Sri Mulyani: Utang Bukan Sesuatu yang Najis

23 Januari 2019 21:21 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 di Gedung Kementrian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/12). 
 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 di Gedung Kementrian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah menegaskan utang akan selalu digunakan untuk kegiatan produktif, dilakukan secara teliti, dan hati-hati. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menuturkan, utang bukanlah suatu hal yang najis.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Sri Mulyani di depan sejumlah tamu undangan saat menghadiri rapat kerja nasional Kementerian Agama yang digelar di Hotel ShangriLa Jakarta, Rabu (23/1).
Dalam acara tersebut, Sri Mulyani menjelaskan bahwa instrumen utang bisa digunakan untuk membangun gedung sekolah atau kuliah. Menurut dia, tanpa utang pemerintah tak akan mampu membangun sejumlah gedung tersebut.
"Berapa rektor atau pengurus IAIN (Institut Agama Islam negeri) di sini? Berapa kampusnya yang dibangun oleh uang negara? Berapa banyak kampusnya yang dibangun dari surat berharga?" kata Sri Mulyani.
Para tamu hadirin yang datang pun serentak menjawab "semua, bu."
Selanjutnya Sri Mulyani pun menjelaskan, instrumen surat berharga tersebut termasuk dalam utang, mulai dari Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk.
ADVERTISEMENT
"Itu adalah instrumen utang. Jadi saya mengatakan utang bukan sesuatu yang najis itu," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani sempat berguyon dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Dia mengaku ingat betul saat pembukaan acara beasiswa santri beberapa waktu lalu, ada salah seorang siswa yang membaca Al-Quran surat Al-Baqarah mengenai utang.
Petugas Bank menyiapkan uang kertas rupiah untuk ATM dan kantor cabang di Jakarta. (Foto: AFP PHOTO / Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Bank menyiapkan uang kertas rupiah untuk ATM dan kantor cabang di Jakarta. (Foto: AFP PHOTO / Bay Ismoyo)
"Pak Lukman ingat enggak waktu itu kita bikin acara beasiswa untuk santri, ada yang ngaji bagus banget, bacanya surat Al-Baqarah ayat berapa itu?" tuturnya.
"Pak Lukman pasti lupa. Tapi saya masih ingat. Itu Al-Baqarah yang isinya mengenai utang. Mencatatlah utang secara teliti dan hati-hati. Saya lakukan itu. Kalau saya enggak lakukan itu saya enggak mungkin jadi Menteri Keuangan terbaik di dunia, enggak mungkin," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Adapun total utang pemerintah pusat selama 2018 mencapai Rp 4.418,3 triliun. Angka itu meningkat 10,59 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama atau sepanjang 2017 yang sebesar Rp 3.995,2 triliun.
Beradasrkan data resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu (23/1), total utang tersebut terdiri dari pinjaman sebesar Rp 805,62 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 3.612,69 triliun.
Dengan produk domestik bruto (PDB) selama tahun lalu sebesar Rp 14.735,85 triliun, maka rasio utang pemerintah sebesar 29,98 persen terhadap PDB.