Soal Pabrik Biodiesel Jhonlin Group yang Diresmikan Jokowi

22 Oktober 2021 7:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi resmikan Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya di Kalsel. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi resmikan Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya di Kalsel. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pabrik biodiesel milik Jhonlin Group di Kalimantan Selatan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Jhonlin Group sendiri diketahui merupakan bendera kelompok usaha milik Andi Syamsuddin Arsyad atau yang dikenal sebagai Haji Isam.
ADVERTISEMENT
Sehingga tidak hanya momen peresmian pabrik biodiesel saja yang menarik. Namun, kedekatan Jokowi dan Haji Isam saat peresmian tersebut tidak kalah menyita perhatian.
Berikut ini selengkapnya mengenai pabrik biodiesel Jhonlin Group yang diresmikan Jokowi:

Jhonlin Group Pemilik Pabrik Biodiesel

Dibangun dengan investasi Rp 2 triliun, pabrikbiodiesel milik PT Jhonlin Argo Raya di bawah Jhonlin Group ini mulai berproduksi pada Oktober 2021. Rencana peresmian oleh Presiden Jokowi, sudah disiapkan sejak Juli 2021 lalu.
Seperti dilansir Antara, saat itu Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar sudah melakukan peninjauan lokasi pabrik, sebagai persiapan peresmian yang berlangsung Kamis (21/10) hari ini.
Direktur PT Jhonlin Agro Raya (JAR), Zafrinal Lubis, menjelaskan investasi sebesar Rp 2 triliun terbagi dua. Yakni Rp 1 triliun untuk pembangunan pabrik beserta prasarana pabrik, serta Rp 1 triliun untuk pembangunan jety atau pelabuhan.
Jokowi resmikan Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya di Kalsel. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Pabrik yang menempati lahan seluas 6 hektar itu, akan memproduksi biodiesel dan juga minyak goreng, dengan kapasitas produksi 60 ton per jam. Dengan kapasitas produksi sebesar itu, diperlukan pasokan 1.600 ton per hari tandan buah segar (TBS) sawit.
ADVERTISEMENT
Pasokan sawit sebanyak itu, sekitar 30 persen akan diperoleh dari petani lokal. Sisanya dipasok berupa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari luar daerah.
Menurut Zafrinal, pabrik biodiesel tersebut merupakan yang terbesar dari empat pabrik lainnya yang ada di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan juga Sulawesi. "Adapun pasar hasil produksi biodiesel nantinya akan diserap Pertamina," katanya.
Sementara itu, Jhonlin Group sendiri diketahui merupakan bendera kelompok usaha milik Andi Syamsuddin Arsyad atau yang dikenal sebagai Haji Isam. Nama Haji Isam, pernah menjadi Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 lalu.
Tak heran jika Jokowi dan Haji Isam punya hubungan dekat. Sebelum meresmikan pabrik biodiesel milik Jhonlin Group kali ini, Presiden Jokowi juga meresmikan pabrik gula dan perkebunan tebu milik PT Prima Alam Gemilang (PAG).
ADVERTISEMENT
Pabrik gula di Bombana, Sulawesi Tenggara itu, adalah anak perusahaan PT Jhonlin Batu Mandiri yang juga bagian dari sayap bisnis Jhonlin Group milik Haji Isam.
Pabrik Biodiesel Haji Isam Diresmikan Jokowi, Begini Kedekatan Mereka Berdua
Jokowi resmikan Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya di Kalsel. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Haji Isam hadir dalam peresmian pabrik biodiesel yang dilakukan Presiden Jokowi. Ia ikut menemani Presiden Jokowi melihat area sekitar pabrik, bahkan menyopiri Jokowi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Mensesneg Pratikno.
Saat peresmian, Haji Isam duduk di barisan tamu kehormatan, di samping Presiden Jokowi. Nama Haji Isam disebut saat Jokowi menyampaikan sambutan.
Jokowi pun mengapresiasi PT Jhonlin Group yang telah membangun pabrik biodiesel dalam rangka industrialisasi CPO ke biodiesel, sehingga dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar dan menciptakan produk-produk turunan dari CPO.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh PT Jhonlin group dalam mengubah dari CPO menjadi biodiesel 30,” ucap Jokowi.
Menurut Jokowi, pilihan untuk memperkuat biodiesel sangat strategis ke depan. Pertama meningkatkan ketahanan energi nasional, kemudian menekan besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor solar.
Artinya, kalau Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel, dijadikan campuran menjadi solar, impor akan turun drastis.