Premier League Ancam Tendang Newcastle United Jika Kerajaan Arab Saudi Masuk

30 September 2021 19:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emblem Newcastle United di St James' Park. Foto: AFP/Lindsey Parnaby
zoom-in-whitePerbesar
Emblem Newcastle United di St James' Park. Foto: AFP/Lindsey Parnaby
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Newcastle United terancam ditendang dari Premier League. Skenario itu bisa saja terjadi jika Arab Saudi berhasil masuk dan melakukan takeover atas Newcastle lewat sebuah konglomerasi.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Arab Saudi lewat Saudi Arabia’s Public Investment Fund (PIF) dikabarkan menjadi investor utama dalam takeover Newcastle.
PIF yang dipimpin oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), menyediakan 80% dari sekitar 300 juta poundsterling atau sekitar Rp 5,7 triliun yang dibutuhkan untuk mengakuisisi Newcastle dari tangan Mike Ashley.
Takeover tersebut bermasalah lantaran Kerajaan Arab Saudi diduga berada di balik situs penyedia tayangan sepak bola ilegal bernama beoutQ.
Muhammad bin Salman. Foto: AFP/NICOLAS ASFOURI
Arab Saudi sendiri membantah keterlibatan mereka di beoutQ. Akan tetapi, hasil investigasi World Trade Organization (WTO) menunjukkan bahwa tayangan di beoutQ disalurkan lewat satelit bernama Arabsat, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Kerajaan Arab Saudi dan berbasis di sana.
Saat ini, pengacara Newcastle, Daniel Jowell QC, mengungkap ada ancaman mengeluarkan The Magpies dari Premier League. Selain itu, Jowell juga mengatakan ada sejumlah klub Premier League dan beIN Media Group yang tak setuju dengan takeover tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar klub Premier League bersama-sama melakukan lobi agar takeover tidak terjadi," tambah Jowell, dikutip dari Daily Star.
"Terlepas dari ancaman itu, Premier League belum menghentikan klub untuk berpartisipasi di kompetisi," lanjut dia.
Patung Sir Bobby Robson bersanding dengan logo Newcastle United di St. James' Park. Foto: Reuters/Lee Smith
Jowell menambahkan bahwa ancaman tersebut sudah mengarah kepada penyalahgunaan Premier League terhadap posisinya yang berujung kepada terganggunya kompetisi.
Takeover Newcastle sejatinya mendapat sejumlah tentangan. Bahkan, Presiden La Liga, Javier Tebas, ikut mengingatkan Premier League akan kerusakan yang disebabkan beoutQ. Tebas meminta Premier League untuk berpikir dua kali sebelum memberikan lampu hijau terhadap takeover Newcastle.
Selain itu, ada juga Amnesty International yang meminta Premier League menyetop takeover Newcastle karena pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi, utamanya MbS.
ADVERTISEMENT