Wall Street Ditutup Menguat Usai Rilis Laporan Ketenagakerjaan AS

6 Mei 2024 6:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (3/5). Pendorongnya adalah adanya laporan ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan, mendukung alasan penurunan suku bunga Federal Reserve AS.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters Senin (6/5), indeks Dow Jones Industrial Average naik 450,02 poin atau 1,18 persen ke level 38.675,68, S&P 500 naik 63,59 poin atau 1,26 persen ke level 5.127,79 dan Nasdaq Composite naik 315,37 poin atau 1,99 persen menjadi 16.156,33.
Adapun dari 11 sektor utama di S&P 500, kecuali sektor energi, ditutup di wilayah positif, dengan sektor teknologi mencatat persentase kenaikan terbesar sebesar 3,0 persen.
Ketiga saham utama AS membukukan kenaikan yang kuat. Nasdaq yang merupakan perusahaan teknologi memimpin kenaikan sebesar 2 persen yang didorong oleh kenaikan saham Apple setelah pengumuman buyback saham.
Saham Apple terpantau melonjak 6,0 persen, setelah perusahaan tersebut meluncurkan program buyback saham senilai US$ 110 miliar dan melampaui ekspektasi kuartalan.
ADVERTISEMENT
Kemudian saham perusahaan bioteknologi Amgen melonjak 11,8 persen setelah adanya data sementara mengenai obat eksperimental penurun berat badan MariTide dan pendapatan kuartal pertama.
Sementara itu, volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,72 miliar saham dengan rata-rata 11,07 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Ketiga indeks utama Wall Street mencatat kenaikan setelah pasar terdorong oleh pernyataan Gubernur Fed Jerome Powell yang lebih dovish dari perkiraan setelah keputusan suku bunga pada hari Rabu.
Laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan perekonomian AS menambahkan lebih sedikit lapangan kerja dari perkiraan, sementara tingkat pengangguran meningkat lebih tinggi dan pertumbuhan upah secara tak terduga melambat.
Laporan ini sepertinya tepat bagi The Fed karena memberikan tanda-tanda bahwa pasar tenaga kerja sedang melemah, yang menurut Powell perlu untuk menempatkan inflasi pada jalur penurunan yang berkelanjutan.Laporan tersebut juga memberikan jaminan terhadap kesehatan ekonomi AS.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut mendorong investor untuk meningkatkan taruhan bahwa The Fed akan menerapkan penurunan suku bunga pertamanya pada bulan September.
“Narasi investor tetap pada The Fed dan suku bunga, dan laporan ketenagakerjaan yang lemah saat ini menempatkan penurunan suku bunga secara tegas dalam agenda The Fed pada tahun 2024,” kata Greg Bassuk, CEO AXS Investments di New York.
"Dan meskipun lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama tetap menjadi peta jalan, data ekonomi ini diterima dengan hangat oleh investor, Wall Street dan Main Street, di semua sektor," ujarnya.
Pejabat Fed mempertimbangkan data tersebut. Gubernur Fed Michelle Bowman menegaskan kembali kesediaannya untuk menaikkan suku bunga jika kemajuan inflasi berbalik arah.
Sementara Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan laporan ketenagakerjaan meningkatkan keyakinan bahwa perekonomian tidak terlalu panas.
ADVERTISEMENT
“Ingatlah, ini awal bulan Mei kita tidak boleh berpura-pura bahwa tahun ini telah berakhir atau semua hal telah terjadi,” kata Oliver Pursche, wakil presiden senior di Wealthspire Advisors, di New York.
"Tetapi saya tidak berpikir ada pejabat Fed yang benar-benar percaya bahwa kenaikan suku bunga adalah hal yang tepat mengingat kondisi dan data saat ini," ujarnya.