Kisah Dominic Adiyiah: Eks Wonderkid AC Milan, Sempat ke Thailand, Kini Nganggur

15 Juli 2021 10:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks pemain AC Milan asal Ghana, Dominic Adiyiah. Foto: AIC PHOTO/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Eks pemain AC Milan asal Ghana, Dominic Adiyiah. Foto: AIC PHOTO/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
AC Milan sempat merekrut salah satu bocah ajaib bernama Dominic Adiyiah. Namun, karier sang pemain justru meredup, pernah terdampar di Liga Thailand hingga tanpa klub saat ini.
ADVERTISEMENT
Adiyiah memulai karier sepak bola dengan membela tim junior Feyenoord Ghana sebelum pindah ke Heart of Lions pada 2007. Setelah melakukan debut di Liga Premier Ghana dengan klub yang berbasis di Kpandu itu, Adiyiah hijrah ke Eropa.
Pada bursa transfer musim panas 2008, Adiyiah ditransfer klub Norwegia, Fredrikstad, dengan hanya mengeluarkan 100 ribu pounds. Dia melakukan debut untuk klub dalam pertandingan tandang melawan Aalesund, 30 Agustus 2008.
Musim berikutnya, Adiyiah melakukan debut di Liga Eropa pada leg kedua Kualifikasi III menghadapi Lech Poznan. Kepindahan ke Norwegia membuatnya mulai dipanggil The Black Satellites (sebutan untuk tim junior Ghana).
Dominic Adiyiah melakukan debut untuk Ghana U-20 pada 30 Maret 2008 dalam pertandingan melawan Niger. Pada tahun yang sama, dia berpartisipasi pada WAFU U-20 Championship (Piala Afrika Barat U-20).
Eks pemain AC Milan asal Ghana, Dominic Adiyiah. Foto: STEPHANE DE SAKUTIN / AFP
Performa Adiyiah berlanjut saat African Youth Championship (Piala Afrika U-20) 2009. Dia membawa Ghana juara dan berkah menjadi salah satu wakil Benua Hitam di Piala Dunia U-20 2009. Kompetisi tersebut diselenggarakan di Mesir pada 24 September-16 Oktober 2009.
ADVERTISEMENT
Turnamen itu diikuti banyak wonderkid yang kini jadi bintang. Contohnya, Cesar Azpilicueta dan Jordi Alba dari Spanyol. Lalu, si kembar Lars dan Sven Bender (Jerman), Kieran Trippier (Inggris), Sebastian Coates dan Nicolas Lodeiro (Uruguay), Douglas Costa (Brasil), hingga rekannya di Ghana, Andre Ayew.
Ghana tampil memikat sejak fase grup. Mereka mengalahkan Uzbekistan 2-1, Inggris 4-0, serta imbang 2-2 dengan Uruguay. Lolos sebagai pemuncak Grup D, The Black Satellites bertemu Afrika Selatan di Babak 16 besar. Selanjutnya, Korea Selatan (perempat final) dan Hungaria (semifinal) yang disingkirkan.
Di laga puncak, Ghana mengalahkan Brasil melalui tendangan adu penalti 4-3 setelah selama 120 menit harus puas bermain imbang tanpa gol di depan 67.814 pasang mata Cairo International Stadium.
ADVERTISEMENT
Sepanjang turnamen, Adiyiah mencetak 8 gol. Selain di pertandingan terakhir grup dan final, ia selalu berhasil menjebol jala lawan-lawan Ghana. Tiga kali dirinya menghasilkan 2 gol dalam satu laga. Akibatnya, Adiyiah mendapatkan Golden Shoe sekaligus Golden Ball.
Eks pemain AC Milan asal Ghana, Dominic Adiyiah. Foto: PEDRO UGARTE / AFP
Kesuksesan itu membuka gerbang lebar-lebar bagi Dominic Adiyiah untuk bermain di klub besar Eropa. Pada 1 November 2009 atau 2 pekan setelah final Piala Dunia U-20, Fredrikstad mengumumkan telah menerima tawaran 500 ribu euro dari CEO Milan, Adriano Galliani.
Enam hari kemudian, Adiyiah menandatangani kontrak dan pada 2 Januari 2010 diresmikan di hari pembukaan bursa transfer musim dingin.
"Dia pencetak gol terbanyak di Piala Dunia U-20. Dia akan menjadi (Sergio) Aguero atau (Lionel) Messi baru," ucap Pelatih AC Milan saat itu, Leonardo Araujo, di situs resmi klub.
ADVERTISEMENT
Namun, saat tiba di San Siro setelah membela Ghana di Piala Afrika 2010, Leonardo terkejut. Apa yang dia bayangkan tentang Adiyiah tidak pernah terbukti. Ia tidak lebih baik dari pemain junior Milan lainnya.
Meski izin kerja dan urusan administrasi di Italia telah beres, Leonardo tidak pernah memainkan Adiyiah di sisa musim 2009/10. Bahkan, pada awal musim 2010/11, Adiyiah harus menerima kenyataan menjadi pemain pinjaman di Reggina. Selanjutnya, Partizan Belgrade (Serbia), Karsiyaka (Turki), dan Arsenal Kyiv (Ukraina).
Peminjaman di Arsenal Kyiv ternyata berkesan. Pada 25 Juni 2012, Adiyiah dikontrak Arsenal Kyiv 3 tahun setelah dilepas Milan karena menghabiskan 2 tahun tanpa bermain di pertandingan resmi.
Namun, itu juga tidak lama. Pada musim panas 2014, Adiyiah bermain di Liga Premier Kazakhstan untuk FC Atyrau.
ADVERTISEMENT
Meski pindah ke kompetisi kelas tiga Eropa, performa Adiyiah tak juga membaik. Dia hanya menghasilkan 1 gol dalam 14 pertandingan di kompetisi elite Kazakhstan. Akibatnya, pada bursa transfer musim dingin 2015, dia dilepas. Tidak ada klub Benua Biru yang mau menampungnya.
Beruntung, agen pemain Afrika membawa Adiyiah ke Asia Tenggara. Dia mengikuti trial di klub Thai League 1, Nakhon Ratchasima, dan lolos. Dia bermain di klub itu 3,5 tahun. Pada musim ketiga bersama Korat, Adiyiah bermain bersama pemain naturalisasi Indonesia, Victor Igbonefo.
Sayangnya pada musim 2018, Adiyiah hanya bermain setengah musim karena dianggap kurang maksimal. Sempat menganggur 6 bulan, dia akhirnya ditampung Sisaket FC, klub yang berkompetisi di Thai League 2. Hanya bermain 1 musim, Adiyiah kemudian pindah ke Chiangmai United di kompetisi yang sama dengan Sisaket.
ADVERTISEMENT
Kini, menurut catatan Transfermarkt, Adiyiah tidak sedang bermain di klub mana pun alias nganggur. Chiangmai jadi klub terakhir yang dibelanya.
Adapun, Adiyiah berhasil mengemas 33 gol dan 12 assist dari 212 pertandingan di level klub. Sementara di level Timnas, ia sudah mengumpulkan 4 gol dari 20 caps bersama Ghana.
****