Untuk Jaga Surplus Neraca Perdagangan, Apa yang Perlu Dilakukan RI?

16 Maret 2024 20:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo II, saat crane membongkar muat peti kemas dari kapal-kapal kargo. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo II, saat crane membongkar muat peti kemas dari kapal-kapal kargo. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Surplus neraca perdagangan Indonesia semakin menurun dari bulan ke bulan. Terakhir, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2024 hanya USD 0,87 miliar. Capaian rekor surplus berturut-turut sejak Mei 2020 terancam kandas.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan banyak hal yang harus dilakukan pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai kementerian yang berwenang mengomandoi perdagangan Indonesia.
Beberapa tantangan yang dicatat Bhima terkait performa ekspor Indonesia adalah terlalu bergantung pada harga komoditas. Februari 2024 nilai ekspor Indonesia turun 5,79 persen secara bulanan menjadi USD 19,31 miliar.
Tantangan kedua adalah perlambatan ekonomi negara-negara importir yang berimbas pada turunnnya permintaan pasar ekspor.
"Artinya pasar tradisional untuk Indonesia tidak bisa terlalu banyak diandalkan. Yang harus dilakukan intilejen pasar, Atase Perdagangan, diplomat yang mengurusi perdagangan internasional untuk mencari celah produk apa, berapa kuantitasnya, siapa calon buyer-nya, bagaimana tantangan logistiknya, dan dilakukan business matching setelah mendapat data dari intelejen pasar tadi," kata Bhima kepada kumparan, Sabtu (16/3).
ADVERTISEMENT
"Itu yang perlu didorong karena kalau hanya andalkan komoditas dan tujuan ekspor pasar tradisional, ekspor kita akan terus memburuk ke depan," tambahnya.
Kementerian Perdagangan menargetkan angka surplus yang lebih kecil di 2024 dibanding 2023.
Kemendag menargetkan surplus neraca perdagangan Indonesia tahun 2024 mencapai USD 31,6 miliar sampai USD 53,4 miliar. Target itu lebih rendah dibanding tahun 2023 yakni USD 38,3 miliar sampai USD 38,5 miliar. Meski, pada 2023 itu realisasinya hanya USD 36,93 miliar.
Tak tercapainya target surplus 2023 itu membuat Kemendag realistis. Sehingga mematok angka USD 31,6 miliar sampai USD 53,4 miliar sebagai target tahun 2024 ini.
"Di tahun 2023 surplus neraca perdagangan kita kan tidak sampai USD 40 miliar. Tentu itu mengacu pada hal yang kita capai di tahun lalu 2023. Jadi saya pikir sangat rasional kita mematok angka tersebut dengan asumsi bahwa kita mencapai angka lebih tinggi dari 2023," ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga usai menutup Raker Kemendag 2024 di Padma Hotel, Semarang, Rabu (21/2).
ADVERTISEMENT
Perlemahan ekonomi global yang menghambat kinerja ekspor Indonesia juga menjadi perhatian Kemendag.
"Teman-teman kan tahu, lembaga internasional seperti IMF kan memprediksi ada keterlambatan ekonomi global. Bahkan ada beberapa yang sebutkan itu pertumbuhannya sekitar 3,7 persen," kata Jerry.