Ballack: Ada Kesenjangan Kualitas antara Bundesliga dan Premier League

20 Februari 2018 2:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayern Muenchen di laga vs Anderlecht. (Foto: Reuters/Michaela Rehle)
zoom-in-whitePerbesar
Bayern Muenchen di laga vs Anderlecht. (Foto: Reuters/Michaela Rehle)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Membandingkan kualitas liga satu dengan lainnya, terutama di daratan Eropa, tak lepas dari subjektivitas yang mengiringinya. Itulah yang terjadi ketika Michael Ballack menyebut bahwa Premier League lebih baik daripada Bundesliga. Namun, Ballack setidaknya masih memberikan saran, sama halnya seperti Steffan Effenberg.
ADVERTISEMENT
Pada ajang Liga Champions musim 2017/18, Bundesliga hanya mengirimkan tiga wakil. Satu wakil yang lain, yakni TSG 1899 Hoffenheim, tak lolos ke fase grup karena kalah dari Liverpool. Dari tiga wakil tersebut, hanya Bayern Muenchen-lah yang sukses lolos ke fase gugur. Borussia Dortmund dan RB Leipzig justru tersisih serta harus turun tingkat ke Liga Europa.
Meski hal ini tampak biasa, karena pada akhirnya Jerman sukses mengirimkan Bayern Muenchen ke fase gugur, bagi seorang Michael Ballack, ini adalah sebuah peringatan tersendiri. Jika tidak berbenah, bukan tidak mungkin Bundesliga akan semakin tertinggal dengan liga-liga top Eropa lain, tak terkecuali Premier League.
"Jika saya menonton Bundesliga, saya hanya tertarik pada Bayern Muenchen. Di bawah Muenchen, semua tim Bundesliga berada pada level yang sama. Hal ini berbeda dengan Premier League. Di sana, kualitas semua tim hampir sama," ujar Ballack dilansir Kicker.
ADVERTISEMENT
"Beberapa tahun lalu, saya berpikir klub-klub lain di Bundesliga seperti Dortmund dapat memperkecil jarak ini (jarak dengan Muenchen dan juga jarak dengan Premier League). Nyatanya jarak itu justru kembali tercipta, malah terlihat semakin melebar," tambahnya.
Berbanding terbalik dengan Bundesliga, laju tim-tim Premier League belum terbendung dalam ajang Liga Champions musim 2017/18. Premier League mengirimkan empat wakilnya ke fase gugur. Ada Manchester United, Liverpool, Chelsea, dan Manchester City yang membawa nama Negeri Ratu Elizabeth. Keempatnya punya peluang yang sama besar untuk melaju ke babak delapan besar.
Melihat torehan apik para klub Premier League ini, Ballack mengutarakan pendapatnya tentang apa yang harus dibenahi di Bundesliga agar dapat mengejar ketinggalan dari klub-klub Premier League. Salah satunya adalah soal pelatih berkualitas. Pelatih berkualitas di sini, maksud Ballack, adalah pelatih yang pernah merasakan atmosfer sepak bola level tinggi semasa menjadi pemain.
ADVERTISEMENT
Kritik ini dia ungkapkan tak lepas dari tren pelatih muda yang menjangkiti Bundesliga saat ini, seperti Julian Nagelsmann, Domenico Tedesco, dan Hannes Wolf. Bukannya mereka tidak memiliki kualitas melatih yang apik, tetapi Ballack menyebut ada hal-hal yang kurang dari mereka.
Julian Nagelsmann, moncer bersama Hoffenheim. (Foto: Reuters/Ralph Orlowski)
zoom-in-whitePerbesar
Julian Nagelsmann, moncer bersama Hoffenheim. (Foto: Reuters/Ralph Orlowski)
"Mereka (para pelatih muda) benar-benar punya motivasi yang besar dan pendidikan kepelatihan yang cukup baik. Namun, mereka tidak punya pengalaman main di level kompetisi sepak bola yang tinggi. Itu masalahnya," ujar Ballack.
"Harus ada sebuah integrasi yang dilakukan. Integrasi antara kualitas dari mantan pemain kenamaan dengan pemain-pemain muda di akademi. Ini adalah hal yang krusial menurut saya," tambahnya.
Melihat apa yang diujarkan Ballack ini, memang tak salah dirinya menyukai Bayern. Ada integrasi yang dimaksudkan oleh Ballack terjadi di tubuh Bayern. Terlepas dari kualitas para pemain Die Roten yang mumpuni, pelatih mereka, Jupp Heynckes juga berpengalaman main di level tinggi. Itu adalah modal yang penting karena pengalaman main di level tinggi itu adalah sesuatu yang sulit didapatkan.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, ada satu keunggulan yang masih bisa dibanggakan Bundesliga dari Premier League: pembinaan pemain muda, meski sebenarnya hal ini bisa diperdebatkan seiring dengan Timnas Inggris U-20 yang sukses menjuarai Piala Dunia U-20 2017.