Wawancara Eksklusif Ragnar Oratmangoen: Cerita Mualaf hingga Cinta Indonesia

5 April 2024 21:06 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ragnar Oratmangoen langsung menjadi idola baru suporter Timnas Indonesia. Gol debutnya di My Dinh National Stadium kala 'Garuda' menumbangkan Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 26 Maret lalu menjadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Ragnar yang membela Fortuna Sittard di Liga Belanda memang telah dinanti-nanti kiprahnya oleh pencinta sepak bola Indonesia. Sebab, selama ini, Timnas Indonesia kekurangan pemain mumpuni di lini serang. Kehadiran pemain 26 tahun itu tak pelak menjadi angin segar.
Ragnar terbilang multifungsi di lini serang. Pemain keturunan Maluku itu bisa menjadi winger, gelandang serang, atau bahkan dipaksakan menjadi striker.
Ragnar Oratmangoen dari Indonesia melakukan selebrasi setelah mencetak gol pada pertandingan sepak bola kualifikasi AFC Piala Dunia FIFA 2026 antara Vietnam dan Indonesia di Stadion Nasional My Dinh di Hanoi, Selasa (26/3/2024). Foto: AFP
Hal lain yang menarik dari Ragnar Oratmangoen adalah kisah pribadinya. Ceritanya menjadi seorang mualaf juga menarik minat banyak penggemar sepak bola.
Ragnar pun sebenarnya senang ketika berkunjung ke Indonesia di Bulan Ramadhan tahun 2024. Sebab, ia bisa merasakan menjalani ibadah puasa di negara mayoritas muslim.
kumparan berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Ragnar. Ia bercerita tentang kecintaannya pada Indonesia hingga pengalamannya memeluk Islam. Silakan disimak.
ADVERTISEMENT

Ceritakan bagaimana proses naturalisasimu dari awal?

Ragnar Oratmangoen dan Thom Haye menjalani sumpah WNI di Kanwil Kemenkumham Jakarta pada 18 Maret 2024. Foto: PSSI
Pertama saya dihubungi oleh [agen] Fardy [Bachdim], dia yang membantu pemain-pemain lain. Sepertinya itu sekitar 2 tahun lalu, saya berbincang dengan dia dan membicarakan ketertarikan saya untuk timnas. Setelah itu, saya tidak mendapatkan kabar lagi dari dia, mungkin dia saat itu juga sibuk dengan urusannya.
Kemudian, kurang dari satu tahun lalu, saya berbicara dengan Jay Idzes, dia dari Indonesia. Saya punya hubungan yang baik dengan dia.
Saya bertanya seperti, 'Bagaimana kamu bisa ke sana? Apakah saya juga punya kesempatan?’. Kemudian, Jay berbicara ke Fardy dan Fardy lalu menghubungi saya kembali. Dari titik itu, semuanya berjalan sangat cepat. Hingga akhirnya saya dinaturalisasi.

Apakah memilih Indonesia merupakan keputusan sulit?

Ya, tentu bukan sebuah keputusan yang mudah, ya. Tapi, buat saya enggak masalah juga karena saya sangat ingin bermain untuk negara ini. Pada akhirnya semua dipermudah keputusannya.
Ragnar Oratmangoen mencium bendera Merah Putih usai menjalani sumpah WNI di Kanwil Kemenkumham Jakarta pada 18 Maret 2024. Foto: PSSI

Apa yang dulu kamu bicarakan dengan Jay Idzes? Situasinya mirip dengan apa yang dilakukan Ole Romeny ke kamu sekarang?

Iya, mirip. Kalau saya dulu sudah kontak dengan Fardy, lalu saya ngobrol dengan Jay. Dan memastikan bahwa saya akan dikontak lagi oleh Fardy.
ADVERTISEMENT
Nah, kalau Ole, dia baru pertama kali ngobrol dengan Fardy, lalu dia bertanya ke saya tentang kondisi tim, apa yang saya rasakan di tim, hal-hal seperti itu. Tapi benar, saya berbicara dengan dia tentang itu.

Jadi, sekarang Ole Romeny masih dalam tahap menimbang-nimbang ya?

ADVERTISEMENT
Iya benar, terakhir kali saya berbincang sama dia itu saat sebelum saya ke Indonesia untuk pertandingan [melawan Vietnam]. Saya kurang tahu pasti apa yang dia pikirkan sekarang, tapi nanti saya akan menghubungi dia tentang apa yang akan dia putuskan.

Apa yang terjadi pada 11 Maret 2024? Kamu, Thom Haye, dan Nathan datang ke Indonesia, tapi hanya Nathan yang Sumpah WNI.

Saya juga kurang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Yang saya tahu saat itu, kami datang untuk sumpah, tapi pada akhirnya kami belum bisa disumpah karena satu dan lain hal, saya juga enggak tahu.
ADVERTISEMENT
Memang hal itu berat untuk saya dan Thom, tapi kami harus menerima itu. Dan pada akhirnya kami bisa bermain di laga kedua [melawan Vietnam].
Ragnar Oratmangoen dan Thom Haye menjalani sumpah WNI di Kanwil Kemenkumham Jakarta pada 18 Maret 2024. Foto: PSSI

Setelah resmi menjadi WNI, kamu langsung bergabung Timnas Indonesia. Bagaimana situasi tim saat itu?

Iya tentu, saya sangat senang bisa bergabung dengan tim, mereka menyambut saya, saya sangat menikmati waktu-waktu bersama mereka. Mungkin awalnya agak susah karena kami belum mengenal satu sama lain, bahasa yang kami gunakan juga berbeda.
Tapi jika lihat pertandingan terakhir, kami bermain sebagai tim, kami saling membantu, kami adalah tim. Bagi saya, itu adalah pengalaman yang seru dengan orang-orang tersebut, saya merasa disambut hangat oleh mereka.

Di pertandingan debut kamu langsung mencetak gol, apa yang kamu rasakan? Apa rahasianya?

Buat saya pribadi, rasanya benar-benar spesial. Saya sebenarnya ingin mencetak gol saat di GBK Jakarta, itu pasti akan lebih gila. Tapi, buat saya mencetak gol di pertandingan debut itu rasanya kayak mimpi jadi nyata.
ADVERTISEMENT
Saya sangat merasa senang bisa mencetak gol, setelah pertandingan saya banyak mendapatkan pesan dari orang-orang, itu benar-benar luar biasa. Saya pikir itu adalah salah satu momen ‘gila’ dalam karier sepak bola saya sampai detik ini.
Saya melihat potongan video yang terjadi di Indonesia, orang-orang melakukan nobar dengan layar yang besar, saya membayangkan itu benar-benar gila, bahwa ada banyak banget orang yang menonton pertandingan dan saya bisa mencetak gol, rasanya gila.

Apakah kamu tahu sebelumnya kita belum pernah kalahkan Vietnam di Hanoi dalam 20 tahun terakhir?

Ya, tim pelatih ada yang memberi tahu kami, kayaknya satu hari sebelum pertandingan. Dia memberi tahu ke kami, jadi kami memiliki perasaan yang lebih sebelum pertandingan, jadi terasa spesial ketika kami memenangi pertandingan.
ADVERTISEMENT

Bergabung ke Timnas Indonesia membuat kamu bertemu banyak pesepak bola muslim, bagaimana rasanya?

Striker Timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen saat diwawancarai para jurnalis di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Buat saya ini adalah sesuatu yang indah, karena di Eropa situasi ini tidak biasa ya, bahwa mayoritas pemain di tim adalah muslim. Buat saya ini adalah sesuatu yang bagus, dengan orang-orang di tim, dengan situasi mayoritas adalah muslim.
Ini sesuatu yang spesial buat saya karena saya belum pernah merasakan ini sebelumnya. Saya tidak pernah melihat ini sebelumnya di tim saya, jadi ini adalah pengalaman yang bagus.

Apakah ini kali pertama kamu berada di lingkungan pemain muslim?

ADVERTISEMENT
Iya, pemain yang mayoritas. Tapi sekarang di tim saya ada lima pemain [Muslim], ini sepertinya jumlah terbanyak dalam tim saya selama di Belanda. Tapi jika berada di tim yang mayoritas Muslim, rasanya sangat menyenangkan.
ADVERTISEMENT

Bisa diceritakan bagaimana perjalanan spiritualmu?

Ya itu perjalanan yang panjang, tapi singkatnya, saya tumbuh besar bersama banyak teman-teman muslim, ketika saya kecil, kami selalu bermain sepak bola di luar, di lapangan. Enggak jauh dari lapangan, di situ ada masjid. Dan ketika waktunya ibadah [adzan], kami berhenti bermain sepak bola dan mereka masuk [ke masjid] untuk mulai ibadah.
Seiring berjalannya waktu, saya ikut mereka masuk ke masjid, karena kalau menunggu di luar saya akan sendiri. Mereka bilang ‘sini masuk saja [ke masjid], kamu tidak perlu ikut ibadah, kamu tunggu kami di sini, duduk saja di sini’.
Ketika selesai ibadah, imam mendatangi kami, dia mengajak kami berbicara, dia menceritakan ke kami tentang kisah-kisah Islam, tentang agama. Kemudian saya mengikuti imam itu dan berpikir bahwa ‘Oke, mungkin ini adalah sesuatu yang saya yakini, saya sukai dalam iman saya’ dan akhirnya saya sendiri yang memutuskan untuk menjadi seorang muslim.
Striker Timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen saat diwawancarai para jurnalis di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Apakah saat itu kamu merasakan ‘kedamaian’ ketika masuk ke masjid?

Ya tentu, saya saat itu sangat senang untuk ikut mereka [teman-teman] masuk ke masjid, karena kita sehari-hari merasakan kesibukan, kebisingan, dan hal-hal berisik di luar. Ketika saya masuk ke masjid, saya langsung merasa bahwa orang-orang sangat tenang, damai, mereka menunggu waktu ibadah, dan kemudian kami ibadah.
ADVERTISEMENT
Itu sesuatu yang sangat menyejukkan. Dan waktu berbincang dengan imam itu rasanya seperti damai dan tenang, saya benar-benar suka.

Siapa yang menginspirasi kamu menjadi muslim? Teman yang kamu maksud tadi ya?

Ya teman saya yang membawa saya ke sana [masjid]. Dia juga menjadi teman saya yang menemani puasa Ramadhan pertama saya, jadi sebelum menjadi muslim, saya pernah melakukan puasa.
Saya bersama mereka, main ke tempatnya, kami juga pergi tarawih, kemudian kami bermain sepak bola malam hari. Jadi, mereka benar-benar menginspirasi saya.

Kalau puasa kamu di Ramadhan kali ini gimana? Apakah berjalan lancar?

Iya, berjalan lancar. Jadi sekarang di Belanda, kami punya pertandingan malam pukul 9 malam, jadi kami bisa makan dulu jam 8:15, jadi itu bagus.
ADVERTISEMENT
Saya juga akan ada pertandingan yang dimainkan pukul 9 malam, jadi saya bisa makan dulu sebelum pertandingan. Tapi sebelumnya saya juga ada pertandingan, kami bermain sekitar pukul 6:45 malam, jadi sekitar 20 menit [puasa] di pertandingan, tapi hal itu enggak masalah, cuaca di sini juga enggak terlalu panas, jadi semua baik-baik saja.

Apakah susah menjadi pemain muslim di Eropa?

Saya pikir enggak. Pada 2024 ini sudah enggak begitu susah, saya ingat ketika pertama kali Ramadhan, saat itu saya sendiri yang merupakan pemain muslim di tim, mereka meragukan saya untuk menjalankan puasa dan tetap bermain sepak bola, tapi sekarang situasinya sudah berubah ya.
Saya bisa ingat ketika [Karim] Benzema mencetak hattrick saat puasa, juga saat Mo Salah bermain di Liga Champions saat puasa. Jadi menurut saya di Belanda saat ini, situasinya sudah lebih baik dan pemain-pemain bisa menjalankan kegiatan beragama mereka dengan cukup mudah.
Selebrasi pemain Liverpool Mohamed Salah usai mencetak gol ke gawang Brighton & Hove Albion pada pertandingan lanjutan Liga Inggris di Anfield, Liverpool, Inggris, Minggu (31/3/2024). Foto: Molly Darlington/REUTERS

Ketika kamu mencetak gol luar biasa dan menang lawan Vietnam, apa yang dikatakan keluarga kamu?

Mereka merasa sangat senang. Mereka melihat semuanya di media sosial, mereka bilang bahwa semuanya berjalan sangat gila. Mereka senang melihat saya mencetak gol, dan debut bersama tim, mereka sangat-sangat senang.
ADVERTISEMENT
Setelah pertandingan, saya harus langsung pulang malam itu, saya kembali berlatih bersama tim saya, dan dua hari setelah itu saya harus bertanding, jadi saya enggak punya terlalu banyak waktu itu.

Apa target kamu bersama timnas? Mungkin kamu punya mimpi membawa timnas ke Piala Dunia?

ADVERTISEMENT
Tentu saja, mimpi terbesar, salah satu target sebelum dinaturalisasi, jika memungkinkan saya ingin membawa ke Piala Dunia. Bagi saya, target terbesar adalah membawa tim ke Piala Dunia.
Tentu itu enggak mudah, tapi dua kemenangan melawan Vietnam adalah langkah yang bagus, kami berada di jalur yang tepat. Jadi itu adalah target terbesar saya, semoga orang-orang bisa fokus dengan target.

Apakah mungkin kita lolos ke putaran final Piala Dunia? Saat ini kita hanya butuh satu kemenangan ke Ronde Ketiga Kualifikasi, lalu ada beberapa tahapan lagi.

Bagi saya itu mungkin. Saya melihat tim ini punya kualitas, dan kami bisa membawa itu ke lapangan. Tentu saya enggak tahu pasti negara lain, tapi tim kami punya kualitas yang bagus untuk ke Piala Dunia.
Para pemain Indonesia melakukan selebrasi setelah mencetak gol pada pertandingan sepak bola kualifikasi AFC Piala Dunia FIFA 2026 antara Vietnam dan Indonesia di Stadion Nasional My Dinh di Hanoi, Selasa (26/3/2024). Foto: AFP

Tentang Fortuna Sittard, kontrak kamu akan habis pada Juni mendatang. Apa rencana setelah itu?

Iya, saya pemain pinjaman di Fortuna. Pertanyaan yang bagus. Saya sendiri belum tahu apa rencananya setelah itu.
ADVERTISEMENT
Saya senang bermain di Fortuna, kami melakukan hal-hal baik, kami mungkin cukup poin untuk bertahan di liga [Eredivisie], kami bahkan di klasemen yang memungkinkan ke Eropa, jadi semuanya berjalan bagus. Saya berharap bisa terus dimainkan dan menjadi pemain penting di tim.
Setelah itu kita lihat apa yang akan terjadi, mungkin klub saya, yang meminjamkan saya, FC Groningen, menginginkan saya kembali, ada saja kemungkinan itu, atau mungkin saya akan pindah ke klub lain, saya juga belum tahu.

Apakah ada peluang untuk perpanjang kontrak di Fortuna Sittard?

Ya, tentu peluang itu ada.