Kokoh Afiat Bicara soal Jabatan Dirut hingga Tiga Elemen Persija

10 Februari 2019 7:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Persija Jakarta, Kokoh Afiat. Foto: Dok: Persija
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Persija Jakarta, Kokoh Afiat. Foto: Dok: Persija
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manajemen Persija Jakarta bersalin rupa. Setelah Gede Widiade mengumumkan pengunduran diri sebagai Direktur Utama Persija pada 6 Februari 2019, Kokoh Afiat naik sebagai suksesor. Mundurnya Gede juga diikuti oleh keputusan Rafil Perdana untuk mundur sebagai Chief Operation Officer (COO) pada waktu bersamaan.
ADVERTISEMENT
Berhitung mundur, Gede yang menerima pinangan sebagai direktur utama pada awal 2017, menelurkan prestasi mentereng bagi Persija dalam masa kepemimpinannya selama dua tahun terakhir. Paling kentara tentu pengelolaan yang berujung pada gelar juara Liga 1 2018.
Suksesor Gede juga bukan orang baru bagi klub yang berdiri sejak 1928 itu. Pasalnya, Kokoh sudah lebih dulu mengemban tugas sebagai anggota komisaris di PT Persija Jaya Jakarta, perusahaan pengelola Persija. Selain itu, Kokoh juga memiliki 5% dari saham Persija.
Rafli Perdana dan Gede Widiade. Foto: Ferry Tri Adi Sasono/kumparan
Berselang tiga hari setelah namanya disebut Gede, Kokoh akhirnya muncul di hadapan publik. Bersama Presiden Persija, Ferry Paulus, Kokoh memberikan keterangan resmi di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Pusat (9/2/2019).
''Inallilahi atas terpilihnya saya sebagai direktur utama. Semua yang datang dari Allah akan dikembalikan ke Allah. Ini amanah yang diterima di masa-masa sulit. Saya mohon maaf kepada stakeholder Jakarta atas kondisi terkini Persija,'' ujar Kokoh dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
Frasa inallilahi tidak diucapkannya tanpa alasan. Kokoh menjelaskan bahwa jabatan direktur utama bukan hal yang sebelumnya ia harapkan.
'Sederhana saja, karena saya muslim. Sebenarnya jabatan ini tidak saya harapkan. Karena ini amanah yang harus diterima, jadi saya harus ikhlas. Kalaupun saya harus kehilangan jabatan ini, saya ikhlas," jelas Kokoh.
"Saya juga tak berbicara target dan tidak usah berbicara target, waktu. Kapan pun saya siap karena saya tidak berharap. Saya tahu jabatan ini berat dan sulit. Ini amanah saya terima,'' lanjutnya.
Presiden Persija Jakarta, Ferry Paulus. Foto: Dok: Persija
''Dalam pemberitaan akhir-akhir ini berkembang. Memang, saya terus terang belum melakukan statement apa-apa terkait keberadaan saya sebagai direktur utama. Ini hari pertama saya bertemu di hadapan publik," ujar Kokoh.
ADVERTISEMENT
"Yang pertama, saya telah menerima surat pengunduran diri Pak Gede Widiade sebagai Dirut Persija dan surat pengunduran diri juga sudah saya sampaikan kepada para pemegang saham Persija.''
''Yang kedua surat pengunduran diri saudara Rafil sebagai COO Persija. Terus terang pengunduran Pak Gede buat saya pribadi, ini tsunami, karena selama dua tahun saya bersama beliau, membagi tugas dalam melaksanakan operasional di Persija. Persija sebagai klub besar tidak boleh terganggu dengan siapa pun. Pemimpin boleh berganti, tapi Persija tetap harus eksis dan jaya,'' ujarnya lagi mendeskripsikan lebih detail.
Merujuk penjelasan yang disampaikannya, ada tiga elemen dalam manajemen Persija yang harus tetap bersinergi: tim, panitia pelaksana pertandingan (panpel), serta elemen keuangan dan pemasaran (marketing) Persija.
ADVERTISEMENT
Para pemain Persija Jakarta dan Official tim merayakan gelar juara Liga 1 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, minggu, (09/12/18). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Khusus untuk tim, ia menyadari belakangan bahwa desas-desus kemunduran manajer, Ardhi Tjahjoko, yang berarti meninggalkan Bambang Pamungkas dan kolega seketika meluas. Akan tetapi, Kokoh menggaransi bahwa pria yang juga menjabat sebagai Marsekal Pertama TNI AU tersebut akan tetap mendampingi Persija.
Yang kedua, soal mundurnya Budi Saputra sebagai Ketua Panpel Persija. Untuk persoalan ini, manajemen tidak terlalu mengkhawatirkan karena panitia pelaksana merupakan elemen tidak aktif. Sebabnya, panpel dibentuk saat kompetisi atau pertandingan bergulir sehingga akan dibubarkan saat kompetisi selesai.
''Lalu yang ketiga elemen keuangan dan marketing yang tidak berubah dan stabil. Itu konsolidasi yang kami lakukan di internal. Saya juga sudah koordinasi dengan pemilik Persija dan klub-klub internal, memohon dukungan atas penunjukan saya,'' ucapnya.
ADVERTISEMENT