Seperti di Piala Dunia 2006, Demikianlah Italia Akan Menang Melawan Corona

7 April 2020 23:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marcello Lippi tak mampu bangkitkan Timnas China. Foto: AFP/Stringer
zoom-in-whitePerbesar
Marcello Lippi tak mampu bangkitkan Timnas China. Foto: AFP/Stringer
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manusia tidak diciptakan untuk ditaklukkan, begitu pula orang-orang Italia. Mantan pelatih Timnas Italia, Marcello Lippi, percaya bahwa Italia akan menang melawan virus corona.
ADVERTISEMENT
Kenangan Lippi kembali pada 1982 dan 2006. Bukan, kedua periode itu bukan tentang pandemi. Di dua tahun tersebut, Italia dinobatkan sebagai kampiun Piala Dunia.
"Kalian tahu kenapa kita juara Piala Dunia pada 2006 dan 1982? Kenapa kita bisa menang melawan segala macam tim dan jadi juara? Jawabannya: Karena kita kuat," tutur Lippi, dilansir Football Italia.
"Analoginya, kita akan membuat es mencair dengan sinar matahari. Kita akan mengubah seluruh kekacauan ini menjadi energi positif," lanjut Lippi.
Timnas Italia ketika menjuarai Piala Dunia 2006. Foto: PATRIK STOLLARZ / AFP
Final Piala Dunia 1982 mempertemukan Italia dan Jerman Barat di Santiago Bernabeu. Italia asuhan Enzo Bearzot menuntaskan laga dengan kemenangan 3-1 lewat gol Paolo Rossi, Marco Tardelli, dan Alessandro Altobelli.
Jerman Barat hanya sanggup membalas via gol Paul Breitner tujuh menit jelang waktu normal selesai. Italia berpesta merayakan mahkota juara Piala Dunia ketiga mereka.
ADVERTISEMENT
Italia mengulang kegembiraan yang sama pada 2006 di Jerman. Prancis adalah lawan yang mesti mereka tundukkan di partai pemungkas.
Sebelum final digelar, Italia sudah menunjukkan bahwa mereka negeri kiblat sepak bola bertahan. Empat pemain bertahan dalam formasi gerendel menjadi penopang Italia yang menghentak dengan gol-gol serangan balik.
Timnas Italia juara Piala Dunia 2006. Foto: JOHN MACDOUGALL / AFP
Di sepanjang Piala Dunia 2006 tanpa memperhitungkan adu penalti, gawang Italia cuma kebobolan dua kali. Satu dari gol bunuh diri Cristian Zaccardo di babak grup melawan Timnas Amerika Serikat, satu lagi merupakan tendangan penalti Zinedine Zidane di laga final.
Hingga babak tambahan usai, final selesai dengan skor 1-1. Apa boleh buat, duel mesti dilanjutkan ke adu penalti. Italia menang. Sepakan David Trezeguet menghantam sisi kanan mistar, padahal Gianluigi Buffon sudah menjatuhkan badan ke sisi kiri gawang.
ADVERTISEMENT
Fabio Grosso pada akhirnya memastikan adu penalti selesai dengan kemenangan 5-3 untuk Italia. Lippi larut dalam kegembiraan anak-anak didiknya, seantero Italia bersorak menyambut gelar juara Piala Dunia keempat.
Terlepas dari kisah itu, perhatian Lippi juga tertuju pada sepak bola amatir yang terdampak pandemi. Ia berharap otoritas sepak bola Italia bisa mengambil kebijakan yang tidak mengorbankan kehidupan sepak bola amatir.
"Saya harap kebijakan yang diambil juga melindungi sepak bola amatir dari risiko selama pandemi. Sepak bola elite memang mengalami penurunan, tetapi dampaknya tidak akan buruk-buruk amat bagi mereka," jelas Lippi.
"Saya yakin para pemain pasti bisa menerima kebijakan apa pun terkait pandemi ini. Entah berapa banyak orang yang berpikir bahwa yang ada di otak pesepak bola itu cuma uang, mobil, dan wanita cantik. Demagogi (penghasutan, prasangka -red) memang ada di mana-mana," tutur Lippi.
ADVERTISEMENT
"Di situasi seperti sekarang, tidak banyak orang yang memiliki sensitivitas seperti para pesepak bola. Saya benci dengan orang-orang berkoar-koar di surat kabar karena sudah berdonasi. Toh, para pesepak bola melakukannya dalam diam," pungkas Lippi.
Para pemain Timnas Italia merayakan kemenangan di final Piala Dunia 1982. Foto: STAFF / AFP
Mengutip laporan Skysport, mewabahnya virus corona memaksa klub-klub Serie A untuk memotong gaji para pemain dan pelatih.
Langkah tersebut diambil demi menghindari kerugian finansial yang lebih besar. Meski begitu, klub-klub tetap diwajibkan untuk bernegosiasi dengan para pemain mereka menyoal pemotongan gaji ini.
Hingga kini, belum ada kepastian kapan Serie A 2019/20 dan kompetisi sepak bola Italia lainnya bakal dilanjutkan sejak ditangguhkan pada 9 Maret 2020. Di hari yang sama, Italia memutuskan untuk menjalani karantina wilayah (lockdown).
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (5/4/2020) waktu setempat, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, menyatakan bahwa ia belum tahu kapan lockdown akan berakhir.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!