Sehebat-hebatnya Mbappe, Aturan Klub Tetap Harus Dipatuhi

31 Oktober 2018 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol Kylian Mbappe. (Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Kylian Mbappe. (Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Le Classique di Ligue 1 barangkali sudah tak bisa lagi disebut sebagai Le Classique. Sebabnya begini. Nama Le Classique itu diberikan karena dua kontestan di sana, Paris Saint-Germain dan Olympique Marseille, adalah dua tim kuat yang seharusnya bisa saling mengalahkan. Faktanya, belakangan ini hal tersebut tidak pernah terjadi.
ADVERTISEMENT
Terakhir kali Marseille menang atas PSG adalah pada 2011. Ketika itu, PSG memang sudah menjadi milik Qatar Sports Investment (QSI). Akan tetapi, mereka belum sekuat sekarang. Bahkan, pada musim 2011/12 itu yang menjadi juara Ligue 1 bukanlah PSG, melainkan tim kejutan bernama Montpellier.
Pada Senin (29/10/2018) dini hari WIB lalu, Marseille menelan kekalahan kedelapan dari sepuluh pertandingan terakhirnya menghadapi PSG. Berlaga di Stade Velodrome, Dimitri Payet dkk. kalah dengan skor 0-2.
Sebenarnya, Marseille tidak bisa dibilang tampil buruk pada laga itu. Dengan persentase penguasaan bola 46 persen, mereka mampu melepas 12 tembakan. Jumlah tembakan Marseille itu hanya berselisih satu dari total upaya yang dilancarkan oleh tim tamu. Pendek kata, Marseille berhasil mengimbangi PSG. Setidaknya, begitulah yang terjadi sampai pertandingan memasuki menit ke-62.
ADVERTISEMENT
Pada menit ke-62 itu, petaka bagi Marseille muncul melalui sosok Kylian Mbappe-Lottin. Pemuda 19 tahun itu masuk menggantikan Eric Maxim Choupo-Moting yang menjadi starter karena Edinson Cavani mengalami cedera. Hanya tiga menit setelah masuk, Mbappe sukses membuka keunggulan PSG lewat gol solo run yang dia ciptakan.
Keunggulan PSG itu akhirnya bertambah ketika injury time babak kedua memasuki menit kelima. Umpan Neymar usai meliuk-liuk di area pertahanan Marseille diteruskan dengan sontekan oleh Julian Draxler menjadi gol. Dengan dua gol tersebut, PSG pun sukses menghilangkan makna dari Le Classique itu sendiri.
PSG menang atas Marseille dan menilik rekor pertemuan yang ada, itu tidak mengejutkan. Yang kemudian layak dijadikan tanda tanya adalah mengapa Mbappe yang notabene merupakan bintang PSG itu baru masuk di menit ke-62? Mengapa Tuchel tidak memainkannya dari awal sekalian?
ADVERTISEMENT
Well, usut punya usut, Mbappe harus memulai laga dari bangku cadangan sebagai sebuah hukuman. Tuchel sengaja melakukan itu karena Mbappe datang terlambat dalam pertemuan prapertandingan. Posisi Mbappe di pertandingan itu pun digantikan oleh Draxler.
Sebenarnya, Mbappe tidak sendiri. Selain dirinya, Adrien Rabiot juga datang pada pertemuan itu dan akhirnya juga harus memulai laga dari bangku cadangan. Sama seperti Mbappe juga, Rabiot kemudian masuk lapangan sebagai pengganti Angel Di Maria.
Mbappe mencetak gol ke gawang Marseille. (Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier)
zoom-in-whitePerbesar
Mbappe mencetak gol ke gawang Marseille. (Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier)
Selepas laga, Tuchel mengaku bahwa dia tak punya pilihan lain. Sosok asal Jerman itu tahu betapa pentingnya Mbappe untuk PSG. Namun, bagi dirinya, pemain sekelas Mbappe sekalipun tetap harus taat pada peraturan klub. "Aku harus berpikir keras," kata Tuchel. "Itu 'kan situasi disiplin. Masa, ya, ada pemain datang terlambat tetapi tidak dihukum?"
ADVERTISEMENT
Keputusan Tuchel itu mendapat dukungan dari Neymar. Bagi megabintang asal Brasil tersebut, Tuchel sudah benar karena Mbappe dan Rabiot memang melanggar peraturan.
"Ini adalah masalah di antara mereka dan pelatih. Mereka harus mennghargai jadwal yang sudah disusun dan mereka gagal melakukan itu. Mereka tahu bahwa mereka pemain hebat yang penting bagi tim kami dan akhirnya kami pun kesulitan tanpa mereka. Namun, ini adalah urusan internal klub. Kylian akhirnya masuk dan dia memenangkan laga untuk kami," ucap Neymar.
Pada akhirnya, masuknya Mbappe ke lapangan itu membuat PSG mampu melanjutkan rekor seratus persen mereka di Ligue 1. Sampai kini, Les Parisiens sudah menjalani 11 laga dan mereka memenangi semua laga tersebut. Di klasemen, dengan torehan 33 poin, PSG kini unggul delapan poin atas peringkat kedua Lille.
ADVERTISEMENT