Pratinjau Liverpool-City: Akankah Terjadi Lagi Kesalahan yang Sama?

11 Januari 2018 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liverpool vs Manchester City. (Foto: Associated Press)
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool vs Manchester City. (Foto: Associated Press)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika itu 9 September 2017, mengambil lokasi di Stadion Etihad. Juergen Klopp mungkin tidak akan percaya dengan apa yang dia lihat. Di depan matanya sendiri, ditemani gemuruh suporter City yang memadati Etihad, dia menyaksikan para pemain City memberondong gawang timnya lima gol tanpa balas.
ADVERTISEMENT
Bermula dari pelanggaran keras Sadio Mane terhadap Ederson Moraes, petaka bagi Liverpool yang sudah tertinggal 1-0 dalam laga tersebut berlanjut. Gelontoran gol demi gol bersarang di gawang Simon Mignolet. Cukup aneh memang ketika yang dikeluarkan Sadio Mane, tapi justru lini pertahanan Liverpool yang terkena dampak cukup signifikan.
Dalam pertandingan tersebut, lubang demi lubang tercipta sehingga Sergio Aguero, Gabriel Jesus, dan Leroy Sane dengan bebas mengeksploitasi lini pertahanan Liverpool. Koordinasi antara Joel Matip dan Ragnar Klavan yang buruk, serta tekanan konstan dari para pemain depan City membuat lini pertahanan Liverpool, yang pada saat itu masih belum padu-padu amat, tampak begitu kocar-kacir.
Minggu (14/1) malam keduanya akan bertemu kembali dalam laga lanjutan pekan ke-23 Premier League di Stadion Anfield. Bayang-bayang skor lima gol tentu masih membekas, tapi yang jadi pertanyaan, akankah Liverpool mampu mengatasi bayang-bayang tersebut?
ADVERTISEMENT
***
Sejak kejadian pemberangusan 9 September 2017 di Etihad tersebut, Liverpool mulai berkembang sedikit demi sedikit. Lini serang mereka menjadi salah satu yang terbaik di liga, dengan trio Roberto Firmino-Mohamed Salah-Sadio Mane yang menjadi pangkalnya. Sampai saat ini, sudah 50 gol "Si Merah" torehkan, menjadi yang kedua terbanyak di Premier League.
Tapi lini pertahanan mereka bukanlah yang terbaik di liga. Total sampai saat ini mereka sudah kebobolan 25 gol, masih kalah dari Tottenham Hotspur, Chelsea, Manchester United, dan Manchester City. Lini pertahanan yang tidak terlalu bagus inilah yang membikin "Si Merah" sampai sekarang masih berada di peringkat keempat, kalah dari Chelsea, Manchester United, dan tertinggal jauh dari Manchester City.
ADVERTISEMENT
Menilik perkembangan Liverpool sejak diberangus pada 9 September 2017 silam, mereka memang mulai menjelma menjadi tim yang cukup menakutkan, apalagi setelah trio lini serang mereka tampil apik, ditopang oleh para pemain tengah yang dapat mengalirkan bola-bola matang ke depan. Di saat mereka sudah sampai pada tahap sebagai tim matang, perubahan justru kembali terjadi. Phillipe Coutinho memutuskan hijrah ke Barcelona dengan mahar yang mahal, yakni 142 juta pounds.
Coutinho saat sesi perkenalan. (Foto: Reuters/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Coutinho saat sesi perkenalan. (Foto: Reuters/Albert Gea)
Kehilangan pemain yang menorehkan assist tertinggi (enam kali) dan rataan umpan kunci tertinggi per pertandingan (2,9 kali) di skuat Liverpool ini membuat sedikit rasa penasaran muncul: Siapa yang layak menggantikan Coutinho sebagai motor serangan Liverpool? Apalagi Manchester City juga mengalami kemajuan pesat sejak kejadian kekalahan telak di Etihad 9 September 2017 tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejak mengalahkan Liverpool 5-0 di Etihad (ditambah dengan kemenangan 1-2 di kandang Bournemouth sebelumnya), The Citizens mencatatkan rekor 18 kemenangan beruntun di ajang Premier League. Berbagai tim besar macam Chelsea, Manchester United, Arsenal, serta Tottenham Hotspur, berhasil dikalahkan oleh City.
Hal ini tak lepas dari permainan agresif yang diberikan City. Bermodalkan skuat yang memang sudah sesuai dengan keinginan Pep Guardiola, City menampilkan permainan yang benar-benar bikin tim-tim lain ketar-ketir. Selain kerap mendominasi penguasaan bola, City juga menjadi tim yang tak segan untuk menekan lawan-lawan mereka, bahkan sejak dari area pertahanan lawan itu sendiri.
Metode ini acap merepotkan tim-tim lawan yang menghadapi City. Belum lagi dengan ciamiknya penampilan David Silva dan Kevin De Bruyne, dua otak serangan City, yang membuat City dapat mengaktifkan serangan dari sisi mana saja. Ditopang oleh opsi melebar yang disajikan oleh para full-back dan winger City, hal ini membuat dominasi City benar-benar terasa oleh tim-tim yang menghadapinya. Sekali lubang tercipta di pertahanan, maka hal tersebut bisa saja berbuah gol.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan pertama, kesalahan inilah yang dibikin Liverpool. Mereka memberikan ruang kepada para pemain City untuk berkreasi di depan. Hal inilah yang membuat City dengan mudah menggelontorkan lima gol ke gawang Manchester City. Mereka juga gagal menutup pergerakan pemain City dari sayap, sehingga seorang Leroy Sane sampai bisa mencetak dua gol ke gawang Mignolet.
Lalu, akankah hal yang sama terulang kembali dalam laga nanti?
***
Sejak kejadian Etihad 9 September 2017 tersebut, kedua tim sudah mengalami perkembangan mereka masing-masing. Liverpool dengan ketajaman lini serangnya dan Manchester City dengan keseimbangan dan dominasi yang kerap ditunjukkan atas lawan-lawannya.
Dengan segala perkembangan yang sudah dialami oleh kedua tim ini, pertemuan keduanya pada Minggu (14/1) nanti akan menjadi pertemuan yang cukup seru untuk dinantikan sekaligus disaksikan. Liverpool punya peluang besar untuk menjadi tim pertama yang mengalahkan City dalam ajang Premier League musim 2017/18 ini.
ADVERTISEMENT
Namun, jika kesalahan di pertemuan pertama kembali mereka ulangi, bukan tidak mungkin gawang "Si Merah" akan kembali menjadi lumbung gol bagi para pemain The Citizens.
====
*Pertandingan Liverpool vs Manchester City akan dihelat di Anfield, Minggu (14/1/2018). Sepak mula dilakukan pada pukul 23.00 WIB.