Presiden La Liga Sebut Man City & PSG Langgar FFP: Sepak Bola Eropa dalam Bahaya

17 Juni 2022 10:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Paris Saint-Germain Kylian Mbappe mencetak gol ke gawang Manchester City pada pertandingan Grup A Liga Champions di Etihad Stadium, Manchester, Inggris.
 Foto: Carl Recine/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Paris Saint-Germain Kylian Mbappe mencetak gol ke gawang Manchester City pada pertandingan Grup A Liga Champions di Etihad Stadium, Manchester, Inggris. Foto: Carl Recine/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden La Liga, Javier Tebas, telah melayangkan protes ke UEFA atas dugaan pelanggaran Financial Fair Play (FFP) yang dilakukan Man City dan Paris Saint-Germain (PSG). Jika itu terus menerus dibiarkan, ia menyebut kedua itu bisa membahayakan sepak bola Eropa.
ADVERTISEMENT
Diwartakan BBC, La Liga kabarnya telah mengajukan protes secara resmi terkait dugaan pelanggaran Financial Fair Play (FFP) yang dilakukan oleh City dan PSG. Operator Liga Spanyol itu bahkan menyatakan akan menempuh langkah hukum lebih lanjut ke sistem peradilan Uni Eropa, Prancis dan Swiss.
Sebenarnya, Javier Tebas sudah berulang kali geram dengan cara kerja Man City dan PSG. Kedua klub itu diklaim bisa merusak sepak bola Eropa dengan sumber dana yang tak terbatas.
Saat ini, Manchester City disokong dana melimpah oleh Abu Dhabi United Group milik keluarga kerajaan Uni Emirat Arab. Sedangkan PSG dimiliki oleh perusahaan BUMN asal Qatar, yakni Qatar Sports Investment.
Presiden La Liga, Javier Tebas. Foto: AFP/Sajjad Hussein
"Kami pikir sepak bola Eropa dalam bahaya. [Kami] belum mampu merancang sistem untuk mengontrol klub-klub milik negara." lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Presiden La Liga itu juga mengecam keras tindakan PSG usai memberi kontrak baru bernilai jutaan poundsterling kepada Kylian Mbappe.
Selain itu, Tebas juga menyebut aliran dana besar yang dikucurkan bisa membuat City dan PSG memanipulasi keuangan mereka. Sehingga, keduanya berpotensi melanggar aturan FFP dari UEFA.
Pemain Paris St Germain Kylian Mbappe berfoto dengan presiden Paris St Germain Nasser Al-Khelaifi setelah menandatangani kontrak baru, di Parc des Princes, Paris, Prancis, Sabtu (21/5/2022). Foto: Christian Hartmann/REUTERS
"UEFA mengizinkan adanya kerugian karena klub-klub mengurangi omzet mereka, tetapi PSG malah meningkatkan gaji dengan jumlah yang luar biasa selama Covid," kata Presiden La Liga.
"Gaji mereka [PSG] musim 2021/22 adalah 600 juta euro (Rp 9,3 triliun). Ini mustahil. Belum lagi kontrak baru Mbappe. Jelas mereka tidak menerapkan aturan FFP. Ini membahayakan seluruh ekosistem keuangan di Eropa."
Sebelumnya, Tebas juga sempat geram karena Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) mencabut sanksi dari UEFA berupa larangan bermain dua tahun di kompetisi Eropa yang diberikan kepada Man City pada 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
"Pada satu waktu, Man City memiliki 68 persen pemasukan dari komersial. Real Madrid 54 persen. Ini mustahil. Man City sebagai sebuah mereka tidak bernilai setinggi itu. Mereka disanksi, lalu dibatalkan. PSG bahkan lebih fatal."
Fans dan pemain Manchester City merayakan gelar juara Liga Inggris di Manchester, Inggris Foto: Jason Cairnduff/REUTERS
La Liga menyatakan akan mempelajari opsi langkah hukum lebih lanjut kepada dua klub tersebut. Terlebih, Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi memiliki potensi konflik kepentingan karena ia juga menduduki jabatan penting di UEFA dan Asosiasi Klub Eropa (ECA).