Transaksi RI-China Tak Perlu Lagi Pakai Dolar, Pengusaha Banyak yang Belum Tahu
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, implementasi kebijakan tersebut tentu tidak mudah. Ketua Bidang Perdagangan Apindo, Benny Soetrisno, mengungkapkan banyak pengusaha yang belum mengetahui mengenai LCS.
“Para pengusaha kita importir atau eksportir mungkin belum mengetahui secara detailnya. Ini tentu teman-teman di perbankan mempunyai satu PR yang harus bisa menjelaskan ke para pengusaha bagaimana cara menggunakan LCS ini untuk memaksimalkan perdagangan kita dengan Tiongkok,” kata Benny saat webinar yang digelar BPPP Kemendag, Kamis (5/8).
Benny menjelaskan, mayoritas pelaku ekspor ke China adalah perusahaan komoditas batu bara, kertas, nikel hingga baja. Ia mengakui perdagangan dengan China memang besar dengan dolar AS sebagai mata uang untuk bertransaksi.
“Saya kira perdagangan Tiongkok memang makin hari makin membesar. Sekian besar importir Indonesia adalah importir manufaktur itu bahan baku yang diolah lagi untuk diekspor komponennya ini masih impor dalam US dolar,” ujar Benny.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Benny mendorong Bank Indonesia bisa bergerak dalam mengatasi persoalan tersebut. Sehingga niat transaksi Indonesia dengan China menggunakan Rupiah dan Yuan bisa diimplementasikan secara maksimal.
“Nah agar frame work kerja sama LCS dimanfaatkan secara optimal BI perlu menggali masukan, concern, kendala, serta sekaligus memahami proses-proses praktik penggunaan LCS yang terjadi saat ini dari pelaku pasar,” tutur Benny.