Jangan Tertipu dengan Membosankannya James Milner

22 Mei 2018 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Milner di laga melawan Roma. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Milner di laga melawan Roma. (Foto: Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama tengah James Miler adalah “membosankan”, dan ini bukan tanpa sebab.
ADVERTISEMENT
Tak seperti Paul Pogba, ia tetap dengan potongan rambut yang sama sejak masih remaja. Tidak ada selebrasi spesial a la Cristiano Ronaldo usai cetak gol. Bahkan, postingan pertama Milner di Twitter adalah fotonya menyetrika baju. Sama sekali tidak menggambarkan keseruan hidup pesepak bola era kini.
Namun, hal-hal membosankan itu tak ada bandingannya jika dibandingkan dengan apa yang terjadi pada musim panas 2014. Saat itu, James Milner setuju dengan ide Jack Wilshere dan Joe Hart untuk berlibur ke Las Vegas. Mereka pun menginap di MGM Grand, salah satu hotel paling mewah di Las Vegas.
Di sana, mereka bertiga mengadakan “pesta bujang” di dalam kolam renang. Tentu saja, pesta ini akan ada banyak orang – terutama perempuan berbikini – sampanye, dan rokok. Wilshere dan Hart sendiri sangat gembira dengan tiga kombinasi itu di dalam kolam.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang dilakukan Milner? Pemain kelahiran Yorkshire itu tak melakukan apa-apa. Milner hanya memandangi Wilshere dan Hart dengan tatapan kebingungan di luar kolam, sambil memegang botol softdrink. Padahal, usianya saat itu sudah 28 tahun, bukannya 10 tahun.
Namun, silakan bilang Milner adalah sosok yang kaku dan kuno. Ia takkan marah dan malah tertawa. Karena dalam hidup, yang ia cari memang stabilitas.
Karena pilihan hidupnya itu, karier sepak bola Milner tak pernah terdistraksi akibat kontroversi. Itu juga mengapa ia bisa memberikan yang terbaik untuk setiap klub yang pernah ia singgahi. Atas sebab itu pula, mulai dari Leeds United hingga Liverpool, selalu punya memori baik tentangnya.
***
Milner tak punya obsesi muluk sebagai pesepak bola. Milner sama sekali tak ingin menjadi pemain terbaik di dunia. Baginya, selama timnya mendapatkan kemenangan, semua sudah cukup. Namun, jangan kira dengan pilihan hidupnya tampak biasa itu ia melakukan segalanya dengan biasa. Malah, Milner kerapkali berkorban untuk sebuah pilihan hidup yang teramat biasa itu.
ADVERTISEMENT
Pada musim 2016/2017, Milner terpaksa menjadi full-back kiri karena Alberto Moreno gagal melakukan tugasnya dengan baik. Akibat terlampau sering menyerang, Moreno kerapkali abai dalam bertahan. Harga yang harus dibayar atas kesalahan Moreno pun serius: Liverpool takluk 1-3 dari Sevilla di partai final Liga Europa semusim sebelumnya.
Perjudian Juergen Klopp ini tentu saja memiliki dasar. Ia tahu betul Milner punya daya jelajah yang jauh akibat stamina yang kuat. Selain itu, Milner punya visi yang didukung dengan kemampuan teknikal yang oke. Seiring waktu berjalan, Milner mampu mengoperasikan peran bertahan sekaligus menyerang khas full-back dengan baik.
Per laga, sebagaimana Squawka mencatat, Milner biasa melakukan dua aksi bertahan, yang meliputi tekel, intersep dan sapuan di ajang Premier League. Di sisi lain, Milner sudah mencetak 7 gol dan tiga assist .
ADVERTISEMENT
Apiknya Milner sebagai full-back kiri membuat seluruh pihak senang. Gelandang yang kini berusia 32 tahun itu bisa main sebanyak 32 laga dengan hanya 2 kali saja sebagai pemain substitusi di ajang Premier League. Sementara itu, Liverpool kembali ke Liga Champions per musim ini.
Malang bagi Milner, ia tak dapat menit bermain yang banyak di Premier League musim ini. Dari total 32 laga, setengahnya harus dijalani Milner dari bangku cadangan. Pos full-back kiri sudah aman setelah hadirnya Andrew Robertson pada musim panas 2017. Di sisi lain, ia perlu bersaing dengan lima gelandang lainnya untuk satu tempat di trio lini tengah Liverpool.
Meski begitu, Milner mendapatkan menit bermain yang banyak di Liga Champions. Ia boleh menjalani 10 laga dengan 8 laga di antaranya dilakoni sejak menit awal. Dan seperti yang sudah-sudah, kepercayaan yang diberikan Klopp itu dibayar dengan baik.
ADVERTISEMENT
Ia mencetak 9 assist dan itu merupakan jumlah assist terbanyak di Liga Champions musim ini. Dan kamu tahu, 9 assist itu tercipta setelah Milner menjelajahi lapangan dengan total jarak 113,6 kilometer. Tidak ada pemain Liverpool yang bisa melangkah sejauh ini. Atas kerja kerasnya juga, Liverpool bisa menghadapi Real Madrid di final Liga Champions.
***
James Milner tidak mendapatkan ekspose yang sepatutnya ia dapatkan di partai final Liga Champions. Cerita kesuksesan Liverpool melangkah jauh sudah diborong oleh Mohamed Salah.
Atau, jika masih ada yang tersisa, itu sudah diisi oleh Roberto Firmino yang sukses menjadi false-nine musim ini. Atau kisah Andrew Robertson yang bisa bangkit dari keterpurukan hidup. Atau kisah kemalangan Alex Oxlade-Chamberlain, yang berhasil mengganti peran Coutinho namun harus absen akibat cedera. Hingga 'akamsi' (anak kampung sini) macam Trent Alexander-Arnold.
ADVERTISEMENT
Namun, percayalah, tanpa sorot lampu untuknya, Milner akan berjuang keras membawa trofi Liga Champions keenam untuk Liverpool. Dan apapun hasil di partai itu, kita akan menemukan wawancara pascalaga Milner yang tentunya membosankan.
====
*Final Liga Champions akan dihelat di Stadion NSC Olimpiskiy, Kiev, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB. Sepak mula dilakukan pukul 01:45 WIB.