Tol Japek Naik Termahal Rp 54 Ribu, Jasa Marga: Ada Penambahan Jalur

21 Maret 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kendaraan pemudik melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek di Kabupaten Karawang , Jawa Barat, Sabtu (23/12/2023). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan pemudik melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek di Kabupaten Karawang , Jawa Barat, Sabtu (23/12/2023). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
PT Jasamarga Transjawa Tol atau anak usaha Jasa Marga sejak 9 Maret 2024 lalu telah melakukan penyesuaian tarif Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Tol Japek) dan Jalan Layang MBZ. Penyesuaian tarif terbesar berada pada tol Jakarta IC-Cikampek di Golongan V senilai Rp 54.000.
ADVERTISEMENT
Kenaikan tarif ini mendapat keluhan dari masyarakat. Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, mengatakan kenaikan tarif itu sudah sesuai regulasi di mana setiap 2 tahun sekali dilakukan penyesuaian tarif melihat perkembangan inflasi.
"Kenapa nilainya lebih tinggi karena memang ada beberapa hal yang kami lakukan di sana seperti penambahan lingkup, penambahan lajur, terus ada beberapa yang kami tambahkan sesuai koordinasi regulator, BPJT," kata Lisye saat ditemui di kantornya, Kamis (21/3).
Adapun PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) telah melakukan penambahan lajur pada Tol Japek dan menyediakan fasilitas Emergency Parking Bay di Jalan Layang MBZ.
"Jadi setelah dievaluasi perhitungkan juga dengan berbagai pihak terkait, muncul angka itu (penyesuaian tarif)," kata Lisye.
ADVERTISEMENT
Lisye menambahkan, dalam iklim investasi di industri jalan tol ada yang namanya pengembalian investasi. Dia menjelaskan, Badan Usaha Jalan Tol dalam membangun proyek tol menggunakan pinjaman.
"Kenapa jalan tol dibangun karena pembangunannya bukan dari anggaran pemerintah, tapi investasi di mana Jasa Marga sendiri itu modal 30, 70 pinjaman. Di sini kan semua sifatnya investasi, tidak hanya Jasa Marga, tapi pihak swasta semuanya dananya dari investasi," ujarnya.
"Jadi dalam skemanya untuk pengembalian investasi perlu dilakukan penyesuaian tarif setiap 2 tahun sekali berdasarkan akumulasi inflasi di wilayah tersebut," sambung Lisye.
Sebelumnya, banyak warga protes kenaikan tarif Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Alasannya beragam, salah satunya ada yang tak terima karena kenaikan tarif tak dibarengi perbaikan fasilitas sarana prasarana. Kritik netizen itu membanjiri kolom komentar akun Instagram resmi Jasa Marga yang mengunggah tarif terbaru Tol Japek.
ADVERTISEMENT
"Jalannya tolong dibagusin juga dong om, aspal banyak yang bergelombang. Jangan cuma naik doang tapi fasilitas serta sarana prasarana makin ditingkatkan," tulis akun Instagram @haditsairlangga.
Keluhan yang sama disuarakan akun Instagram lain. Dia juga menyinggung soal pelayanan petugas jalan tol dan kemacetan di exit tol Japek.
"Gua pengguna Japek tiap hari pp. Minimal aspal mulus bukan tambelan, rest area 19B diperbesar, kantong parkirnya masih banyak tanah liat, eh iya lupa struk tol harus ready terus. Petugas dibanyakin bagaimana caranya exit barat enggak bikin macet dan ganggu jalur 3 dan 4. Km 10 jalur cepat diberesin tuh masa aspalnya kaga ada, kalo hujan jadi genangan ngerusak kaki-kaki mobil, semoga dibaca ya," tulis akun @rbnzskmna.
ADVERTISEMENT