Wacana Vivo Jual BBM RON 90, Pangsa Pasar Pertamina Bakal Tergerus?

12 Oktober 2022 19:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana SPBU Vivo di Pejaten, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana SPBU Vivo di Pejaten, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SPBU swasta PT Vivo Energy Indonesia disebut akan mengeluarkan produk BBM RON 90 atau setara dengan BBM Pertalite. Meski begitu, hingga kini belum ada keputusan resmi dari rencana tersebut.
ADVERTISEMENT
Rencana itu menciptakan kemungkinan pelanggan beralih dari Pertalite kepada produk SPBU Vivo yang berkualitas sama. Terlebih, harga BBM bersubsidi tersebut baru saja naik menjadi Rp 10.000 per liter.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menjelaskan jika Vivo akhirnya meluncurkan produk BBM RON 90 adalah keputusan yang lumrah dan tidak bisa disalahkan.
“Apakah akan menggerus pasar Pertamina? Berapa sih SPBU Vivo? Bisa dihitung jari, paling banyak di Jabodetabek, meskipun menggerus tidak akan signifikan,” ujarnya saat ditemui di Grand Kemang Hotel, Rabu (12/10).
Mamit menambahkan, hal tersebut juga dapat memberikan banyak pilihan masyarakat selain Pertalite dengan kemungkinan harga yang berbeda. Dia menilai, jika harga BBM Vivo lebih murah pun tidak menjadi masalah.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, usai FGD BLU Batu Bara, Rabu (12/10/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
“Vivo lebih murah, kenapa tidak? artinya masyarakat bisa memilih yang sesuai kemampuan keuangan dan sesuai dengan kapasitas kendaraan,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dia menambahkan, BBM milik Vivo termasuk jenis BBM umum (JBU) yang penentuan harganya mengikuti fluktuasi harga minyak internasional berdasarkan formula Kepmen ESDM 62 K/12/MEM/2020.
“Margin pun ditetapkan 10 persen, apakah nanti mengurangi margin dengan posisi Vivo tidak banyak SPBU, biaya distribusinya akan jauh murah, biaya penyimpanan juga jauh lebih murah. Kalau Pertamina, dengan jumlah SPBU yang hampir 30 ribuan di Indonesia, distribusi pasti lebih mahal,” tuturnya.
Dengan demikian, Mamit pun mendukung badan usaha swasta mana pun untuk meluncurkan produk yang mampu bersaing dengan produk-produk yang dibuat pemerintah, dalam hal ini BUMN.
Pertamina pastikan stok Pertalite dan Solar aman. Foto: Pertamina
Adapun soal persaingan kualitas dan efisiensi produk kedua badan usaha tersebut, dia menilai jika pemerintah sebaiknya menguji coba tidak hanya produk Pertamina, tapi juga produk Vivo.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Pengamat energi IRESS, Marwan Batubara, menilai negatif jika ada badan usaha swasta mencoba merebut pasar Pertalite. Menurut dia, Pertamina sebagai BUMN selain mencari keuntungan tapi juga harus menjalankan berbagai penugasan.
“Swasta ini tidak ada kewajiban (penugasan), karena itu saya tetap saja merasa ini bukan sesuatu yang positif jika ada swasta yang dikasih kesempatan untuk jual BBM RON 90,” tuturnya.
Dia memberikan pengecualian jika Vivo diwajibkan membayar kompensasi kepada pemerintah atau Pertamina karena tidak membangun atau berekspansi bisnis ke daerah selain Jabodetabek.
Pertamina pastikan stok Pertalite dan Solar aman. Foto: Pertamina
Hal tersebut karena Pertamina harus menanggung biaya yang mahal untuk memastikan distribusi ke seluruh Indonesia yang berbentuk negara kepulauan terus berjalan. Menurut dia, pasar Pertalite bisa berpotensi tergerus oleh Vivo.
ADVERTISEMENT
“Ini berpotensi mengambil market share-nya Pertamina berkurang dan kemampuan crowd subsidinya turun. Untungnya kan turun untuk ke subsidi ke tempat lain itu berkurang juga," jelas Marwan.
Marwan melanjutkan, konsumen mungkin bisa diuntungkan dengan semakin banyaknya pilihan produk, namun tetap saja Pertamina akan dirugikan karena masih harus jual rugi Pertalite, terutama ke daerah terpencil yang minim akses.
"Karena porsi mereka (Pertamina) di kota-kota itu sudah diambil sebagian oleh perusahaan swasta ini. Ini penting dicatat, bagi konsumen kan mikirnya hanya yang murah tapi soal nasionalisme itu kan nomor sekian," tandas dia.