Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Trump Lagi Fokus Batu Bara, RI Mau Salip Kapasitas PLTP AS
14 April 2025 13:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia berniat menyalip total kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Amerika Serikat (AS), yang saat ini merupakan terbesar di dunia. Hal itu menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang kembali menggencarkan produksi batu bara, bukan lagi Energi Baru Terbarukan (EBT).
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiyani Dewi, mengatakan Indonesia punya potensi panas bumi terbesar di dunia, yakni 23,74 gigawatt (GW) di 368 lokasi, atau 40 persen dari total potensi di dunia. Namun, kapasitas terpasang PLTP di Indonesia baru 2,68 GW di akhir 2024, bertengger di nomor dua setelah AS.
Sementara itu, AS punya 25 persen total potensi panas bumi dunia, namun kapasitas terpasang PLTP sudah mencapai 3,6 GW. Eniya optimistis Indonesia bisa menyalip angka tersebut, setidaknya dalam 5 tahun ke depan alias pada tahun 2029.
"Dalam 5 tahun ke depan, jadi sampai kabinet ini, insyaallah bisa 1,1 GW. Mudah-mudahan Amerika juga tidak nambah-nambah, aman gitu ya, dan kita bisa menjadi the top of the world," kata Eniya saat konpers Indonesia International Geothermal Convention dan Exhibition (IIGCE) 2025, Senin (14/4).
Eniya menyebutkan target tersebut akan tertuang dalam peta jalan (roadmap) pengembangan PLTP hingga 2029 yang tengah digodok pemerintah.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga akan merilis Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru untuk periode 2025-2034. Penambahan kapasitas terpasang PLTP ditargetkan bisa mencapai 5,2 GW dalam 10 tahun ke depan.
RUPTL tersebut sudah dalam tahap finalisasi dan diharapkan bisa meluncur 1 bulan mendatang. Dokumen tersebut sudah ditandatangani oleh Menteri BUMN, Menteri Keuangan, dan Menteri ESDM.
"RUPTL yang baru sampai 2034 itu tambahannya 5,2 GW, yang saya sebutkan tadi, sampai dengan 2029 itu 1,1 GW, di mana dalam waktu 5 tahun kita bisa mencapai target (menyalip AS) 3,6 GW," jelasnya.
Eniya berharap dengan kebijakan Trump yang condong kepada energi batu bara, AS tidak akan meningkatkan kapasitas terpasang PLTP dengan masif. Sehingga Indonesia bisa lebih mudah menyalip.
ADVERTISEMENT
"Kalau Amerika ini nanti tidak terlalu bergerak karena mereka juga memutuskan untuk ke batu bara ya mudah-mudahan malah dengan adanya itu, kita bisa menyalip di tikungan," tegas Eniya.