Tantangan Industri Furnitur: Pasar Lesu, Teknologi Belum Merata

9 Mei 2023 18:35 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspor perdana furnitur asal Jawa Tengah ke Swiss. Foto: Dok. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Ekspor perdana furnitur asal Jawa Tengah ke Swiss. Foto: Dok. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri furnitur tengah dihadapkan masalah kian lesunya permintaan. Direktur Jenderal Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, menyebut hal ini disebabkan pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang lesu.
ADVERTISEMENT
Kemenperin mencatat, industri furnitur menyumbang 1,3 persen dalam perekonomian dengan nilai ekspor USD 2,47 miliar di 2022. Angka ini turun 2 persen dibandingkan 2021.
Ada sejumlah tantangan dalam industri furnitur. Pertama, permasalahan logistik terkait rantai pasok ketersediaan bahan baku. Kedua, soal teknologi dan sumber daya manusia (SDM).
"Teknologi di industri furnitur dan kerajinan masih belum terjangkau secara merata," ujarnya dalam acara Launching IFFINA 2023 di Kemenperin, Jakarta Selatan, Selasa (9/5).
Kemenperin tengah berkoordinasi dengan Perum Perhutani untuk menjamin kebutuhan pokok industri furnitur. Menjawab tantangan SDM, Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah telah dibangun.
”Kurikulumnya lebih banyak praktik ketimbang teori. Sekitar 30 persen teori dan 70 persen praktik,” kata Putu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Kemenperin melakukan restrukturisasi permesinan untuk mengatasi tantangan kebutuhan teknologi industri furnitur. Dalam hal ini, sejumlah insentif diberikan bagi industri furnitur yang ingin meremajakan atau memperbaharui mesin produksi.