Pelatih Belanda Protes soal Jadwal Padat Sepak Bola Wanita: Benar-Benar Kacau!

27 Maret 2024 16:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Belanda Andries Jonker. Foto: Molly Darlington/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Belanda Andries Jonker. Foto: Molly Darlington/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada 2024 ini, sepak bola wanita Eropa disuguhi jadwal yang sangat padat. Di awal tahun, tepatnya Februari, sejumlah tim melakoni partai semifinal di Women's Nations League.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, di awal April negara-negara di Benua Biru akan berlaga di matchday pertama dan kedua untuk Kualifikasi Euro Wanita 2025. Babak kualifikasi ini akan berlangsung lagi pada awal Juni dan pertengahan Juli mendatang.
Kualifikasi Euro Wanita ini baru akan berakhir pada Desember 2024 mendatang untuk menentukan 15 tim yang berhak mentas di Swiss pada 2025 nanti.
Padatnya kalender UEFA untuk sepak bola wanita ini mendapat kritikan keras dari pelatih Timnas Wanita Belanda, Andries Jonker. Ia bilang kalau jadwal sepak bola wanita sangat kacau, sebab liga domestik baru berakhir di bulan Mei, lalu di Juni dan Juli pemain harus memeras keringat lagi untuk membela negaranya.
Menurutnya, jadwal UEFA saat ini harusnya dibenahi karena merugikan pemain.
ADVERTISEMENT
"Dalam sepak bola wanita, ada kebutuhan untuk ketenangan dan visi. Menurut saya, jadwal ini benar-benar kacau," kata Jonker dikutip dari Goal International.
"16 Juli, di tengah musim panas, kita harus main di kualifikasi Euro. Gimana kami melakukannya? Padahal Mei musim (liga) baru berakhir. Lalu, kami harus main saat jeda internasional dan sebulan kemudian kami harus bermain sepak bola lagi," sambungnya.
Menurut Jonker, padatnya jadwal sepak bola wanita Eropa disebabkan karena UEFA ingin sepak bola pria dan wanita main di waktu yang berbeda. Pihak UEFA disinyalir ingin kalender jadwal mereka terlihat penuh, kata Jonker.
Pelatih kelahiran Amsterdam, Belanda, itu menilai pengaturan itu tak adil karena jadwal akan cenderung lebih ideal untuk sepak bola pria. Sedangkan sepak bola wanita harus berlaga di jadwal-jadwal kosong yang tersisa.
ADVERTISEMENT
"Para pemain pria memiliki prioritas dan para pemain wanita harus beradaptasi dengan hal tersebut. Ini benar-benar tidak dapat diterima. Kebanyakan pemain tidak memiliki istirahat sama sekali," protes Jonker soal jadwal sepak bola pria yang lebih diprioritaskan oleh UEFA.
Pelatih Timnas Wanita Inggris Sarina Wiegman saat final Piala Dunia Wanita 2023. Foto: Hannah McKay/REUTERS
Kekhawatiran para pelatih timnas ini juga sempat diungkapkan oleh Sarina Wiegman, juru taktik Timnas Inggris Wanita. Wiegman berharap ke depan pihak-pihak yang mengatur jadwal harus bisa saling berkoordinasi agar kalender sepak bola wanita lebih ramah bagi pemain.
Wiegman juga bilang kalau perkembangan sepak bola wanita yang kian melejit dalam beberapa tahun terakhir memang membuatnya senang. Tapi, para pemain juga perlu istirahat yang cukup dari satu turnamen ke turnamen lainnya agar bisa tampil optimal dan meminimalisasi kemungkinan terjadinya cedera.
ADVERTISEMENT
Sarina Wiegman pun menyoroti kalender kompetisi sepak bola wanita yang cenderung dipadatkan saat musim panas.
“Minggu depan mereka masuk dan beberapa pemain hanya mendapat libur enam hari, setelah bermain di kompetisi tingkat tinggi. Tekanan tinggi ini tentu tidak baik bagi mereka. Dan itu sudah berlangsung lama, karena kami selalu mengadakan turnamen besar di musim panas,” tutur Wiegman pada September 2023 lalu.
“Para pemain akan datang dan hal pertama yang harus kami lakukan adalah melihat bagaimana kondisi fisik mereka, dan kami harus membuat mereka dalam keadaan bugar, kami tentu melakukan segala cara untuk itu. Tentu akan menjadi sebuah tantangan,” lanjut pelatih Lionesses tersebut.
Pemain OL Reign Megan Rapinoe saat cedera pada menit-menit awal babak pertama pertandingan final Liga Sepak Bola Wanita Nasional antara OL Reign dan Gotham FC di Stadion Snapdragon di San Diego, California. Foto: Robyn Beck / AFP

Risiko Cedera Pemain Meningkat

Pemain sebenarnya jadi pihak yang paling dirugikan dari buruknya penjadwalan di sepak bola wanita. Pesepakbola wanita jadi lebih rentan cedera ketika tubuh dan ototnya terus-menerus dipaksa bekerja.
ADVERTISEMENT
Periode 2022-2023 menjadi contoh bagaimana buruknya kalender kerja untuk pemain wanita. Pasalnya, puluhan pesepak bola wanita mengalami cedera dalam rentang waktu tersebut. Jenis cederanya beragam, namun mayoritas mengalami cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament).
Dalam laporan Serikat Pemain Profesional (FIFPro), dari 139 pemain wanita di liga-liga top Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol, 58 di antaranya pernah alami cedera. Hal ini menggambarkan bahwa risiko cedera bisa meningkat saat pemain terus-terus bertanding baik bagi klub atau timnasnya.
"Meningkatnya beban kerja dan perjalanan serta kurang istirahat berkontribusi pada peningkatan risiko cedera, termasuk robeknya ACL di kalangan pemain profesional wanita," bunyi laporan FIFPro pada Desember 2023 lalu dikutip dari ESPN.
Masalah ini pun jadi makin pelik tatkala pemain yang mengalami cedera adalah bintang di masing-masing klub dan timnasnya. Terbaru, ada beberapa nama beken yang harus menepi dari lapangan, seperti Sam Kerr, Millie Bright, Mia Fishell, hingga Jill Roord. Mereka harus mengakhiri musimnya lebih cepat karena cedera ACL rata-rata memakan waktu sembilan bulan untuk bisa pulih kembali.
ADVERTISEMENT