Terseret Investasi Jiwasraya, Saham Kresna Terpuruk Sejak Awal Tahun

29 Mei 2020 18:53 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) merayakan Sweet Seventeen alias 17 tahun sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Selfy Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) merayakan Sweet Seventeen alias 17 tahun sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Selfy Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) membeberkan alasan tren penurunan saham yang terjadi beberapa bulan ini. Penurunan saham bahkan mencapai 86,2 persen (ytd) di harga Rp 68 per saham.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Kresna Graha Investama, Michael Steven mengatakan, perusahaan sebetulnya masih mencatatkan fundamental yang kuat. Bahkan tertinggi sepanjang sejarah.
Pendapatan perusahaan teknologi dan digital tersebut, tercatat melonjak sebesar 61 persen (yoy) menjadi Rp 11,6 triliun di sepanjang 2019. Sementara, pada 2018 sebesar Rp 7,2 triliun.
Namun, Michael mengatakan, merosotnya saham KREN disebabkan oleh sentimen negatif hingga merugikan nama baik perusahaannya. Baik global maupun nasional.
"Di level emiten tak ada masalah, malah kami mencatatkan pendapatan tertinggi selama delapan tahun terakhir. Saham kami turun karena adanya sentimen global dan berita hoaks yang beredar," ujar Michael dalam public expose insidentil perseroan secara online, Jumat (29/5).
Kantor Pusat Jiwasraya, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Ia menjelaskan, dari sentimen global, pandemi COVID-19 membuat investor asing berbondong-bondong menjual saham mereka. Sebab, mereka membutuhkan uang untuk direpatriasi ke negara masing-masing. Sementara, sentimen negatif di level nasional termasuk berkaitan dengan Jiwasraya yang menurutnya tidak benar.
ADVERTISEMENT
"Dari dalam negeri, di awal krisis kami kena hoaks terkait dengan Jiwasraya. Berita ini sudah diklarifikasi OJK, tapi hoaks-nya jadi kenyataan. Akhirnya orang mulai ragu karena ini dalam masa krisis," tegasnya.
Kontributor terbesar pendapatan KREN tercatat berasal dari segmen teknologi dan digital, yang menyumbang 95,5 persen dari total pendapatan pada tahun 2019, dibandingkan dengan 88,2 persen pada tahun sebelumnya.
Pendapatan KREN dari segmen teknologi dan digital pun membukukan peningkatan 74,4 persen (yoy), naik dari Rp 6,4 triliun pada 2018 menjadi Rp 11,1 triliun pada 2019.
Laba operasi dari segmen ini mencatatkan pertumbuhan 48,8 persen (yoy), melonjak dari Rp 96,8 miliar pada 2018 menjadi Rp 144,1 miliar pada 2019. Sementara, segmen finansial dan investasi mencatat penurunan 40,5 persen (yoy) dan 57,1 persen (yoy), menjadi Rp 447,1 miliar dan Rp 216,1 miliar.
ADVERTISEMENT