Fiksi Bernama Liga Super Eropa

20 November 2018 17:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo UEFA. (Foto: Getty Images for UEFA/Harold Cunningham)
zoom-in-whitePerbesar
Logo UEFA. (Foto: Getty Images for UEFA/Harold Cunningham)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wacana penyelenggaraan Liga Super Eropa kembali menjadi buah bibir. Semua gara-gara Der Spiegel melaporkan hasil investigasi Football Leaks --platform yang menguak rahasia-rahasia dalam sepak bola-- pada awal November silam.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menjadi daya tarik dari laporan itu adalah klaim bahwa Real Madrid, AC Milan, Arsenal, Barcelona, Bayern Muenchen, Juventus, hingga Manchester United berencana untuk membangun grup untuk melobi UEFA agar Liga Super Eropa bisa menggantikan Liga Champions pada 2021 mendatang.
Adapun, informasi ini didapatkan Football Leaks setelah 80 jurnalis yang terikat dengan mereka menganalisis 70 ribu lebih dokumen selama 8 bulan. Ribut-ribut perihal Liga Super Eropa ini pada akhirnya mendapatkan respons dari figur-figur penting di dunia sepak bola.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. (Foto: AFP/John Thys)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. (Foto: AFP/John Thys)
Salah satunya adalah Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. Kepada BBC Sports baru-baru ini, sosok berkebangsaan Slovenia itu menampik wacana ide hadirnya Liga Super Eropa.
“Tidak akan muncul yang namanya Liga Super Eropa. Itu cuma kisah fiksi atau mimpi,” kata Ceferin.
ADVERTISEMENT
“Kami memang punya satu ide perihal kompetisi klub di Eropa. Tapi, ini bukan Liga Super Eropa. Semua tim akan tetap memiliki kans untuk berkompetisi di seluruh kompetisi yang ada di Eropa.”
Presiden Juventus dan Ketua ECA, Andrea Agnelli. (Foto: AFP/Miguel Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Juventus dan Ketua ECA, Andrea Agnelli. (Foto: AFP/Miguel Medina)
Kala diwawancarai BBC Sports, Ceferin ditemani dengan Andrea Agnelli. Keduanya merupakan ketua ECA, asosiasi klub Eropa yang menjadi representasi dari 200 klub top. Agnelli kemudian menjelaskan kompetisi macam apa yang dimaksud Ceferin.
Kata pemilik Juventus itu, UEFA dan ECA ingin membangun kompetisi yang kelasnya dua level di bawah Liga Champions dan satu level di bawah Liga Europa. Kompetisi ini diharapkan Agnelli bisa menolong tim-tim kecil secara finansial.
“Sudah menjadi tugas kami unutk menjaga maruah hebat dari sepak bola Eropa. Namun, memikirkan pangsa pasar yang baru adalah hal yang tak kalah pentingnya. Kami perlu memikirkan Polandia, Turki, atau Rusia,” ucap Agnelli.
ADVERTISEMENT
“Penyokong tim-tim di negara itu boleh tenang jika kami telah menciptakan produk baru. Karena kami ingin setiap penyokong tim itu bisa merasakan pengalaman tampil melawan tim berbeda di Eropa,” lanjut Agnelli.