apa saja risiko tersembunyi dari air minum kemasan? Yuk, simak selengkapnya, seperti dikutip dari Eat This.
ADVERTISEMENT

1. Air mineral kemasan bisa mengandung arsenik

Batasan konsumsi air mineral. Foto: Thinkstock
Consumer Reports (CR) melakukan pengujian terhadap 45 merek air mineral kemasan. Dan, hasilnya menunjukkan bahwa Starkey Spring Water, yang telah dijual di Whole Foods selama lima tahun, memiliki kadar arsenik —logam beracun.
James Dickerson, PhD, kepala ilmuwan CR, mencatat bahwa "konsumsi secara teratur sejumlah kecil logam berat dalam waktu lama meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, kanker tertentu, menurunkan skor IQ pada anak-anak, dan juga menimbulkan masalah kesehatan lainnya.”

2. Air kemasan bisa terisi dengan partikel plastik

com-Ilustrasi minum air mineral Foto: Shutterstock
Sebuah studi tahun 2018 menganalisis 259 botol air dari seluruh dunia, dan menemukan bahwa 93 persen di antaranya mengandung partikel polimer sintetis mikroplastik. Lebih buruk lagi, peneliti mengatakan kalau beberapa partikel plastik tidak sekecil yang kamu bayangkan.
ADVERTISEMENT
Dari 11 merek populer yang diuji dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa konsentrasi plastik rata-rata adalah 325 partikel mikroplastik per liter air kemasan. Meskipun belum cukup data untuk menentukan bagaimana paparan plastik ini memengaruhi kesehatan manusia, beberapa peneliti mengatakan hal ini dapat berbahaya bagi manusia.
"Dalam model hewan dan studi epidemiologi pada manusia, kami memiliki korelasi antara paparan plastik dan bahaya kesehatan yang diketahui," kata Frederick vom Saal, Profesor Ilmu Biologi Universitas Missouri.
Data dari Pusat Hukum Lingkungan Internasional menemukan bahwa plastik memiliki risiko kesehatan yang berbeda dalam berbagai jenisnya. Mikroplastik dikaitkan dengan hasil kesehatan negatif —penyakit kardiovaskular hingga kanker dan kondisi autoimun.

3. Dapat terkontaminasi E. coli

Ilustrasi infeksi bakteri Foto: dok.Shutterstock
Laporan pemerintah Mei 2018 di Sweet Springs Valley Water Company menunjukkan bahwa, beberapa bulan sebelumnya, perusahaan tersebut telah mengemas dan mendistribusikan air dari sumber yang terkontaminasi bakteri E. coli.
ADVERTISEMENT
Lebih buruk lagi, Sweet Springs tidak menghentikan produksi mereka setelah bakteri dalam air terdeteksi, dan juga tidak melakukan tes lanjutan —menentukan apakah botol air produksi lanjutan bebas E.coli.
Selain itu, pada Juni 2015, 14 merek air kemasan ditarik secara sukarela setelah ditemukan potensi kontaminasi E.coli. Perusahaan pembotolan air yang memasok merek tersebut menemukan bahwa salah satu sumber mata airnya terbukti positif mengandung bakteri. Jadi, terkadang kita tidak pernah tahu kandungan E. coli yang sebenarnya ada dalam air kemasan.

4. Air kemasan bisa mengandung jamur

Ilustrasi memilih air minum kemasan sebelum membeli Foto: Shutter Stock
Jamur dalam air kemasan tidak mudah dikenali layaknya pada roti atau keju —namun hal tersebut tetap nyata. Pada bulan Desember 2017, misalnya, FDA merilis peringatan konsumen mengenai Comforts FOR BABY's Purified Water with Fluoride Added, mencatat bahwa merek air kemasan tersebut ditarik kembali karena jamur.
ADVERTISEMENT
Jaringan supermarket menguji air itu sendiri setelah menerima banyak keluhan dari pelanggan, dan menemukan bahwa air tersebut mengandung Talaromyces penicillium —jamur yang dapat menyebabkan reaksi alergi dan gejala demam bila terhirup atau disentuh.

5. Dapat mengandung zat yang berbahaya

Menyimpan air minum kemasan dalam mobil Foto: Shutter Stock
Sebuah studi Oktober 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Water Research menemukan bahwa ftalat, zat yang ditambahkan ke plastik dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker; sering kali ada dalam air kemasan.
Data tersebut menganalisis lima ftalat dalam air kemasan plastik di 21 negara, dan menemukan bahwa meskipun konsentrasi yang diukur bukanlah masalah serius bagi kesehatan masyarakat, efek yang signifikan mungkin saja terjadi.
Banyak zat yang dianggap karsinogen, seperti kloroform dan bromoform, juga sering digunakan sebagai pelarut atau zat pendingin. Menurut laporan Kelompok Kerja Lingkungan, berbagai zat tersebut terdeteksi dalam empat merek air kemasan dengan dua hingga tiga tingkat lebih besar daripada standar industri air kemasan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bromat yang dicurigai sebagai karsinogen bagi manusia juga terkadang ditemukan dalam air kemasan —dan seperti biasa, tidak ada pengujian atau tindakan untuk memastikan bahwa kontaminasi akhirnya diperbaiki, atau tindakan penarikan produk dari pasaran.
Reporter: Natashia Loi