Wedani Jadi Desa Devisa, Produksi Tenun Tembus Arab hingga Somalia

13 September 2023 19:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kunjungan perwakilan Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri dan LPEI ke Desa Devisa Wedani di Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik Jawa Timur, Rabu (13/9/2023).  Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan perwakilan Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri dan LPEI ke Desa Devisa Wedani di Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik Jawa Timur, Rabu (13/9/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Wedani di Kecamatan Cerme Kabutapen Gresik Jawa Timur ditetapkan sebagai Desa Devisa pada November 2021. Desa ini menjadi sentra produksi kain tenun yang memiliki karakteristik unik, dan corak tenun yang lebih bervariatif serta natural karena diproduksi menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
ADVERTISEMENT
Desa Devisa merupakan program pendampingan yang digagas oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indoensia (LPEI)/Indonesia EximBank yang berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas dengan tujuan meningkatkan potensi suatu kawasan yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor.
"Kenapa harus di desa? Kami ingin jemput bola potensi apa yang ada di desa desa, yang kita dorong adalah potensi untuk bisa ekspor," kata Fungsional Ahli Bidang Jasa Konsultasi LPEI, R. Gerald Grisanto S saat kunjungan ke Desa Wedani, Rabu (13/9).
Terdapat sekitar 1.500 orang penenun perempuan memproduksi sarung tenun ATBM yang tergabung dalam kelompok penenun Koperasi Wedani Giri Nata (WGN). Sampai saat ini, Desa Devisa Tenun Gresik memiliki kapasitas produksi mencapai 146.400 lembar sarung per bulan dan telah melakukan indirect export ke beberapa negara seperti Malaysia, Brunei, dan Arab Saudi.
Kunjungan perwakilan Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri dan LPEI ke Desa Devisa Wedani di Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik Jawa Timur, Rabu (13/9/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Dalam kurun waktu 2021 hingga 2022, pendampingan yang diberikan LPEI bersama fasilitator kepada para penenun Desa Wedani melalui program Desa Devisa Gresik antara lain seperti pelatihan manajerial koperasi, pelatihan akutansi keuangan, pelatihan desain dan produk, pelatihan peningkatan kualitas, hingga fasilitasi pameran G20.
ADVERTISEMENT
LPEI mencatat, manfaat yang diperoleh dari Program Desa Devisa di Wedani adalah adanya peningkatan kapasitas produksi sebanyak 14 persen dan penjualan meningkat sebesar 29 persen. "Penjualan selama 2023 mencapai Rp 450 juta," sambungnya.
Tahun ini, LPEI berhasil membantu Desa Devisa Wedani merambah pasar lebih luas lagi, seperti Yaman, Arab Saudi, dan Somalia. "Somalia ini agak unik, kenapa Somalia, masyarakat di Somalia suka pakai sarung," ujarnya.
Semua produk Desa Wedani dengan merek dagang WGN ini, dijual ke luar negeri masih melalui indirect ekspor, alias produk ini dibeli oleh pembeli di dalam negeri untuk kemudian diekspor ke luar. Gerald mengatakan untuk bisa mengekspor secara langsung bukan perkara mudah dan sederhana, untuk itu LPEI hadir memberikan pendampingan dan pelatihan.
ADVERTISEMENT
"Selama dua tahun kenapa masih indirect ekspor karena dalam penyiapan ekspor seperti pendampingan kita siapkan kuantitas, kualitas dan keberlanjutan produk," kata Gerald.
"Indirect itu produk dibeli dan diekspor pembeli. Jadi produknya sudah dikirim ke luar, sudah dapat devisa tapi eskportirnya bukan dari koperasi," pungkas dia.
Peran Pemerintah untuk penguatan UMKM khususnya yang berorientasi ekspor melalui Program Desa Devisa LPEI ini sudah mencapai 412 Desa Devisa yang terbagi dalam lima industri yaitu industri kopi, perikanan dan hasil laut, kakao, rempah, kelapa & produk turunan, fashion batik dan tenun, serta furniture dan home decor.