Tekanan Terhadap Rupiah Belum Selesai, Masih Berlanjut hingga 2019

23 November 2018 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer di Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer di Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah memproyeksi tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih akan berlanjut hingga tahun depan, meskipun saat ini kurs rupiah mulai menguat terhadap dolar Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah hari ini mencapai Rp 14.552 per dolar AS, menguat dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level Rp 14.592 per dolar AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, tekanan terhadap rupiah masih terus berlangsung selama masih ada ketegangan perdagangan, normalisasi kebijakan Bank Sentral AS, dan perkembangan global lainnya.
"Ya dari dulu juga masih tetap (tekanan rupiah), karena masih ada perang dagang, normalisasi di AS, macam-macam masih ada. Harga dari komoditas juga berubah-ubah, jangan bermimpi ini sudah selesai, tidak ada," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (23/11).
Untuk itu, pemerintah menekankan pentingnya suatu negara menjaga dari tekanan tersebut. Darmin mengatakan, beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah juga sebagai bentuk untuk menjaga dari tekanan.
ADVERTISEMENT
Namun Paket Kebijakan Ekonomi XVI yang baru saja dikeluarkan pemerintah tersbeut utamanya bertujuan untuk mendorong transaksi modal dan finansial yang diharapkan dapat mengimbangi defisit transaski berjalan atau current account deficit (CAD).
"Transaksi modal dan finansial kalau tidak masuk modal jangka pendek, tidak ada yang mengimbangi defisitnya. Jadi jangan dilihat ini (kebijakan) akan bisa memperbaiki CAD langsung, CAD itu bertahun-tahun memperbaikinya," katanya.
Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut juga dikeluarkan untuk menambah kepercayaan market, sehingga modal asing bisa terus mengalir ke Tanah Air.
"Sehingga kurs mulai normal, menguat, pelan-pelan. Enggak mungkin sekaligus masuk kalau tidak ada yang dilakukan," ujarnya.