Tentang Kemungkinan Borja Valero Menjadi Roh Inter

12 Juli 2017 18:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Borja Valero saat tes medis bersama Inter. (Foto: Twitter/Internazionale Milano)
zoom-in-whitePerbesar
Borja Valero saat tes medis bersama Inter. (Foto: Twitter/Internazionale Milano)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di saat AC Milan mati-matian melakukan pemugaran skuat ketika musim panas tiba, Internazionale Milan bersikap begitu tenang. Sementara Milan sudah merogoh kocek hingga 100 juta euro, tak ada pembelian besar yang dilakukan tim asuhan Luciano Spalletti tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, gerak Inter yang awalnya terkesan lambat, perlahan mereka percepat. Setelah mendatangkan Daniele Padelli, Jens Odgaard, dan Milan Skriniar, Inter melanjutkan pergerakan mereka di bursa transfer dengan mendatangkan Borja Valero dari Fiorentina.
Kedatangan Valero menunjukkan sesuatu: ada yang bakal diubah oleh Spalletti pada musim 2017/2018.
Spalletti bukan sosok pelatih yang kelewat idealis. Dalam beberapa tahun kariernya, pelatih plontos tersebut dikenal tak mencintai satu pakem tertentu dan bisa beradaptasi terhadap semua kemungkinan. Bersama AS Roma musim lalu, Spalletti bahkan menggunakan tujuh formasi yang berbeda.
Dua era kariernya bersama Roma bisa menjadi contoh lainnya. Pada era perdana, Spalletti menggunakan pakem 4-6-0 dengan memainkan Francesco Totti sebagai pusat permainan. Pada masa keduanya, Spalletti memilih bermain dengan formasi 4-3-3 dengan menurunkan Edin Dzeko sebagai penyerang utama.
ADVERTISEMENT
Meski memiliki perbedaan yang cukup jauh, ada satu hal yang bisa diambil dari dua masa kepelatihan Spalletti bersama Roma: Spalletti tak mau anak asuhnya membangun serangan dengan gaya yang sulit.
Build-up serangan Roma di era Spalletti tak pernah terpaku pada satu taktik tertentu. Pada era keduanya, Spalletti menyuruh pemain belakang dan Daniele De Rossi untuk mengirim umpan lambung ke arah Dzeko, Mohamed Salah, Diego Perotti, dan Radja Nainggolan yang bergerak maju.
Melihat pembelian Valero, tampaknya Spalletti akan mengubah Inter seperti Roma musim lalu dan menjadikan Valero sebagai De Rossi-nya. Akan cocok sepertinya, terutama jika melihat penampilan Valero di Fiorentina musim lalu.
Bermain sebagai gelandang tengah, Valero memegang peranan penting sebagai penyuplai bola untuk lini depan Fiorentina. Kemampuannya melepas umpan dan bergerak mencari ruang adalah sesuatu yang tidak tampak dari Inter pada musim lalu.
ADVERTISEMENT
Soal kemampuannya melepas umpan, statistik Valero bisa menjadi buktinya. Tampil dalam 31 pertandingan di Serie A, Valero menciptakan 1.559 umpan sukses musim lalu dengan akurasi umpan berhasil yang mencapai 89%.
Borja Valero pindah ke Inter. (Foto: Twitter: F.C. Internazionale)
zoom-in-whitePerbesar
Borja Valero pindah ke Inter. (Foto: Twitter: F.C. Internazionale)
Statistik apik Valero lainnya adalah soal kemampuannya melepaskan umpan yang berbuah menjadi sebuah peluang. Dalam 31 laga, Valero menciptakan 51 umpan kunci, dibandingkan pemain Fiorentina yang lain, Valero hanya kalah dari Federico Bernardeschi.
Hal lain yang membuat Valero kemungkinan berhasil adalah kemampuannya mencari ruang kosong demi mendapatkan bola. Dalam beberapa momen musim lalu, beberapa kali Valero turun hingga sejajar dengan gelandang bertahan Fiorentina demi mendapatkan bola dan mengalirkannya ke depan.
Tak hanya turun hingga sejajar dengan gelandang bertahan, Valero juga kerap mengisi posisi sayap kiri untuk mendapatkan bola. Pergerakan Valero macam inilah yang tidak dimiliki oleh Ever Banega, nama yang pada akhirnya dilepas oleh Inter.
ADVERTISEMENT
Di balik kritik yang mampir, boleh jadi pembelian Valero adalah sebuah keberuntungan bagi Inter. Yang jelas, Inter wajib berdoa, semoga usia Valero yang kini mulai renta (32 tahun) tak mengganggu penampilannya di lapangan.