Fernandinho

Mengubah Fernandinho Jadi Bek Tengah Bukan Perkara Mustahil bagi Guardiola

29 April 2020 19:15 WIB
comment
19
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fernandinho dan Pep Guardiola usai laga melawan Man United. Foto: Reuters/Phil Noble
zoom-in-whitePerbesar
Fernandinho dan Pep Guardiola usai laga melawan Man United. Foto: Reuters/Phil Noble
ADVERTISEMENT
Manchester City memulai musim 2019/20 dengan kondisi tak ideal. Aymeric Laporte dan John Stones dihajar cedera sehingga cuma Nicolas Otamendi yang siap turun. Itu artinya, City kekurangan bek tengah.
ADVERTISEMENT
Bukan Pep Guardiola namanya jika tidak memutar otak. Fernandinho yang seorang gelandang bertahan dimainkan sebagai bek tengah dalam matchday pertama Liga Champions 2019/20 melawan Shakhtar Donetsk.
Perhitungan Guardiola tak keliru. City menang 3-0, Fernandinho tampil memuaskan kala bertandem dengan Otamendi di jantung pertahanan.
Fernandinho, sosok penting untuk pertahanan City. Foto: Andrew Yates/Reuters
Debut sebagai bek tengah tersebut menyulut kepercayaan Guardiola. Fernandinho pun menggeluti posisi barunya sebagai bek tengah.
Dalam wawancaranya bersama Nick Wright untuk Sky Sports, Fernandinho bercerita seperti apa rasanya 'dipaksa' bermain di posisi yang bukan posisi naturalnya.
"Saya pikir tantangan terbesar pindah sebagai bek tengah adalah melepaskan diri dari cara bermain gelandang. Sebagai gelandang, kamu akan banyak berlari di depan," tutur Fernandinho kepada Sky Sports.
ADVERTISEMENT
"Gelandang bertarung di area tengah. Di area tersebut, kadang kamu bisa memenangi bola, kadang tidak," lanjut Fernandinho.
Situasi berbeda terjadi ketika ia bermain sebagai bek tengah. Menurut Fernandinho, ada ruang yang luas di antara bek tengah dan kiper yang mesti diperhatikan dan dijaga dengan seksama. Lengah sedikit saja, habis sudah.
Pep Guardiola di laga vs West Ham. Foto: Reuters/Phil Noble
Kalau lawan sudah lolos, harapanmu tinggal penyelamatan penjaga gawang atau keberuntungan seperti tendangan yang melambung dan 'bantuan' tiang gawang.
"Kebanyakan tim yang melawan kami berusaha untuk mencuri bola di belakang back four. Awalnya, saya merasa janggal untuk beradaptasi. Namun, lama-lama saya bisa menyesuaikan diri," jelas Fernandinho.
Guardiola memang pribadi yang sangat intens menikmati kesempurnaan yang mewujud dalam permainan timnya. Intensitas itu membuatnya begitu berkawan dengan detail.
ADVERTISEMENT
Dialah yang melatih Raheem Sterling secara langsung untuk menjadi penyerang yang lebih efektif. Guardiola tak mau lagi melihat Sterling sebagai penyerang yang menyentuh bola banyak-banyak saat memasuki kotak penalti.
Berangkat dari riwayat itu, jangan heran jika Guardiola juga bisa membentuk Fernandinho menjadi bek tengah.
Guardiola adalah pelatih yang dengan senang hati meladeni ajakan para pemainnya untuk berdiskusi semalam suntuk tentang taktik dan kekuatan lawan. Guardiola adalah pelatih yang tak sungkan mencak-mencak karena kau bermain buruk walau timmu menang besar.
Bagi Guardiola, setiap detail dalam taktik adalah perkara yang harus dipikirkan terus-menerus dengan serius. Detail-detail itu adalah kunci yang membukakan pintu kemenangan bagi timnya.
"Pendekatan Guardiola bisa membuat para pemain lelah, tetapi itu awalnya saja. Pada akhirnya kami juga yang diuntungkan," ujar Fernandinho.
ADVERTISEMENT
"Ia menghabiskan banyak waktu untuk mencari dan menciptakan ruang. Ia mencari cara supaya dapat menutup ruang dengan rapat demi menyulitkan lawan," tutur Fernandinho.
Para pemain Manchester City merayakan gelar juara Liga Premier. Foto: REUTERS/Toby Melville
Didikan ala Guardiola membuat Fernandinho tidak hanya mahir memutus serangan lawan. Ia juga luwes membuat gelandang timnya nyaman bermain lebih ke depan pertahanan lawan.
Kecerdasan Fernandinho merupakan penopang terbaik bagi pertaruhan Guardiola untuk memindahkannya sebagai bek tengah. Kecepatan berpikir Fernandinho memampukannya untuk memenangi second ball atau bola setelah duel.
Jangan lupa, di awal kepelatihannya di City, Guardiola menyimpulkan bahwa di Inggris, yang terpenting adalah menguasai second ball.
Wakil kapten Manchester City, Fernandinho. Foto: Reuters/Phil Noble
Tak cuma soal penguasaan second ball. Fernandinho pun mahir melakukan 'pekerjaan kotor'. Sejumlah pers Inggris bahkan menyebutnya sebagai master of the dark arts.
ADVERTISEMENT
Ya, begitulah. Perubahan tersebut berhasil karena keduanya memiliki kualitas yang klop. Perhitungan taktik Guardiola pas dan Fernandinho pun pemain berkualitas yahud. Toh, segenius apa pun taktik pelatih, percuma jika tak mampu diserap si pemain.
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit smartTV dan 2 jersi original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten