Sri Mulyani: Anggaran Subsidi Energi Bisa Salip Anggaran Pendidikan

25 Agustus 2022 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara Women in Fintech di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Kamis (11/8).  Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara Women in Fintech di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Kamis (11/8). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut anggaran subsidi kemungkinan akan melebihi Rp 502 triliun, jika volume konsumsinya terus meningkat.
ADVERTISEMENT
"Anggaran subsidi BBM sudah mencapai Rp 502 triliun dan kemungkinan melebihi kalau konsumsi BBM terus meningkat," ungkap Menkeu dalam Kuliah Umum Universitas Negeri Jakarta, Kamis (25/8)
Bahkan, dirinya menilai pemerintah harus menggelontorkan anggaran tambahan sebesar Rp 198 triliun jika harga BBM bersubsidi tersebut tidak dinaikkan.
“Ini sudah bersaing dengan anggaran pendidikan yang sebesar Rp 574,9 triliun, kemungkinan akan tersalip dengan anggaran subsidi energi,” tandasnya.
Harga Jual BBM Bebani APBN
Tingginya harga minyak mentah dunia, kata Luhut, menimbulkan gap harga keekonomian dengan harga jual Pertalite dan Solar. Alhasil, APBN menanggung pembengkakan beban subsidi hingga mencapai Rp 502 triliun.
Angka ini, dinilai bisa membengkak hingga Rp 550 triliun sampai akhir tahun jika pemerintah tidak menaikkan harga Pertalite dan Solar.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah masih menghitung beberapa skenario penyesuaian subsidi dan kompensasi energi dengan memperhatikan dampaknya pada masyarakat," ujar Luhut dalam keterangannya pada Minggu (21/8).
Saat ini, Pertalite masih dijual Rp 7.650 per liter. Menurut Luhut, harga tersebut merupakan yang paling murah di kawasan Asia Tenggara. Terlebih, harga minyak dunia sudah di level USD 90-100 per barel, jauh dari asumsi dalam APBN USD 63 per barel.
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menghitung harga ideal bagi BBM subsidi yang direncanakan akan naik tersebut. Untuk Pertalite, harganya yaitu Rp 10.000 per liter, sementara Solar bisa dipatok seharga Rp 8.500 per liter.