Financial Fair Play Dinilai Tak Punya Taring

14 Juli 2020 9:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain-pemain Manchester City merayakan gol Sergio Aguero ke gawang Atalanta. Foto: AFP/Paul Ellis
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Manchester City merayakan gol Sergio Aguero ke gawang Atalanta. Foto: AFP/Paul Ellis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
UEFA tengah menjadi perhatian publik usai sanksi hukuman dua tahun tak boleh bermain di Liga Champions yang dijatuhkan untuk Manchester City pada awal tahun dibatalkan oleh Court of Arbitration for Sport (Pengadilan Arbitrase Olahraga, CAS), Senin (13/7) kemarin.
ADVERTISEMENT
Menurut Robert Jones, pengacara olah raga dari The Sports Consultancy Legal, menilai UEFA akan berada dalam tekanan publik untuk melakukan review atas peraturan Financial Fair Play (FFP) dan bagaimana prosedur peraturan itu dijalankan.
Awal 2020, Manchester City diberi sanksi 30 juta euro dan larangan mengikuti Liga Champions selama dua tahun berturut-turut dengan alasan pelanggaran FFP antara 2012-2016.
Hukuman ini mengikuti laporan investigasi Der Spiegel yang terbit pada November 2018. Laporan tersebut membuktikan bahwa City secara artifisial menggelembungkan catatan keuntungan klub dari sponsor.
Sampai saat ini, CAS belum mengeluarkan hasil putusan pertimbangan yang utuh. CAS cuma menyebut bahwa tuduhan yang ditimpakan ke City "tidak begitu berdasar" atau "telah lewat masa waktu" sebab adanya limitasi lima tahun dalam peraturan UEFA.
ADVERTISEMENT
"Jika pada laporan akhir nanti ada ketidakselarasan prosedur dan tindakan UEFA, yang memiliki dampak pada putusan CAS, maka UEFA akan berada di bawah tekanan yang kuat untuk melakukan reformasi atas prosedur penanganan FFP," kata Jones dilansir Goal.
Menurut Jones, masih ada kemungkinan pada laporan akhir nanti terlihat beberapa isu prosedural yang justru memberikan dampak besar pada putusan UEFA. Sampai saat laporan keluar dan terbukti tak ada yang aneh, maka UEFA akan terus berada di bawah tekanan untuk melakukan reformasi FFP.
"Buat publik, aturan ini tidak punya taring. Terlihat dengan jelas bagaimana FFP tidak sesuai dengan tujuan pembentukannya," kata Jones lagi.
"Jadi," menurut Jones, "hampir pasti akan ada desakan serius untuk melakukan review, atau beberapa reformasi minor pada prosedur dan aturan ini."
ADVERTISEMENT
*** Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.