Timnas AMIN: 40 Kota Butuh Bus Listrik, Kalau Jakarta Beli Harganya Selangit

10 Januari 2024 16:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi Peluncuran bus listrik dari PT Bianglala Metropolitan di Depo Bus Bianglala Metropolitan, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (23/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Peluncuran bus listrik dari PT Bianglala Metropolitan di Depo Bus Bianglala Metropolitan, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (23/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerataan 40 kota yang setara dengan Jakarta menjadi program pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan dan Gus Muhaimin alias Cak Imin. Pemerataan tersebut dilengkapi dengan transportasi publik termasuk bus listrik.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Dewan Pakar Timnas AMIN, Wijayanto Samirin, mengatakan raksasa kendaraan listrik asal China yaitu BYD akan memberikan harga yang mahal bagi bus yang beroperasional di Jakarta. Harga tersebut dianggap lebih mahal dibandingkan di 40 kota pemerataan.
“Kalau 40 kota semuanya membutuhkan bus listrik, pasti pengembangan bus listrik ekosistem di Indonesia akan bertumbuh. Berbeda kalau yang hanya beli Jakarta 300-400 unit, BYD kasih harga selangit,” ujar Wijayanto dalam konferensi pers dialog capres Kadin di Djakarta Theater, Rabu (10/1).
Wijayanto menekankan penggunaan transportasi publik menjadi solusi mengurangi subsidi BBM. Transportasi umum yang memfasilitasi 40 kota adalah bus listrik yang menggunakan sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Wijayanto Samirin. Foto: Twitter/@Wija_Samirin
“Kalau semua kota mempunyai rencana yang sama dan dikoordinasi dan package deal. Tidak hanya harganya murah, tapi ekosistemnya akan dipindah ke indonesia,” imbuh Wijayanto.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai negara, rata-rata pemerintah mengeluarkan subsidi BBM 12 kali lebih besar dibandingkan untuk EBT. Wijayanto bilang angka subsidi BBM di Indonesia lebih besar di atas 12 kali. Timnas AMIN akan memperbaiki alokasi subsidi.
“Subsidi kepada BBM kita tetap, tetapi subsidi non fossil fuel atau EBT itu akan kita tingkatkan,” tutur Komisaris Independen PT Indosat Tbk itu.
Wijayanto menyebut pihaknya menunggu harga investasi solar panel yang semakin turun. Sehingga, solar panel bisa menjadi alternatif secara pendanaan.
“Dalam visi misi AMIN kita punya target bauran energi untuk EBT itu 23 persen di tahun 2029. Memang sedikit lebih mundur dari target pemerintah karena kita memang mengharapkan target itu ya realistis,” tutur Wijayanto.
ADVERTISEMENT