Biarkan Barcelona dan Lionel Messi Belajar tentang Kegagalan

22 November 2020 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barcelona vs Ferencvaros Foto: Albert Gea/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Barcelona vs Ferencvaros Foto: Albert Gea/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Barcelona 'tenggelam', bahkan Lionel Messi pun tak bisa menolong mereka di musim 2020/21 sejauh ini. Teranyar, Blaugrana takluk 0-1 dari Atletico Madrid di Liga Spanyol, Minggu (22/11) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Dengan begini, Barcelona telah mencatatkan tiga kekalahan dari delapan laga Liga Spanyol 2020/21. Sisanya, armada Ronald Koeman tiga kali menang dan dua kali imbang; bercokol di urutan delapan klasemen sementara.
Bukan cuma itu, rekor ini pun menjadi catatan terburuk Barcelona dalam 29 tahun terakhir. 'Raksasa Catalunya' itu mengulangi catatan mereka di delapan pertandingan pertama musim 1991/92.
Hasil buruk Barcelona ini seyogianya adalah kelanjutan atau barangkali puncak dari keterpurukan mereka dalam beberapa musim terakhir. Ya, anggap saja, Barcelona beserta Lionel Messi dan koleganya sedang kian memahami makna kegagalan.

Barcelona dan kegagalan: Dua pasang kata yang tabu

Barcelona vs Villarreal. Foto: Albert Gea/Reuters
Barcelona, walau pasti pernah kalah dalam perjalanan klubnya, tidak pernah lekat dengan kata "kegagalan". Apalagi, sejak era Lionel Messi mulai naik ke tim utama.
ADVERTISEMENT
Barcelona lebih sukses dengan "kemenangan", "kesuksesan", dan "trofi juara". Sejak ada Messi di tum utama El Barca (sejak 2004/05), tak kurang dari 30 trofi juara berhasil digondol, termasuk dua kali treble.
Akan tetapi, seperti yang tadi dibilang, Barcelona kini sedang berada dalam nasib buruk episodik. Pada musim 2017/18, Barcelona disingkirkan AS Roma dari perempat final Liga Champions, melalui comeback skor 4-1 menjadi agregat 4-4.
Semusim setelahnya, Liverpool yang sempat mereka kalahkan 3-0, balik menggigit 4-0. Dengan begitu, langkah Barcelona di Liga Champions 2018/19 terhenti di semifinal.
Marc-Andre ter Stegen saat gawangnya di jebol Georginio Wijnaldum. Foto: REUTERS/Phil Noble
Namun, masih mending. Barcelona masih bisa menggondol trofi juara di dua musim yang memalukan itu. Nah, musim lalu, rival abadi Real Madrid itu mengulangi nasib musim 2007/08: Nirgelar.
ADVERTISEMENT
Lebih parah malah. Sempat menguasai puncak klasemen Liga Spanyol 2019/20, Los Blancos lalu berhasil menikung mereka. Di perempat final Liga Champions, Messi cs. digilas Bayern Muenchen 8-2.
Nah, musim ini, Barcelona kesulitan menembus papan atas. Apakah karena pandemi corona? Ya, bisa jadi, tetapi bukan cuma mereka yang menderita.

Biarkan Barcelona kian memahami makna kegagalan

Pertandingan Atletico Madrid vs FC Barcelona di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Spanyol, Sabtu (21/11). Foto: Sergio Perez/REUTERS
Apakah magi Lionel Messi telah memudar? Itu bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Namun, data menunjukkan bahwa La Pulga banyak kehilangan bola di laga Atletico Madrid vs Barcelona.
"Lionel Messi, kapten Barcelona, ​​kehilangan 23 bola di Wanda Metropolitano. Sosok barbar ketika Anda menyadari bahwa dia hanya menyelesaikan 36 operan di seluruh laga," tulis Juan Jimenez di Diario AS.
ADVERTISEMENT
"Citranya pada akhirnya, pergi dengan cara birokratis, menerima satu kekalahan lagi, mencerminkan citra tim yang telah belajar untuk gagal dan seorang pesepak bola yang krusial selama satu dekade telah menjadi tidak penting, secara harfiah, jauh dari Camp Nou," lanjutnya.
Sebagai tambahan informasi, Messi belum semoncer pada musim-musim sebelumnya. Lima dari enam golnya di lintas ajang musim ini berasal dari sepakan hadiah penalti. Plus, menurut Jimenez, sang putra Rosario belum mencetak gol yang krusial di laga tandang Barcelona sepanjang tahun 2020.

Secercah cahaya untuk Lionel Messi dan kolega

Pemain Barcelona Lionel Messi pada pertandingan FC Barcelona vs Girona di Stadion Johan Cruyff, Barcelona, Spanyol, (16/9). Foto: Albert Gea/REUTERS
Jadi, apakah musim 2020/21 akan kembali menjadi musim yang nirgelar untuk Barcelona? Kalaupun iya, biarkan saja mungkin.
Sebab, kini mereka sedang diperkuat banyak pemain muda, sebut saja Francisco Trincao, Pedri, Ansu Fati, Riqui Puig, Sergino Dest, Ronald Araujo, Carles Alena, Matheus Fernandes, hingga Frenkie de Jong. Biarkan mereka mengerti apa itu gagal.
ADVERTISEMENT
Namun, jangan keburu pesimistis. Bicara soal Liga Spanyol 1991/92, ketika mereka meraih rekor kalah-menang-seri yang sama seperti musim ini di delapan laga awal, itu ending-nya bahagia, lho.
Pada akhirnya, Barcelona menjuarai Liga Spanyol dan Liga Champions (dulu namanya European Cup) dan sebelumnya juga menjuarai Piala Super Spanyol. Kala itu, mereka dilatih Johan Cruyff dan Koeman ada dalam skuat.
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.