Juergen Klopp yang Berada di Antara Dua Harapan

4 Februari 2019 18:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liverpool merayakan kemenangan di Wembley Stadium. Foto: Reuters/Paul Childs
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool merayakan kemenangan di Wembley Stadium. Foto: Reuters/Paul Childs
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap orang, rata-rata, memiliki harapan dan mimpi mereka masing-masing, tak terkecuali para suporter Liverpool.
ADVERTISEMENT
Musim 2018/19 ini jadi musim yang menyenangkan bagi 'Si Merah'. Betapa tidak, kini, ketika Premier League 2018/19 memasuki pekan 25, mereka masih bertengger di puncak klasemen sementara Premier League dengan raihan 61 poin, berselisih dua poin dengan Manchester City di peringkat dua, tetapi masih memiliki sisa satu laga.
Di ajang Piala FA dan Piala Liga, boleh saja Liverpool sudah tersingkir pada babak ketiga. Namun, di ajang Liga Champions, mereka juga masih punya peluang untuk merebut trofi keenam, karena mereka sudah memastikan diri masuk babak 16 besar.
Dengan masih hidupnya peluang Liverpool untuk juara di dua kompetisi tersebut, harapan pun menyeruak. Namun, sejalan dengan harapan yang hidup, ada beban yang mengiringinya. Jika memang ingin meraih kedua trofi tersebut, Liverpool tentu perlu bekerja keras dan juga strategi jitu untuk mengalahkan lawan-lawannya.
ADVERTISEMENT
Berada di antara dua harapan, yakni harapan meraih trofi Premier League dan trofi Liga Champions, Klopp tentu pusing. Bahkan, wajar saja jika kelak Klopp menerapkan skala prioritas, untuk menentukan trofi mana yang akan mereka raih di akhir musim. Namun, soal skala prioritas tersebut, Klopp menolak. Ia mengungkapkan bahwa Liverpool akan menjalani dua turnamen itu sepenuh hati.
James Milner rayakan gol ke gawang PSG. Foto: Action Images via Reuters/Andrew Boyers
"Kami sudah mencoba itu musim lalu. Lalu, ada pembicaraan yang bilang kalau musim ini kami hanya akan fokus di liga sehingga Liga Champions ditinggalkan. Faktanya tidak. Kami masih di Liga Champions dan saya senang akan hal tersebut, meski ke depan nanti, Bayern Muenchen sudah menanti kami. Lawan yang berat," ujar Klopp disitat dari The Guardian.
ADVERTISEMENT
"Kami akan bersiap untuk Liga Champions, sebuah laga berat. Bertemu sekarang, lalu dua minggu kemudian bertemu kembali. Ya, intinya kami akan main di liga dan Liga Champions dengan baik. Kami akan bertanding dengan apa yang kami punya. Itu normal," lanjutnya.
Memang ada prediksi yang berseliweran jika kelak Liverpool lebih mementingkan trofi Premier League sebagai harapan yang mereka raih. Trofi ini memang terakhir didapatkan saat 1990 silam, saat Premier League masih bernama Football League. Kerinduan akan trofi ini lebih besar daripada trofi Liga Champions yang terakhir mereka gondol pada 2005 silam.
Berdiri di antara dua harapan, Klopp mengaku tidak terlalu ambil pusing. Ditopang oleh harapan hidupnya yang sederhana--tetap sehat hingga tua, tak punya penyakit, tidak pikun, punya cucu, dan selalu bersama sang istri--, ia mengaku bahwa tugasnya di Liverpool adalah satu: memenuhi harapan suporter. Harapan itu bisa dalam bentuk apapun, baik itu trofi Premier League maupun trofi Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Liverpool juara Liga Champions 2005. Foto: FRANCOIS MARIT / AFP
"Saya di sini (Liverpool) lebih tepatnya sedang bekerja. Ya, saya pekerja. Saya bekerja untuk memenuhi harapan orang-orang. Bukan harapan saya sendiri. Mungkin harapan para pemain, atau harapan suporter. Saya sendiri tidak terlalu punya banyak harapan, tapi saya masih bahagia," ujarnya.
Di akhir musim nanti, mampukah Klopp minimal mengabulkan salah satu harapan Liverpool tersebut? Atau, malah ia gagal mewujudkan dua harapan yang ada tersebut?